Memahami Pertimbangan Etis
Pertimbangan etis-prinsip-prinsip dan sistem nilai yang menginformasikan bagaimana orang lain membuat penilaian tentang benar dan salah. Kebijakan ini biasanya dibentuk oleh kepercayaan budaya dan masyarakat, pendapat pribadi, dan kode etik profesional. Kejujuran, keadilan, rasa hormat kepada orang lain, tanggung jawab, keadilan, dan sebagainya adalah prinsip-prinsip etika yang umum. Prinsip-prinsip ini membantu mengarahkan pilihan individu menuju standar perilaku etis.
![]() |
sumber: linkedin.com |
Sistem etika seperti konsekuensialisme, deontologi, dan etika kebajikan menawarkan kerangka kerja yang terstruktur untuk menganalisis dilema moral. Konsekuensialisme adalah sistem filosofis yang menilai tindakan semata-mata berdasarkan hasilnya, yang berarti sistem ini menanyakan apakah suatu pilihan menghasilkan lebih banyak manfaat daripada kerugian. Deontologi berfokus pada peran kewajiban dan aturan, yang menyatakan bahwa beberapa tindakan secara inheren benar atau salah terlepas dari konsekuensinya. Sebaliknya, salah satu cabang dari etika normatif, etika kebajikan, berfokus pada karakter dan niat orang yang mengambil keputusan, mendorong kebajikan moral seperti kebaikan, integritas, dan keberanian.
Peran Pengambilan Keputusan Etis
Ini adalah metode untuk pengambilan keputusan etis - sebuah pendekatan sistematis untuk menyelesaikan dilema ketika tindakan potensial dapat dievaluasi melalui lensa etika. Dibutuhkan pemikiran kritis, empati, dan komitmen untuk melakukan apa yang benar untuk menavigasi proses ini. Pengambilan keputusan yang etis dan pengambilan keputusan yang etis sangat penting dalam lingkungan profesional karena keputusan yang diambil dapat memengaruhi pemangku kepentingan, kepercayaan publik, dan reputasi organisasi.
Memasuki dunia bisnis, pengambilan keputusan yang beretika memainkan peran penting dalam memastikan transparansi, kesetaraan, dan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan yang menjalankan etika dengan serius adalah perusahaan yang ingin tetap menjadi perusahaan yang diinginkan oleh masyarakat dan investor. Sebagai contoh, mempertahankan praktik-praktik etis dalam pemasaran, standar ketenagakerjaan, dan kelestarian lingkungan dapat meningkatkan nilai merek perusahaan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.”
Keputusan etis mempengaruhi setiap orang di dunia dan sangat penting, memberikan hak kepada orang-orang untuk memilih masa depan mereka. Hal ini menimbulkan dilema etis yang kompleks mengenai kerahasiaan pasien, persetujuan, dan akses yang adil terhadap perawatan yang harus dihadapi oleh para profesional medis. Pedoman etika seperti Sumpah Hipokrates dan prinsip-prinsip beneficence dan non-maleficence membantu penyedia layanan kesehatan membuat keputusan yang memprioritaskan kesejahteraan pasien.
Demikian pula, sekolah harus membuat pilihan etis tentang integritas akademik, kesejahteraan siswa, dan keadilan pendidikan. Pendidik dan administrator bertugas menjaga kepentingan siswa, orang tua, dan masyarakat dengan tetap mengikuti kode etik. Etika dalam pendidikan dapat membantu memerangi plagiarisme, menjaga objektivitas dalam penilaian, dan memerangi diskriminasi dan diskriminasi itu sendiri.
Tantangan dalam Pengambilan Keputusan yang Beretika
Meskipun etika sangat penting bagi pekerjaan profesional, pengambilan keputusan bisa jadi sulit, karena Anda memiliki kepentingan yang saling bersaing, ambiguitas, dan tekanan. Salah satu ciri utama dari kebingungan etis adalah bahwa tidak ada solusi yang benar-benar bebas dari kompromi moral. Dalam bisnis, misalnya, para manajer menghadapi tarik ulur antara memaksimalkan profitabilitas dan mematuhi standar etika yang sering kali berlawanan. Dalam bidang kesehatan, sumber daya yang terbatas dapat memaksa para profesional untuk membuat keputusan yang sulit mengenai prioritas perawatan pasien.
Selain itu, perbedaan budaya dan sifat subyektif dari interpretasi etika hanya menambah kebingungan dalam pengambilan keputusan. Namun, norma-norma etika dapat berbeda antar budaya. Keragaman ini mengharuskan para pengambil keputusan untuk mengadopsi pendekatan bernuansa yang menghargai berbagai perspektif sambil tetap berpegang pada prinsip-prinsip etika universal.
Strategi untuk Pengambilan Keputusan Etis
Model-model pengambilan keputusan yang terstruktur merupakan bagian penting yang dapat digunakan oleh para pengambil keputusan untuk mengelola dilema etika secara efektif. Kerangka kerja yang umum digunakan adalah model PLUS, yang merupakan singkatan dari:
- Policies: Pastikan keputusan yang diambil selaras dengan kebijakan organisasi dan standar profesional.
- Legal: Memastikan tindakan sesuai dengan hukum dan peraturan yang relevan.
- Universal: Pertimbangkan apakah keputusan yang diambil sejalan dengan prinsip-prinsip etika universal, seperti kejujuran dan keadilan.
- Self: Merefleksikan apakah keputusan tersebut sejalan dengan nilai-nilai pribadi dan hati nurani.
Pendekatan lain yang efektif adalah Proses Pengambilan Keputusan Etis Lima Langkah:
- Mengidentifikasi masalah etika: Mengidentifikasi moral dari cerita dan konsekuensinya.
- Kumpulkan informasi yang relevan: Fakta, perspektif para pemangku kepentingan, implikasi hukum.
- Mengevaluasi pilihan: Menggunakan teori-teori etika untuk memeriksa berbagai kemungkinan tindakan.
- Membuat keputusan: Pilih salah satu yang paling sesuai dengan prinsip-prinsip etika Anda.
- Merefleksikan dan belajar: Menganalisis keberhasilan dan kegagalan yang dikelola oleh keputusan tersebut.
Kesimpulan
Pertimbangan etis merupakan hal yang mendasar bagi pengambilan keputusan yang baik di semua bidang kehidupan. Dengan memahami prinsip-prinsip etika dan menerapkan model pengambilan keputusan yang terstruktur, individu dan organisasi dapat mengatasi dilema moral dengan integritas dan keadilan. Meskipun pengambilan keputusan yang etis mungkin rumit dan menantang, mengadopsi pendekatan yang bijaksana dan berprinsip akan menumbuhkan kepercayaan, akuntabilitas, dan tanggung jawab sosial. Di dunia yang terus berubah, memprioritaskan etika bukan hanya kewajiban moral, tetapi juga merupakan jalan menuju kemajuan yang berkelanjutan dan adil.
Kembali ke>>>> Masa Depan Mobil Swakemudi: Apa Selanjutnya?