Dalam lanskap digital yang serba cepat saat ini, skalabilitas dan fleksibilitas sangat penting untuk membangun aplikasi yang sukses. Arsitektur monolitik tradisional, di mana semua komponen aplikasi digabungkan secara erat, sering kali kesulitan untuk mengikuti tuntutan bisnis modern. Masuklah ke arsitektur layanan mikro-pendekatan kuat yang dirancang untuk mengatasi keterbatasan ini dengan memecah aplikasi menjadi layanan yang lebih kecil dan dapat digunakan secara independen. Artikel ini membahas bagaimana arsitektur layanan mikro memungkinkan pembuatan aplikasi yang dapat diskalakan, manfaat utama, tantangan, dan praktik terbaiknya.
Penjelasan Arsitektur Layanan Mikro
Arsitektur Layanan MikroArsitektur layanan mikro adalah desain di mana sebuah aplikasi adalah aplikasi yang terdiri dari beberapa layanan yang digabungkan secara longgar. Setiap layanan memiliki fungsi bisnis tertentu dan berkomunikasi dengan layanan lainnya menggunakan protokol ringan, seperti HTTP/REST atau antrean pesan. Setiap layanan mikro dapat dikembangkan, digunakan, dan diskalakan secara independen, sehingga pendekatan ini sangat cocok untuk aplikasi yang besar dan kompleks.
![]() |
sumber: mindinventory.com |
Manfaat Utama Layanan Mikro untuk Skalabilitas
1. Skalabilitas Independen
Penskalaan layanan mikro ini dapat ditingkatkan secara berbeda sesuai dengan permintaan sumber daya masing-masing layanan, ini adalah salah satu keuntungan terbesar dari layanan mikro. Misalnya, aplikasi e-commerce mungkin mengalami beban yang lebih tinggi pada layanan pemrosesan pembayaran selama penjualan. Hal ini meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan menghemat biaya, karena hanya layanan pembayaran yang harus ditingkatkan, bukan aplikasi secara keseluruhan.
2. Pengembangan dan Penerapan Lebih Cepat
Dengan tim yang lebih kecil dan otonom yang mengerjakan layanan individual, siklus pengembangan menjadi lebih pendek. Hal ini mengarah pada penerapan fitur dan pembaruan baru yang lebih cepat tanpa memengaruhi keseluruhan aplikasi. Pipeline Continuous Integration dan Continuous Deployment (CI/CD) semakin menyederhanakan proses ini.
3. Isolasi Kesalahan
Jika sebuah komponen dari aplikasi monolitik gagal, maka seluruh aplikasi akan gagal. Arsitektur layanan mikro mengurangi risiko ini dengan mengisolasi kesalahan. Jika satu layanan gagal, maka tidak secara langsung mempengaruhi seluruh aplikasi, sehingga meningkatkan ketahanan dan waktu kerja.
4. Fleksibilitas Teknologi
Banyaknya cara ini memungkinkan tim untuk memilih tumpukan teknologi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan layanan mikro. Misalnya, layanan intensif data dapat menggunakan Python untuk pustaka pemrosesan datanya yang kuat, sementara layanan lain dapat menggunakan Node.js untuk kemampuan real-time.
Masalah dengan Arsitektur Layanan Mikro
Layanan mikro memiliki banyak keuntungan, namun juga memiliki kekurangan dan kelebihan:
- Overhead Manajemen: Menggunakan layanan mikro berarti overhead dalam mengoordinasikan berbagai hal - Kubernetes adalah alat orkestrasi yang dominan.
- Konsistensi Data: Memastikan konsistensi data di seluruh layanan terdistribusi bisa jadi sulit, sering kali memerlukan model konsistensi yang akhirnya.
- Latensi Jaringan: Karena layanan harus berkomunikasi di jaringan, maka latensi dan penanganan kegagalan harus dilakukan dengan cermat.
Cara Membangun Layanan Mikro yang Dapat Diskalakan: Praktik Terbaik
- Pengembangan Berbasis Domain (DDD): Menyusun aplikasi sesuai dengan domain bisnis. Hal ini memastikan layanan masuk akal dalam kaitannya dengan bisnis.
- Gunakan Gerbang API yang Kuat: Gerbang API menjadi perantara antara klien dan layanan mikro, menangani masalah lintas sektoral seperti autentikasi, perutean, dan pembatasan kecepatan.
- Mengadopsi Kontainerisasi dan Orkestrasi: Kami tidak akan membahas (sebagian besar) teknologi yang mendasarinya, yang berarti teknologi seperti Kubernetes, Docker, dll.
- Memantau dan Mengotomatisasi: Menerapkan solusi pemantauan seperti Prometheus dan mengotomatiskan penerapan dengan pipeline CI/CD untuk menjaga keandalan dan kecepatan.
Kesimpulan
Arsitektur layanan mikro merevolusi cara pembuatan aplikasi yang dapat diskalakan. Dengan memecah struktur monolitik menjadi layanan-layanan independen, organisasi dapat mencapai fleksibilitas, ketahanan, dan skalabilitas yang lebih besar. Namun, adopsi yang sukses membutuhkan penanganan tantangan yang melekat melalui praktik terbaik seperti desain layanan yang tepat, infrastruktur yang kuat, dan otomatisasi.
Untuk bisnis yang ingin tetap kompetitif, merangkul arsitektur layanan mikro dapat membuka peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk inovasi, kecepatan, dan pertumbuhan.
baca juga>>>
- Pengantar Arsitektur Layanan Mikro
- Prinsip-prinsip Utama Desain Layanan Mikro
- Manfaat Layanan Mikro untuk Skalabilitas
- Tantangan dalam Menerapkan Layanan Mikro
- Layanan Mikro dan Pengembangan Cloud-Native
- Praktik Terbaik untuk Membangun Layanan Mikro yang Dapat Diskalakan
- Pertimbangan Keamanan dalam Arsitektur Layanan Mikro
- Alat dan Teknologi untuk Pengembangan Layanan Mikro
- Studi Kasus: Implementasi Layanan Mikro yang Berhasil
- Tren Masa Depan dalam Arsitektur Layanan Mikro