Seiring dengan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik (EV), mengetahui elemen-elemen yang memengaruhi kesehatan baterai sangatlah penting bagi produsen dan konsumen. Suhu adalah salah satu pendorong terbesar masa pakai dan kinerja baterai EV. Suhu yang ekstrem, baik pada kisaran panas atau dingin, dapat mengurangi kapasitas baterai, menyebabkan berkurangnya efisiensi dan pada akhirnya, memperpendek masa pakai baterai. Artikel ini membahas bagaimana suhu memengaruhi baterai EV, risiko yang terkait dengan suhu ekstrem, dan praktik terbaik untuk menjaga kesehatan baterai.
Memahami Kimia Baterai Lithium-Ion
Baterai lithium-ion (Li-ion) adalah jenis yang paling umum digunakan pada kendaraan listrik kontemporer karena kepadatan energinya yang tinggi, masa pakai yang lama, dan tingkat pengosongan sendiri yang relatif rendah. Baterai ini bekerja dengan mentransfer ion lithium bolak-balik antara elektroda positif dan negatif saat diisi dan dikosongkan. Suhu merupakan faktor kunci apakah proses ini membutuhkan sedikit atau banyak energi.
![]() |
sumber: depositphotos.com |
Baterai Lithium Iron bekerja paling baik antara 20C dan 30C (68F hingga 86F) Pada kisaran ini, reaksi kimia di dalam baterai paling efisien sehingga memberikan kinerja optimal selama penggunaan. Kerusakan baterai akan semakin cepat jika suhu di luar kisaran yang nyaman ini.
Dampak Suhu Tinggi pada Baterai EV
Dengan kata lain, saat suhu naik, hal ini sangat buruk bagi baterai EV. Ketika suhu melebihi 40°C (104°F), elektrolit di dalam baterai dapat mulai rusak. Penguraian kimiawi ini mengurangi kapasitas baterai untuk mengisi daya dan meningkatkan risiko pelarian termal, suatu kondisi di mana perangkat menjadi terlalu panas tanpa terkendali.
Selain itu, suhu yang tinggi dapat menyebabkan hilangnya kapasitas lebih cepat. Studi menunjukkan bahwa EV yang dioperasikan di iklim panas secara konsisten dapat kehilangan kapasitas baterai hingga 2,5 kali lebih cepat daripada EV yang berada di lingkungan beriklim sedang. Pengisian daya cepat, yang menghasilkan panas, dapat memperburuk masalah ini jika sering dilakukan tanpa mekanisme pendinginan yang tepat.
Efek Suhu Dingin pada Baterai EV
Suhu tinggi meningkatkan degradasi kimiawi, sementara suhu rendah menurunkan reaksi kimiawi hingga mencapai titik nol. Pada suhu di bawah 0°C (32°F), pergerakan ion lithium melambat, sehingga lebih sulit bagi baterai untuk menyalurkan daya secara efisien. Akibatnya, jangkauan dan performa tidak sekuat itu.
Ketika suhu dari luar lebih dari sekadar menurunkan cairan baterai, resistensi internal bangunan baterai akan meningkat, sehingga pengisian daya menjadi lebih lambat dan kurang efisien. Selain itu, mengekspos baterai EV pada kondisi di bawah nol berulang kali tanpa manajemen termal yang tepat dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel baterai.
Sistem Manajemen Suhu pada Mobil Listrik
Dalam upaya untuk menghindari bahaya suhu di luar batas, sebagian besar kendaraan listrik modern dilengkapi dengan sistem manajemen baterai (BMS) dan sistem pengaturan termal yang canggih. Sistem ini mengatur suhu baterai melalui pendekatan pendinginan dan pemanasan yang berbeda.
Sistem pendingin cair, misalnya, mengedarkan cairan pendingin ke seluruh kemasan baterai selama pengoperasian dan pengisian daya untuk membantu menghilangkan panas. Dalam cuaca dingin, pemanas baterai dapat menjaga baterai tetap cukup hangat untuk memberikan performa terbaiknya. Sistem manajemen termal ini sangat penting untuk memperpanjang masa pakai baterai dan memastikan kinerja yang konsisten di berbagai lingkungan.
Praktik Terbaik untuk Menjaga Kesehatan Baterai Mobil Listrik
- Hindari Suhu Tinggi: Saat Anda memarkir mobil listrik di luar, lakukan di garasi atau area yang teduh jika memungkinkan untuk melindungi baterai dari suhu panas atau dingin yang ekstrem.
- Pantau Kebiasaan Pengisian Daya: Jika Anda mengisi daya dengan cepat, yang menghasilkan banyak panas, lakukan dengan hemat. Cobalah untuk mengisi daya baterai Anda mulai dari sekitar 20% hingga sekitar 80% untuk meminimalkan tekanan pada sel.
- Mempersiapkan Baterai: Banyak mobil listrik memiliki fitur prakondisi yang menghangatkan atau mendinginkan baterai sebelum mengemudi atau mengisi daya. Dengan cara ini, baterai akan tetap berada dalam kisaran suhu yang ideal.
- Berkendara dengan Cerdas: Akselerasi dan pengereman yang cepat dapat menghasilkan panas berlebih pada baterai. Akselerasi dan pengereman yang lembut meminimalkan tekanan panas pada baterai.
- Peningkatan Perangkat Lunak: Pastikan perangkat lunak di kendaraan Anda diperbarui karena produsen akan sering merilis pembaruan untuk meningkatkan manajemen dan efisiensi baterai.
Kesimpulan
Suhu adalah faktor kunci dalam masa pakai dan kesehatan baterai EV. Suhu yang terlalu panas sudah cukup buruk, tetapi suhu yang terlalu dingin juga berdampak buruk pada performa, membatasi kapasitas dan memperpendek masa pakai baterai. Memahami bagaimana setiap bahan kimia baterai bereaksi terhadap suhu dan mengikuti praktik terbaik untuk mengelolanya akan membantu semua pengemudi mobil listrik untuk memperpanjang masa pakai baterai mereka, dan pada saat yang sama menikmati berkendara yang lebih baik. Seiring dengan teknologi baterai yang terus meningkat, ketahanan EV terhadap degradasi yang disebabkan oleh suhu akan semakin ditingkatkan melalui kemajuan dalam regulasi termal.
Kembali ke>>>> Cara Memaksimalkan Masa Pakai Baterai Mobil Listrik Anda