Blogger Jateng

Tantangan dalam Implementasi CI/CD dan Cara Mengatasinya

Continuous Integration and Continuous Delivery (CI/CD) merupakan tulang punggung pengembangan perangkat lunak modern, yang memungkinkan tim untuk memberikan perangkat lunak berkualitas tinggi dengan cepat dan efisien. Namun, menerapkan CI/CD bukan tanpa tantangan. Memahami rintangan ini dan cara mengatasinya sangat penting untuk transisi yang sukses. Di bawah ini, kami akan membahas tantangan implementasi CI/CD yang umum terjadi dan strategi untuk mengatasinya.

1. Perlawanan Budaya

Resistensi Budaya: Salah satu hambatan yang paling signifikan dalam adopsi CI/CD adalah resistensi budaya. Pertimbangkan organisasi yang timnya sudah terbiasa dengan praktik pengembangan lama yang mungkin tidak menyukai ide iterasi cepat dan umpan balik berkelanjutan yang ditawarkan oleh CI/CD.

Cara Mengatasi:
  • Latih anggota tim tentang keuntungan CI/CD, termasuk percepatan waktu ke pasar dan kualitas yang lebih tinggi.
  • Menumbuhkan lingkungan kolaboratif antara pengembang, penguji, dan operasi.
  • Jadi, adakan kelas dan lokakarya pelatihan alat dan metodologi CI/CD untuk anggota tim.
sumber: academy.alterra.id

2. Tantangan Perkakas dan Integrasi

Memilih alat bantu terbaik dan memastikan integrasi yang lancar bisa menjadi hal yang luar biasa. Ada banyak sekali alat CI/CD yang tersedia di pasar, mungkin sulit untuk memilih alat yang akan kompatibel dengan infrastruktur Anda.

Cara Mengatasi:
  • Lakukan penelitian mendalam dan investigasi untuk menentukan alat yang cocok untuk tim Anda dan sesuai dengan alur kerja yang ada.
  • Pilih alat yang memiliki dokumentasi dan dukungan komunitas yang kuat.
  • Pastikan semua alat diperkenalkan melalui proyek percontohan sebelum ditingkatkan.

3. Keterbatasan Infrastruktur

CI/CD sering kali menjadi tantangan ketika bekerja dengan infrastruktur dan sistem lama. Sistem ini mungkin tidak memiliki skalabilitas, fleksibilitas, atau integrasi yang dibutuhkan oleh pipeline CI/CD modern.

Cara Mengatasi:
  • Beralihlah dari sistem lama seiring berjalannya waktu ke infrastruktur yang tidak terlalu fleksibel dan lebih berbasis cloud.
  • Memanfaatkan alat Kontainerisasi (Docker) untuk membungkus aplikasi, sehingga meningkatkan portabilitas dan kompatibilitas.
  • Gunakan Infrastructure as Code (IaC) untuk mengelola dan menyediakan infrastruktur.

4. Otomatisasi Pengujian yang Tidak Memadai

Pengujian otomatis - salah satu pilar utama dari pipeline CI / CD yang efektif. Tetapi banyak organisasi tidak mempertahankan cakupan pengujian yang memadai; skrip pengujian sering kali rusak atau ketinggalan zaman, yang menyebabkan kemacetan pipeline dan penerapan yang tidak dapat diandalkan.

Cara Mengatasi:
  • Dukung hal ini dengan kebijakan atau dokumentasi lain tentang strategi pengujian Anda: pencampuran unit, integrasi, dan pengujian menyeluruh.
  • Pembaruan basis kode secara teratur (hingga ratusan kali) dan pemeliharaan skrip pengujian
  • Fokus pada pengujian paralel untuk mengurangi loop umpan balik.

5. Masalah Keamanan

Bagi banyak tim, mengintegrasikan keamanan ke dalam pipeline CI/CD - alias DevSecOps - adalah sebuah tantangan. Menjaga keamanan saat melakukan penerapan yang sering menjadi tantangan yang tidak mudah untuk dicapai tanpa keahlian dan upaya yang diperlukan.

Cara Mengatasi:
  • Lakukan pemindaian otomatis untuk kerentanan keamanan dengan mengintegrasikan alat keamanan ke dalam pipeline CI / CD.
  • Menerapkan pendekatan “shift-left” dan melibatkan praktik keamanan lebih awal dalam siklus pengembangan.
  • Audit keamanan secara teratur dan latih anggota tim tentang praktik pengkodean yang aman.

6. Mengelola Kompleksitas

Seiring dengan semakin besarnya aplikasi dan semakin kompleksnya pipeline CI/CD, kompleksitas pengelolaan beberapa pipeline, ketergantungan, dan konfigurasi dapat menjadi tantangan tersendiri.

Cara Mengatasi:
  • Memecah aplikasi monolitik menjadi layanan mikro dan melakukan hal tersebut akan membuat Pipeline jauh lebih mudah dikelola.
  • Dengan menggunakan alat bantu pipeline-as-code seperti Jenkinsfile atau konfigurasi GitLab CI/CD YAML untuk menstandarkan dan mendokumentasikan pipeline.
  • Menggunakan sistem pemantauan dan peringatan untuk mendeteksi dan memperbaiki masalah pipeline dengan cepat.

7. Kesenjangan Keterampilan

Kurangnya keahlian dalam alat dan praktik CI/CD dapat menghambat upaya implementasi. Kesenjangan keahlian ini sering kali menghasilkan jalur pipa yang dirancang dengan buruk dan alur kerja yang tidak efisien.

Cara Mengatasi:
  • Pekerjakan atau konsultasikan dengan ahli CI/CD untuk memandu proses implementasi.
  • Tawarkan kesempatan belajar berkelanjutan untuk anggota tim yang ada, seperti sertifikasi dan pelatihan langsung.
  • Kembangkan budaya belajar di mana eksperimen dan berbagi pengetahuan didorong.

8. Mengukur ROI

Terutama pada tahap awal, mungkin sulit untuk menunjukkan ROI (laba atas investasi) dari upaya CI/CD. Ketika metrik yang jelas tidak ada, sulit untuk mendapatkan dukungan eksekutif.

Cara Mengatasi:
  • Kembangkan KPI (indikator kinerja utama), termasuk frekuensi penerapan, waktu tunggu, dan tingkat cacat.
  • Lacak metrik yang mengukur keuntungan nyata dari pengembangan yang lebih cepat hingga perangkat lunak berkualitas lebih tinggi.
  • Gunakan kisah sukses dan studi kasus untuk menunjukkan nilai ● Manfaat CI/CD.

Kesimpulan

Menerapkan CI/CD adalah proses transformatif yang membutuhkan penanganan beberapa tantangan. Dengan mengatasi resistensi budaya, memilih alat bantu yang sesuai, memodernisasi infrastruktur, dan berfokus pada peningkatan berkelanjutan, organisasi dapat membuka potensi penuh CI/CD. Dengan strategi yang tepat, tim dapat mencapai rilis yang lebih cepat, perangkat lunak berkualitas lebih tinggi, dan proses pengembangan yang lebih gesit.