Industri otomotif sedang mengalami transformasi besar, dengan teknologi baru yang membentuk kembali bagaimana kendaraan dirancang, diproduksi, dan dialami oleh konsumen. Di antara inovasi yang paling inovatif adalah Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR), yang telah mulai memainkan peran penting dalam desain otomotif dan berkendara. Teknologi ini memberikan cara baru bagi para perancang, insinyur, dan bahkan konsumen untuk berinteraksi dengan kendaraan, membuat prosesnya lebih efisien, intuitif, dan imersif.
Augmented Reality dalam Desain Otomotif
Sekarang beberapa teknologi juga digunakan untuk memungkinkan pengalaman virtual hadir di dunia nyata, itulah AR. AR memiliki dampak yang sangat besar dalam desain otomotif. Sekarang para desainer dan insinyur membuat prototipe AR dari model kendaraan untuk divisualisasikan sebelum produksi fisik. Para insinyur dapat melihat hamparan augmented reality (AR) dari komponen mobil digital di ruang kerja fisik mereka menggunakan kacamata AR atau perangkat seluler. Hal ini memungkinkan visualisasi langsung tentang bagaimana komponen akan cocok dan berfungsi di dalam kendaraan, menghemat waktu dan mengurangi kesalahan yang merugikan.
![]() |
sumber: puskomedia.id |
Selain itu, AR memungkinkan iterasi desain yang lebih cepat dan lebih tepat. Secara tradisional, mendesain mobil baru melibatkan pembuatan prototipe fisik, yang memakan waktu dan mahal. AR memungkinkan beberapa prototipe virtual untuk diuji tanpa perlu membuat model yang sebenarnya, yang secara signifikan mempercepat proses desain.
Lalu bagaimana dengan bagaimana AR di dunia nyata telah diadopsi ke dalam desain otomotif? Alih-alih mengacu pada manual berbasis kertas atau diagram 2D, pekerja dapat mengenakan kacamata AR, yang menghamparkan instruksi langkah demi langkah langsung ke bidang pandang mereka saat mereka bekerja. Hal ini juga meminimalkan kesalahan manusia, meningkatkan kecepatan, dan memungkinkan desain yang lebih kompleks untuk diproduksi dengan lebih sedikit kesalahan.
Realitas Virtual dalam Desain Otomotif
Virtual Reality (VR) yang berlawanan dengan AR menciptakan pengaturan digital sepenuhnya yang membenamkan pengguna dalam dunia simulasi. Untuk desain otomotif, VR digunakan untuk menciptakan lingkungan virtual bagi para perancang, insinyur, dan bahkan konsumen untuk menguji model mobil dalam ruang 3D. Hal ini memungkinkan wawasan keseluruhan tentang aspek estetika, ergonomis, dan fungsional kendaraan untuk ditinjau dan disempurnakan tanpa menggunakan prototipe fisik.
Salah satu bidang utama desain otomotif yang secara langsung mendapat manfaat dari VR adalah pengembangan dan evaluasi ruang interior. Desainer dapat merasakan bagaimana rasanya berada di dalam mobil, menguji bagaimana pengemudi dan penumpang berinteraksi dengan kontrol, kursi, dan tata letak mobil. Mampu membenamkan diri sepenuhnya membantu mengidentifikasi kekurangan desain awal atau kemungkinan peningkatan jauh sebelum mobil di dunia nyata harus dibangun.
Selain itu, VR memungkinkan simulasi kinerja mobil yang canggih. Perancang dan insinyur kendaraan dapat “mengemudikan” mobil di lingkungan virtual - mendorong dan menarik setir untuk melihat bagaimana mobil tersebut menangani kondisi jalan yang menantang dan skenario keselamatan yang tidak praktis atau tidak mungkin direproduksi di dunia nyata selama fase desain. Pengujian virtual ini memungkinkan produsen untuk menyempurnakan inovasi keselamatan kendaraan mereka serta menyempurnakan metrik kinerja sebelum pengujian fisik dilakukan.
Realitas Tertambah dan Realitas Virtual dalam Mengemudi
Sementara AR dan VR telah merevolusi desain otomotif, teknologi ini juga masuk ke dalam pengalaman berkendara, menawarkan peningkatan yang signifikan dalam hal keselamatan, navigasi, dan hiburan bagi pengemudi.
AR juga merupakan aspek yang cukup penting dalam meningkatkan keselamatan pengemudi. Salah satu penggunaan AR yang paling luar biasa dalam mengemudi adalah pembuatan tampilan kepala (HADS). Sistem semacam itu juga memproyeksikan kecepatan data utama, arah navigasi, peringatan keselamatan, misalnya ke kaca depan, sehingga pengemudi dapat memperoleh apa yang mereka butuhkan tanpa mengalihkan pandangan mereka jauh dari jalan di depan. Hal ini dapat mengurangi gangguan dan meningkatkan waktu reaksi, terutama selama situasi mengemudi yang krusial.
Selain HUD, AR juga diintegrasikan ke dalam sistem bantuan pengemudi canggih (ADAS). Misalnya, AR dapat menyoroti pejalan kaki, pengendara sepeda, atau rintangan secara real-time, sehingga memudahkan pengemudi untuk melihat potensi bahaya, terutama dalam kondisi jarak pandang yang rendah. Hal ini menciptakan lingkungan berkendara yang lebih aman dengan memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada pengemudi tentang lingkungan sekitar mereka.
Virtual Reality juga mengubah cara kita melatih pengemudi. Simulator VR memungkinkan pengemudi baru untuk menghadapi kondisi yang berbeda seperti jalan bersalju dan jalan raya berkecepatan tinggi tanpa risiko yang terkait dengan pembelajaran di jalan raya. Dengan memberikan situasi yang langka, namun sangat penting bagi pengemudi untuk dilalui, pelatihan imersif ini akan menghasilkan pembelajaran yang lebih efektif.
Kesimpulan
Seiring dengan terus berkembangnya teknologi AR dan VR, dampaknya terhadap desain otomotif dan cara mengemudi akan semakin meningkat. Inovasi-inovasi ini menyediakan alat baru untuk menciptakan kendaraan yang lebih aman dan lebih efisien, sekaligus mengubah cara konsumen berinteraksi dengan mobil mereka. Baik itu meningkatkan proses desain atau meningkatkan pengalaman berkendara, AR dan VR akan memainkan peran penting di masa depan industri otomotif, yang pada akhirnya membentuk cara kita mengemudi dan merasakan pengalaman berkendara.