Di era transformasi digital saat ini, melindungi lingkungan pengembangan lokal Anda sudah lebih dari sekadar praktik terbaik - ini sangat penting. Saat ini, dengan lonjakan serangan siber dan pembobolan data, meskipun mesin pengembangan mungkin tidak terbuka untuk umum dengan akses internet, namun tetap saja ada peluang bagi penjahat siber. Memiliki lingkungan lokal yang aman membantu melindungi informasi sensitif, mencegah akses yang tidak sah, dan memastikan proyek Anda tetap utuh.
1. Gunakan Sistem Operasi yang Aman
Keamanan Lingkungan Pengembangan Lokal dimulai dari OS Anda Gunakan OS yang dikenal aman, seperti distro Linux (Ubuntu, Fedora), macOS, atau Windows versi terbaru (dengan semua pembaruan). Perbarui OS Anda secara teratur untuk memperbaiki kerentanan dan mengaktifkan fitur keamanan bawaannya seperti firewall, enkripsi disk penuh, dan boot aman.
sumber: knowthecode.io |
2. Mengatur Akun Pengguna Berbasis Peran
Jadi, jangan gunakan akun administrator untuk pekerjaan pengembangan sehari-hari! Setelah itu, buatlah akun pengguna standar sehari-hari yang memiliki hak istimewa terbatas. Hal ini mengurangi risiko malware atau perintah yang tidak sengaja dijalankan dapat merusak keseluruhan sistem. Jangan beralih ke akun administrator kecuali jika Anda membutuhkannya.
3. Selalu Perbarui Alat Pengembangan
Alat pengembangan dan pustaka yang terbuka mungkin mengandung kerentanan keamanan. Sering-seringlah memperbarui Integrated Development Environment (IDE), sistem kontrol versi, dan alat bantu lain yang diperlukan. Gunakan manajer paket npm, pip, atau gem untuk memastikan Anda menggunakan versi dependensi yang terbaru dan aman. Awasi basis data kerentanan seperti National Vulnerability Database (NVD) untuk laporan perangkat lunak yang Anda gunakan.
4. Gunakan Koneksi Terenkripsi
Pastikan semua lalu lintas antara lingkungan lokal Anda dan layanan eksternal dienkripsi. Pastikan Anda menerapkan protokol aman seperti HTTPS, SSH, SFTP Certified. Jika Anda menggunakan API atau layanan cloud, pastikan kunci dan token API disimpan dengan aman dan diangkut pada saluran terenkripsi.
5. Gunakan Kontainer atau Mesin Virtual untuk Isolasi
Docker dan VirtualBox (kontainer dan mesin virtual) menawarkan ruang yang terisolasi untuk kode Anda. Enkapsulasi ini mencegah eksploitasi dalam satu proyek agar tidak membahayakan proyek lain atau sistem host Anda. Kontainer juga memudahkan untuk mereplikasi konfigurasi yang aman di berbagai lingkungan.
6. Mengamankan Basis Kode Anda
Sistem seperti Git adalah cara yang bagus untuk memiliki kontrol versi tetapi tetap menjaga kerahasiaan repositori Anda. Platform seperti GitHub, GitLab, dan Bitbucket menyediakan kontrol akses yang kuat yang memungkinkan Anda menentukan siapa saja yang dapat melihat atau mengubah repositori Anda. Selain itu, gunakan git-secrets atau alat serupa untuk memastikan informasi sensitif seperti kata sandi atau kunci API tidak masuk ke dalam komit Anda.
7. Menerapkan Mekanisme Otentikasi yang Kuat
Gunakan kata sandi yang kuat atau frasa sandi untuk melindungi akun dan alat Anda. Aktifkan MFA kapan pun tersedia. Batasi koneksi SSH untuk autentikasi berbasis kunci dan hanya jika Anda akan menyimpan data pribadi Anda di tempat yang aman seperti file terenkripsi atau modul keamanan perangkat keras (HSM).
8. Memantau Aktivitas Jaringan
Memantau aktivitas jaringan secara online. Wireshark dan firewall bawaan dapat membantu mengidentifikasi aktivitas yang mencurigakan. Batasi akses internet yang tidak perlu untuk aplikasi yang sensitif, dan gunakan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk menambah keamanan saat bekerja di jaringan publik.
9. Mengotomatiskan Pemindaian Keamanan
Mengotomatiskan pemeriksaan keamanan dalam proses pengembangan Anda Alat-alat seperti SonarQube, Snyk, dan OWASP ZAP dapat mengidentifikasi kerentanan dalam kode, ketergantungan, dan konfigurasi Anda. Siapkan pipeline Continuous Integration/Continuous Deployment (CI/CD) untuk menerapkan pemeriksaan ini sebelum menerapkan.