Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, pengujian adalah fase penting untuk memastikan kualitas dan keandalan aplikasi. Di antara berbagai metodologi pengujian, pengujian manual terus menjadi landasan, terutama dalam skenario di mana intuisi manusia dan keterampilan analitis sangat penting. Artikel ini membahas kekuatan dan keterbatasan pengujian manual, menawarkan wawasan tentang relevansi dan tantangan yang bertahan lama dalam pengembangan perangkat lunak modern.
Apa yang dimaksud dengan Pengujian Manual?
Apa yang dimaksud dengan pengujian manual? Penguji terlibat dalam interaksi pengguna akhir dengan aplikasi dan mengidentifikasi bug, masalah kegunaan, dan kemungkinan cacat lainnya. Hal ini melibatkan pengetahuan mendalam tentang aplikasi dan persyaratannya, serta keterampilan analitis dan kreatif dari penguji.
sumber: testingshala.com |
Kekuatan Pengujian Manual
1. Wawasan dan Kemampuan Beradaptasi Manusia
Aspek subjektif ini merupakan salah satu pengalaman utama dalam pengujian manual: pengujian ini bergantung pada kreativitas penguji! Penguji manusia mampu beradaptasi dengan perilaku yang tidak terduga, mengeksplorasi kasus-kasus yang tidak terduga, dan membuat keputusan yang tidak terangkum dalam kasus pengujian tertentu (misalnya, menguji apakah alur logika bisnis perangkat lunak berfungsi). tidak seperti otomatisasi pengujian yang dituliskan, penguji pengguna akhir tidak dibatasi oleh skenario spesifik yang telah mereka tuliskan sebelumnya. Fleksibilitas ini sangat berguna untuk pengujian eksplorasi, di mana data analisis perilaku pengguna (observasi pengguna) dan kemampuan untuk memprediksi potensi masalah sangat penting.
2. Hemat Biaya untuk Proyek Kecil
Dalam kasus proyek kecil atau aplikasi yang tidak terlalu fungsional, otomatisasi pengujian mungkin membuang-buang uang dan pelatihan karena pengujian manual bersifat pribadi dan mencakup semua aspek pengujian. Hal ini sangat baik untuk semua proyek start-up atau proyek beranggaran rendah di mana Anda tidak perlu berinvestasi dalam kerangka kerja otomatisasi di awal.
3. Pengujian Kegunaan dan UI/UX
Menilai antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna aplikasi - sesuatu yang akan selalu bersifat subjektif dan dengan demikian hanya manusia yang dapat memberikan analisis. Melalui pengujian manual, penguji dapat menilai seberapa intuitif, menarik, dan memuaskan sebuah aplikasi, memberikan umpan balik yang sangat berharga bagi para pengembang dan perancangnya.
4. Fleksibilitas
Penyesuaian terhadap kebutuhan atau fitur baru dapat dilakukan secara fleksibel dengan pengujian Manual. Tidak ada persyaratan untuk menulis ulang skrip atau mengonfigurasi alat otomasi sehingga kasus uji dapat dengan mudah dimodifikasi atau dibuat. Hal ini membuat pengujian manual sangat berguna dalam lingkungan yang lincah di mana persyaratan berkembang dengan cepat.
5. Penyiapan Awal yang Rendah
Tidak seperti pengujian otomatis, yang membutuhkan waktu untuk menyiapkan kerangka kerja, menulis skrip, dan mengonfigurasi alat, pengujian manual memiliki persyaratan penyiapan yang minimal. Hal ini memungkinkan tim untuk segera memulai pengujian dan fokus pada identifikasi masalah kritis di awal siklus pengembangan.
Keterbatasan Pengujian Manual
1. Memakan Waktu
Pengujian manual selalu memakan waktu, karena penguji harus melakukan eksekusi langkah demi langkah dari kasus pengujian. Hal ini dapat menjadi penghalang utama untuk proyek dengan tenggat waktu yang dekat, atau aplikasi berskala besar yang membutuhkan pengujian ekstensif.
2. Rentan terhadap Kesalahan Manusia
Bahkan penguji manusia yang paling terampil pun bisa melakukan kesalahan, terutama saat menyelesaikan tugas yang berulang, di mana kelelahan dan kurangnya perhatian ikut berperan. Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap bug yang terlewatkan atau ketidakkonsistenan dalam pelaksanaan pengujian.
3. Kurangnya Skalabilitas
Ketika aplikasi menjadi lebih kompleks dan berskala lebih besar, pengujian manual menjadi tidak mungkin dilakukan. Memperbarui dan mengeksekusi data dalam jumlah besar, menjalankan tes regresi yang besar, atau memeriksa kompatibilitas di berbagai perangkat dan platform adalah pekerjaan yang menakutkan dan tidak efisien tanpa otomatisasi.
4. Cakupan Terbatas
Pengujian yang dilakukan secara manual jarang sekali dapat mencapai tingkat cakupan yang sama baik dari segi luas maupun kedalaman dibandingkan dengan pengujian otomatis. Taktik yang bergantung pada kumpulan data yang besar, pengujian kinerja, atau pengujian stres sulit dilakukan secara manual.
5. Tidak Ideal untuk Pengujian Berulang
Tugas-tugas yang berulang, seperti pengujian regresi atau pengujian asap, lebih cocok untuk otomatisasi. Mengulangi pengujian ini secara manual menghabiskan banyak waktu dan sumber daya, namun menawarkan nilai yang terbatas dibandingkan dengan solusi otomatis.
Menemukan Keseimbangan yang Tepat
Pengujian manual masih memiliki beberapa kelebihan, namun dengan mengetahui kelemahannya, kita perlu menggunakannya dengan pengujian otomatis. Keuntungan dari kedua metodologi pengujian dapat digunakan untuk membangun pendekatan yang seimbang yang memaksimalkan cakupan dan efisiensi pengujian. Sebagai contoh, beberapa pengujian diotomatisasi karena bersifat berulang dan dalam skala besar, sementara pengujian manual dilakukan pada pengujian eksplorasi, kegunaan, dan ad-hoc.