Blogger Jateng

Nilai Jual Kembali dan Tren Pasar: Akankah Mobil Listrik Mempertahankan Nilainya?

Pasar kendaraan listrik (EV) telah mengalami pertumbuhan yang pesat selama satu dekade terakhir, didorong oleh kemajuan teknologi, meningkatnya kepedulian terhadap lingkungan, dan insentif dari pemerintah. Namun, seiring dengan adopsi EV yang semakin umum, muncul pertanyaan tentang nilai jangka panjangnya. Pertimbangan penting bagi calon pembeli mobil listrik adalah apakah kendaraan ini akan mempertahankan nilainya di pasar penjualan kembali. Memahami tren pasar, kemajuan teknologi, dan preferensi konsumen adalah kunci untuk mengevaluasi nilai jual kembali EV di masa depan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Jual Kembali Mobil Listrik

1. Teknologi Baterai dan Umur Panjang

Baterai, bagian yang paling mahal dari sebuah mobil listrik, memiliki dampak terbesar pada nilai jual kembali. Kekhawatiran awal tentang masa pakai baterai telah diatasi dengan peningkatan teknologi baterai, yang menghasilkan masa pakai yang lebih lama dan cakupan garansi yang luas. Namun, peningkatan kinerja baterai yang cepat dapat membuat model lama menjadi kurang menarik. Pembeli mungkin ragu untuk membeli mobil listrik bekas jika model yang lebih baru menawarkan jarak tempuh yang jauh lebih baik dan waktu pengisian daya yang lebih cepat.

sumber: autoevolution.com

2. Insentif dan Penyusutan Pemerintah

Subsidi untuk pembelian mobil listrik baru dapat menghilangkan kekuatan cash-back dari pasar mobil listrik bekas. Misalnya, ketika EV baru mendapatkan diskon besar-besaran sebagai hasil dari kredit pajak atau potongan harga, EV yang sudah berpengalaman harus bersaing dengan opsi yang lebih murah ini. Ketika insentif tersebut dihapus atau dimodifikasi, insentif tersebut tidak akan berdampak pada dinamika harga pasar mobil listrik bekas.

3. Reputasi dan Permintaan Merek

Beberapa merek telah melihat nilai jual kembali yang lebih kuat untuk mobil listrik, seperti Tesla, berkat permintaan yang tinggi dan persepsi merek yang kuat. Pembaruan perangkat lunak Tesla melalui udara juga membuat model yang lebih tua (dan yang lebih baru) tetap mutakhir. Namun, model dari merek yang kurang terkenal atau yang memiliki jaringan pengisian daya kecil mungkin kehilangan nilainya. Kepercayaan konsumen terhadap teknologi dan dukungan purna jual suatu merek memainkan peran penting dalam menentukan harga jual kembali.

4. Pengembangan Infrastruktur Pengisian Daya

Pertumbuhan jaringan pengisian daya mendorong kepercayaan diri dalam kepemilikan kendaraan listrik. Infrastruktur pengisian daya yang berkembang dengan baik di suatu wilayah akan meningkatkan permintaan akan kendaraan listrik dan dengan demikian meningkatkan nilai jual kembali. Sebaliknya, di wilayah yang jarang memiliki stasiun pengisian daya, EV bekas mungkin kurang menarik, sehingga berdampak negatif pada potensi penjualan kembali.

5. Perubahan Peraturan dan Pergeseran Pasar

Peraturan pengurangan karbon juga dapat meningkatkan permintaan akan EV, yang berdampak positif pada nilai jual kembali. Namun, jika peraturan di masa depan lebih mengutamakan model yang lebih baru dan lebih efisien, nilai EV yang lebih tua akan menurun. Kemudian, ada pasar penjualan kembali global untuk mobil listrik yang dapat dipengaruhi oleh kebijakan impor/ekspor.

Tren Pasar Negara Berkembang

  • Adopsi EV di Pasar Armada: Adopsi EV armada akan meningkat karena semakin banyak perusahaan yang memindahkan armadanya baik sebagian atau seluruhnya ke EV, yang dapat menciptakan Pasar Sekunder yang sesuai untuk EV Komersial. Tren ini dapat berdampak positif pada nilai jual kembali dengan meningkatkan permintaan akan EV bekas yang andal.
  • Ketersediaan Baterai Solid-State: Jika baterai solid-state tersedia secara luas, meningkatkan masa pakai dan waktu pengisian daya, model EV baterai lithium-ion yang lebih tua dapat terdepresiasi lebih cepat.
  • Model Berlangganan dan Penyewaan: Munculnya layanan langganan dan penyewaan kendaraan listrik dapat membentuk kembali pasar penjualan kembali. Dengan semakin banyaknya kendaraan yang kembali ke pasar setelah masa sewa, pasokan dapat meningkat, sehingga berpotensi menurunkan nilai jual kembali.

Akankah Kendaraan Listrik Mempertahankan Nilainya?

Meskipun beberapa kendaraan listrik (EV) terdepresiasi lebih cepat daripada kendaraan ICE (mesin pembakaran internal), situasi ini berubah. Daya tahan baterai yang lebih baik, perluasan jaringan pengisian daya, dan penerimaan konsumen yang meningkat menstabilkan nilai jual kembali EV. Permintaan dan pembaruan teknologi yang berkelanjutan juga membuat EV premium dari produsen terkenal tetap mendekati nilai jual kembali aslinya.

Namun, pasar juga tidak stabil. Nilai jual kembali di masa depan dapat ditingkatkan atau dikurangi oleh gangguan teknologi, perubahan kebijakan pemerintah, dan evolusi preferensi konsumen.  Pembeli harus mempertimbangkan total biaya kepemilikan, termasuk insentif, penghematan perawatan, dan potensi nilai jual kembali, sebelum membeli mobil listrik.

Kesimpulan

Mobil listrik menjadi bagian penting dari pasar otomotif, dan prospek nilai jual kembalinya semakin membaik. Meskipun tingkat depresiasi saat ini bervariasi berdasarkan merek, model, dan wilayah, prospek keseluruhannya cukup menjanjikan. Seiring dengan stabilnya teknologi dan berkembangnya infrastruktur, mobil listrik bekas akan mempertahankan nilainya secara lebih efektif, menjadikannya pilihan yang menarik baik bagi pembeli pertama kali maupun bagi pasar penjualan kembali.