Di dunia yang semakin digital, teknologi biometrik dengan cepat menyatu dengan cara kita mengautentikasi identitas kita, cara kita mengakses layanan dan cara kita melindungi data pribadi kita.” Memang, biometrik memberikan kemudahan penggunaan dan keamanan yang tak tertandingi, mulai dari membuka kunci ponsel pintar dengan pengenalan wajah hingga mengakses rekening bank melalui sidik jari atau korelasi suara. Namun, menurut kami, pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penting seputar privasi dan etika yang perlu dicermati.
Apa yang dimaksud dengan Data Biometrik?
Data biometrik adalah ciri-ciri fisik atau perilaku unik yang digunakan untuk menentukan siapa Anda. Contohnya adalah sidik jari, karakteristik wajah, pola pada iris mata, identifikasi suara, dan bahkan karakteristik perilaku seperti gaya berjalan atau pola mengetik. Pada saat yang sama, pengidentifikasi semacam itu dianggap sangat sensitif - karena tidak seperti, misalnya, kata sandi atau apa yang tercetak di kartu identitas, data tersebut merupakan bagian integral dari manusia, dan tidak dapat diubah jika disalahgunakan.
![]() |
sumber: linkedin.com |
Masalah Privasi
Privasi data biometrik adalah masalah utama yang pertama. Data biometrik lebih permanen daripada pengenal tradisional. Tidak seperti kata sandi atau informasi pengenal pribadi, jika sidik jari atau pemindaian wajah bocor atau dicuri, tidak ada cara bagi orang tersebut untuk menggantinya begitu saja. Keabadian ini membuat biometrik menjadi target yang menarik bagi para peretas dan menimbulkan kekhawatiran akan pembobolan data.
Selain itu, banyak pengguna tidak tahu di mana data biometrik mereka disimpan atau siapa yang bisa mendapatkan akses. Perusahaan lain menyimpan data secara lokal di perangkat, sementara beberapa disimpan di cloud, yang rentan terhadap serangan siber. Ada juga kekhawatiran mengenai penggunaan sekunder data informasi biometrik yang dikumpulkan untuk satu alasan yang dapat digunakan untuk pengawasan, pemasaran, atau bahkan diskriminasi tanpa izin pengguna.
Pertimbangan Etis
Implikasi etis dari penggunaan data biometrik jauh melampaui privasi. Persetujuan adalah masalah yang sangat penting. Sering kali orang tidak tahu apa yang mereka setujui ketika mereka menyetujui pemindaian biometrik. Memang ada beberapa contoh data biometrik yang dibagikan tanpa persetujuan, seperti ketika sistem pengenal wajah digunakan untuk mengawasi orang-orang di ruang publik.
Bias adalah masalah etika besar lainnya. Beberapa sistem biometrik, terutama pengenalan wajah, terbukti kurang akurat dalam mengidentifikasi individu dari beberapa etnis, usia, atau jenis kelamin, demikian hasil penelitian. Bias semacam itu dapat mengakibatkan identifikasi yang keliru atau kelalaian, yang secara tidak proporsional berdampak pada masyarakat yang terpinggirkan dan menimbulkan pertanyaan etis dan edukatif tentang keadilan dan kesetaraan.
Ada juga pertanyaan tentang otonomi. Konsekuensi dari hal ini di tempat kerja (atau sekolah) adalah bahwa orang dapat merasa seperti diawasi, dan bahwa perusahaan (atau sekolah) mengendalikan apa yang terjadi pada data mereka. Terlalu banyak pengawasan dapat berdampak pada cara orang bertindak, baik pengawasan yang berasal dari negara maupun perusahaan swasta, dan dapat mengurangi kebebasan mereka dalam prosesnya.
Peraturan dan Praktik Terbaik
Pemerintah dan organisasi mulai mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa menganggap data biometrik sebagai kategori data khusus yang harus ditangani dengan hati-hati dan memerlukan persetujuan eksplisit. Negara-negara termasuk Kanada dan India telah menyusun kerangka hukum untuk mengatur sistem biometrik, tetapi kebijakannya sangat bervariasi dalam hal cakupan dan penegakannya.
Organisasi didorong untuk mengadopsi praktik terbaik seperti mendapatkan persetujuan, mengenkripsi dan mengamankan data biometrik, dan membatasi jumlah data biometrik yang dikumpulkan. Transparansi adalah kunci utama, pengguna harus mengetahui data apa yang dikumpulkan, bagaimana data tersebut akan digunakan, dan berapa lama data tersebut akan disimpan.
Kesimpulan
Penggunaan teknologi biometrik akan berkembang dan dimasukkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat memberikan keuntungan yang sangat besar dalam hal keamanan, kenyamanan, dan personalisasi. Namun tanpa adanya pedoman etika yang kuat dan perlindungan privasi, risikonya bisa jadi jauh lebih besar daripada manfaatnya.
Kita harus belajar dari masa lalu, mengimbangi masa kini, sambil tetap manusiawi dalam kemajuan masyarakat yang tidak pernah berhenti. Bagaimanapun juga, data biometrik pada dasarnya terkait dengan identitas kita. Melindunginya bukan hanya tantangan teknis, tetapi juga masalah etika, kepercayaan, dan martabat manusia.
Kembali ke>>>> Bagaimana Teknologi Biometrik Meningkatkan Keamanan Mobil