Blogger Jateng

Bagaimana Peraturan Iklim Mengubah Industri Otomotif

Peraturan iklim membentuk kembali industri otomotif global, mendorong produsen untuk berinovasi dan mengadopsi teknologi yang lebih bersih. Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan perubahan iklim, pemerintah di seluruh dunia menerapkan kebijakan ketat yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan meminimalkan dampak lingkungan dari kendaraan. Peraturan-peraturan ini memengaruhi setiap aspek sektor otomotif, mulai dari desain dan produksi hingga pilihan konsumen dan strategi bisnis jangka panjang.

Standar Emisi yang Lebih Ketat

Salah satu cara peraturan iklim telah mengubah industri otomotif secara radikal adalah melalui standar emisi yang lebih ketat. Kebijakan yang membatasi emisi karbon dioksida (CO2) per kilometer yang ditempuh telah diterapkan di berbagai negara di Eropa, Amerika Utara, dan Asia, yang mengharuskan produsen mobil untuk mematuhinya. Sebagai contoh, peraturan terbaru Uni Eropa saat ini mewajibkan produsen mobil untuk meningkatkan emisi CO2 rata-rata baru menjadi 95 gram per kilometer. Ketidakpatuhan terhadap standar ini akan mengakibatkan denda yang cukup besar, sehingga memberikan insentif bagi perusahaan untuk mengembangkan kendaraan yang hemat bahan bakar dan rendah emisi.

sumber: plopdo.com
Cina juga telah memperbarui standarnya untuk menegakkan peraturan penghematan bahan bakar yang lebih ketat pada mobil. Negara ini juga memiliki peraturan program Zero Emission Vehicle (ZEV) yang mewajibkan produsen mobil untuk memproduksi kendaraan listrik atau hibrida dalam persentase yang lebih besar, sebuah kebijakan yang mulai diterapkan di negara-negara lain. 

Percepatan Adopsi Kendaraan Listrik (EV)

Kendaraan listrik, sebuah transisi dari mesin pembakaran internal (ICE), sedang dipercepat oleh kebijakan iklim. Banyak pemerintah telah menawarkan kredit pajak, potongan harga, dan hibah pada mobil listrik untuk mendorong konsumen membelinya. Negara-negara seperti Norwegia telah menetapkan tujuan yang berani untuk menghilangkan total penjualan kendaraan bensin dan diesel dalam 10 tahun ke depan.

Pergeseran ke arah elektrifikasi telah menantang para produsen mobil untuk menghabiskan miliaran dolar untuk penelitian dan pengembangan mobil listrik. Sekarang perusahaan seperti Tesla, yang hanya membuat mobil listrik, telah meningkatkan standar inovasi yang sangat tinggi sehingga produsen lama seperti Ford, General Motors, dan Volkswagen telah merespons dengan meluncurkan rencana ambisius untuk jajaran mobil listrik. Beberapa produsen mobil berjanji untuk sepenuhnya mengelektrifikasi armada mereka selama 20 tahun ke depan.

Inovasi Rantai Pasokan & Material

Peraturan lingkungan yang lebih ketat juga memengaruhi cara pembuatan mobil. Produsen mobil berkomitmen untuk menerapkan rantai pasokan yang berkelanjutan dan mengurangi jejak karbon dalam produksinya, serta mencari sumber bahan yang lebih bertanggung jawab. Misalnya, ada penekanan yang semakin besar pada sumber lithium, kobalt, dan mineral penting lainnya yang ditambang secara etis yang digunakan dalam baterai mobil listrik.

Selain itu, perusahaan-perusahaan juga mengeksplorasi bahan alternatif, seperti plastik daur ulang dan komposit berbasis tanaman, untuk mengurangi limbah dan kerusakan lingkungan. Praktik ekonomi melingkar, di mana kendaraan yang telah habis masa pakainya didaur ulang dan digunakan kembali, semakin meluas karena regulator mendorong keberlanjutan di seluruh siklus hidup kendaraan.

Tantangan bagi Industri

Ketika peraturan iklim mendorong inovasi, peraturan tersebut juga dapat menciptakan tantangan besar bagi industri otomotif. Membangun dan membuat kendaraan listrik membutuhkan modal yang besar dan melibatkan perubahan mendasar dalam keahlian teknik. Kebutuhan akan Teknologi Baterai Baru, infrastruktur pengisian daya, dan perubahan rantai pasokan menambah lapisan kompleksitas dan biaya.

Produsen dan pemasok yang lebih kecil, khususnya, mungkin merasa sulit untuk beradaptasi dengan perubahan yang cepat ini. PHK lebih lanjut dapat terjadi di sektor manufaktur mobil tradisional karena industri bergerak menjauh dari kendaraan mesin pembakaran internal.

Keselarasan dan Perbedaan Kebijakan Global

Komplikasi lebih lanjut adalah tidak adanya kesepakatan global yang jelas tentang iklim, bahkan di antara wilayah atau negara. Beberapa negara lambat dalam mengadopsi tren ini, sering kali karena alasan politik dan ekonomi, bahkan ketika Uni Eropa dan Cina berjuang secara agresif untuk elektrifikasi. Dengan adanya perbedaan ini, muncul kebutuhan bagi produsen mobil untuk menemukan jalan mereka melalui tambal sulam peraturan, mengadaptasi produk untuk memenuhi permintaan yang berbeda dan bahkan bertentangan.

Terlepas dari rintangan-rintangan ini, ada momentum global yang meningkat menuju kebijakan iklim yang selaras. Perjanjian iklim internasional, seperti Kesepakatan Paris, bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan nasional dan mendorong kerja sama dalam dekarbonisasi sektor transportasi.

Jalan di Depan

Seiring dengan perkembangan industri otomotif, begitu pula dengan peraturan iklim. Dengan pemerintah di seluruh dunia yang berfokus pada target emisi nol-nol, produsen mobil perlu berinovasi agar tetap kompetitif dan patuh. Transisi ini membuka jalan bagi inovasi teknologi, model bisnis, dan ekosistem mobilitas yang di-reboot.

Di tahun-tahun mendatang, konsumen dapat berharap untuk melihat lebih banyak kendaraan listrik dan hibrida, infrastruktur pengisian daya yang lebih baik, dan praktik manufaktur yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Meskipun jalan menuju masa depan otomotif yang berkelanjutan itu rumit, peraturan iklim terbukti menjadi katalisator yang kuat untuk perubahan transformatif dalam industri ini.

baca juga>>>