Dengan munculnya kendaraan otonom (AV), urgensi untuk mengatasi masalah keamanan siber dan privasi data semakin kuat. Kendaraan otonom menggunakan kombinasi sensor, kecerdasan buatan (AI), dan sistem komunikasi untuk menavigasi lingkungannya. Namun, bahkan di era teknologi pintar yang semakin menjamur, hal ini meningkatkan risiko peretas dan ancaman online yang mungkin dihadapi sistem tersebut, produsen mobil tidak bisa begitu saja meluncurkan sistem berbasis aplikasi pintar tanpa berpikir panjang. Mengatasi masalah keamanan siber dan privasi data kendaraan otonom adalah kunci untuk keselamatan publik dan kepercayaan konsumen.
Risiko Keamanan Siber pada Kendaraan Otonom
Kendaraan otonom sangat terhubung, sering kali berkomunikasi dengan kendaraan lain, infrastruktur, dan sistem berbasis cloud. Konektivitas ini membuat AV terpapar pada berbagai risiko keamanan siber, termasuk potensi peretasan dan akses yang tidak sah.
sumber: linkedin.com |
1. Kerentanan Komunikasi Kendaraan-ke-Segala Sesuatu (V2X)
Kendaraan ke segala sesuatu (V2X) memungkinkan AV mengirim data waktu nyata ke segala sesuatu yang berada dalam jarak dekat, termasuk operator manusia, kendaraan lain, lampu lalu lintas, dan sensor di jalan. Namun, keterhubungan ini memiliki peluang untuk serangan keamanan siber. Komunikasi V2X juga dapat dimanipulasi oleh peretas untuk mengubah arus lalu lintas, merekayasa kecelakaan, atau membahayakan fitur keselamatan kendaraan. Enkripsi dan pemantauan protokol V2X sangat penting untuk memastikan komunikasi V2X yang aman.
2. Ancaman Peretasan Jarak Jauh
Perangkat lunak menggerakkan kendaraan swakemudi, mengendalikan segala sesuatu mulai dari kemudi, pengereman, hingga navigasi. Jika perangkat lunak ini tidak diamankan dengan baik, penyerang jarak jauh dapat mengambil alih sistem ini. Pada awal tahun 2015, para peneliti keamanan siber mampu mengendalikan Jeep Cherokee dari jarak jauh, yang menunjukkan keseriusan risiko ini. Pertahanan terbaik terhadap peretasan jarak jauh adalah pembaruan perangkat lunak secara teratur, autentikasi yang kuat, dan sistem deteksi intrusi.
3. Kerentanan Rantai Pasokan
Hal ini membuat sistem AV menjadi kompleks dengan banyaknya vendor pihak ketiga yang memasok komponen perangkat keras dan perangkat lunak. Celah apa pun dalam rantai pasokan dapat menimbulkan kerentanan. Kode berbahaya dapat disematkan selama proses produksi atau melalui pembaruan perangkat lunak. Hal-hal seperti melakukan audit keamanan dan memastikan bahwa semua mitra mengikuti praktik terbaik keamanan siber dapat membantu mengatasi risiko rantai pasokan.
Tantangan Privasi Data pada Kendaraan Otonom
Kendaraan otonom mengumpulkan dan memproses data dalam jumlah besar agar dapat beroperasi dengan aman dan efisien. Data ini mencakup riwayat lokasi, biometrik penumpang, dan pola perilaku. Tanpa perlindungan privasi yang memadai, informasi sensitif ini dapat dieksploitasi atau disalahgunakan.
1. Pengumpulan dan Penggunaan Data Pribadi
Namun, data tersebut menceritakan kisah yang lebih kaya karena data pribadi mendukung AV untuk memberikan pengalaman pengguna yang berkualitas tinggi dan adaptif. Data tersebut dapat mencakup apa saja, mulai dari pelacakan lokasi secara real-time, kebiasaan mengemudi, hingga rekaman suara. Tanpa peraturan, data Anda dapat dijual atau disalahgunakan oleh perusahaan. Penting untuk memastikan privasi dengan menerapkan kebijakan pengumpulan data yang transparan dan memberikan kontrol kepada pengguna atas data mereka.
2. Risiko Pelanggaran Data
Kendaraan otonom terhubung ke sistem berbasis cloud untuk penyimpanan dan pemrosesan data. Pembobolan data dapat mengekspos informasi pengguna yang sensitif, yang mengarah pada pencurian identitas atau aktivitas berbahaya lainnya. Menerapkan protokol enkripsi yang kuat, audit keamanan rutin, dan otentikasi multi-faktor merupakan langkah penting untuk melindungi dari pembobolan data.
3. Tantangan Kepatuhan terhadap Peraturan
Berbagai pemerintah memiliki ambang batas yang berbeda untuk privasi data dan keamanan siber. Produsen kendaraan otonom perlu memahami kerangka kerja hukum yang kompleks ini, sekaligus memastikan kepatuhan terhadap peraturan seperti Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) dan Undang-Undang Privasi Konsumen California (CCPA). Pengembangan peraturan global yang terstandardisasi, ditambah dengan penerapannya yang konsisten di seluruh yurisdiksi, sangat penting untuk mengurangi tantangan kepatuhan.
Mengatasi Masalah Keamanan Siber dan Privasi Data
Untuk mengurangi risiko keamanan siber dan privasi data pada kendaraan otonom, diperlukan pendekatan multi-segi yang melibatkan kolaborasi industri, inovasi teknologi, dan pengawasan regulasi.
1. Kerangka Kerja Keamanan Tingkat Lanjut
Mengadopsi kerangka kerja keamanan siber tingkat lanjut, misalnya, pedoman National Institute of Standards and Technology (NIST). Ini juga mencakup praktik terbaik untuk protokol respons insiden AV, penilaian risiko, dan ambang batas risiko untuk potensi kerentanan AV dan ancaman siber.
2. Minimalisasi dan Anonimisasi Data
Mengumpulkan data sesedikit mungkin dan menganonimkan informasi sensitif akan mengurangi risiko privasi. Pengumpulan data harus dibatasi pada apa yang diperlukan untuk pengoperasian kendaraan, dan data pribadi harus dianonimkan untuk memastikan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi seseorang jika data tersebut dilanggar.
3. Kolaborasi dan Berbagi Informasi
Tanggapan krisis membutuhkan kemitraan antara pemerintah dan swasta. Kolaborasi untuk Kebaikan Bersama: Berbagi Informasi Intelijen Ancaman dan Praktik TerbaikKerja Sama Keamanan Siber yang Sadar Industri Menetapkan standar keamanan di seluruh industri dapat membantu memastikan pendekatan terpadu untuk keamanan AV.
Kesimpulan
Seiring dengan berkembangnya kendaraan otonom, begitu pula dengan masalah keamanan siber dan privasi data yang akan mereka hadapi. Mitigasi masalah ini dengan pendekatan proaktif melalui arsitektur keamanan canggih, kebijakan perlindungan data yang kuat, dan upaya kolektif akan sangat penting dalam membangun kepercayaan publik serta memastikan penyebaran kendaraan tersebut di lanskap sosial. Dengan strategi yang tepat, janji mobilitas otonom dapat diwujudkan dengan tetap menjaga privasi dan keamanan individu.
Kembali ke>>>> Evolusi Kendaraan Otonom