Blogger Jateng

Membandingkan Pengujian Manual dan Otomatis

Dalam lanskap pengembangan perangkat lunak yang terus berkembang, pengujian memainkan peran penting dalam memastikan kualitas, fungsionalitas, dan kinerja aplikasi. Dua pendekatan utama untuk pengujian - manual dan otomatis - masing-masing memiliki keunggulan dan tantangan yang berbeda. Memahami perbedaan keduanya sangat penting untuk memilih strategi yang paling tepat untuk proyek tertentu.

Pengujian Manual

Pengujian manual adalah proses pengujian perangkat lunak melalui penguji manusia yang mengeksekusi kasus pengujian tanpa alat otomatisasi. Teknik ini bergantung pada pengalaman, intuisi, dan keahlian penguji untuk memverifikasi apakah perangkat lunak berfungsi. Secara ringkas, keuntungan dan karakteristik pengujian manual adalah:
  1. Skalabilitas: Pengujian manual dapat diskalakan untuk mengubah persyaratan. Hal ini memungkinkan penguji untuk dengan mudah mengubah skenario pengujian dan melakukan pengujian eksplorasi, yang diperlukan untuk menemukan hal-hal yang tidak terduga.
  2. Wawasan Manusia: Mata yang teruji mampu mendeteksi masalah kegunaan dan pengalaman pengguna (UX) yang mungkin terlewatkan oleh bot. Hal ini sangat berguna dalam pengujian antarmuka pengguna, di mana estetika dan fungsionalitas bertabrakan.
  3. Efektivitas Biaya untuk Proyek Kecil: Ketika proyek memiliki ruang lingkup terbatas atau memiliki siklus hidup yang pendek, pengujian manual mungkin lebih hemat biaya karena tidak memerlukan investasi awal yang diperlukan untuk menulis dan memelihara skrip otomatis.
sumber: practitest.com

Sekarang, pengujian manual memiliki kendala:
  1. Dapat Memakan Waktu: Tugas yang berulang-ulang seperti pengujian regresi cenderung membosankan dan memakan waktu.
  2. Kerentanan terhadap Kesalahan Manusia: Metode manual rentan terhadap gangguan, terutama saat bekerja dengan kasus pengujian yang rumit atau besar.
  3. Masalah Skalabilitas: Dengan berkembangnya proyek dan kompleksitasnya, pengujian manual menjadi menantang karena menuntut lebih banyak sumber daya untuk mempertahankan kebutuhan yang terus meningkat.

Pengujian Otomatis

Pengujian dengan kode menggunakan aplikasi perangkat lunak untuk menjalankan kasus pengujian yang telah ditentukan sebelumnya dan mencocokkan output dunia nyata dengan hasil yang diharapkan. Hal ini sangat berguna untuk pekerjaan pengujian yang berulang dan regresi. Keuntungan utama dari pengujian otomatis adalah sebagai berikut:
  1. Kecepatan dan Efisiensi: Pengujian otomatis lebih cepat daripada pengujian manual, yang membuatnya sempurna untuk proyek berskala besar dan pipeline CI/CD (integrasi berkelanjutan/penyebaran berkelanjutan).
  2. Dapat Digunakan Kembali: Skrip otomatis dapat digunakan kembali di berbagai siklus pengujian yang berbeda setelah dibuat, sehingga mengurangi biaya pengujian jangka panjang.
  3. Akurasi: Dengan pengujian otomatis, kecil kemungkinan terjadinya kesalahan manusia, yang berarti hasil yang konsisten dan dapat diandalkan.
  4. Skalabilitas: Seiring dengan bertambahnya kompleksitas aplikasi, begitu pula dengan kasus pengujiannya, yang dapat menghasilkan rangkaian pengujian dan kumpulan data yang besar yang dapat dikelola oleh pengujian otomatis. 
Meskipun ada banyak manfaat menggunakan pengujian otomatis, namun bukan berarti tanpa tantangan:
  1. Investasi Awal yang Tinggi: Membuat dan mempertahankan skrip pengujian otomatis menuntut investasi awal yang signifikan dalam hal waktu, sumber daya, dan tenaga ahli.
  2. Berkurangnya Potensi Pengujian UX: Anda tidak bisa hanya bergantung pada mesin untuk menganalisis desain untuk pengalaman pengguna.
  3. Ketergantungan pada Kasus Uji: Pengujian otomatis hanya seefektif kasus uji di belakangnya. Skrip yang ditulis dengan buruk dapat menyebabkan pengujian yang salah atau tidak lengkap.

Memilih Pendekatan yang Tepat

Pilihan antara pengujian manual dan otomatis bergantung pada beberapa faktor, termasuk cakupan proyek, anggaran, jadwal, dan keahlian tim. Pendekatan hibrida, yang menggabungkan kedua metode tersebut, sering kali merupakan strategi yang paling efektif:
  1. Pengujian Manual untuk Pengujian Eksplorasi dan Pengujian Ad-Hoc Pengujian Eksplorasi: Yang bergantung pada penilaian dan wawasan manusia, akan membutuhkan pengujian manual. Oleh karena itu, setiap masalah potensial yang terkait dengan kegunaan dan fungsionalitas aplikasi akan diatasi.
  2. Pengujian Otomatis untuk Tugas yang Berulang: Mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang seperti regresi, kinerja, dan pengujian beban. Dengan cara ini, Anda dapat menghemat waktu dan memastikan hasil yang konsisten.
  3. Faktor Biaya dan Sumber Daya: Proyek yang lebih kecil dengan anggaran yang lebih ketat dapat mengandalkan pengujian langsung. Untuk proyek yang lebih besar, atau proyek yang sering melakukan pembaruan, pendekatan pengujian otomatis yang hemat biaya bisa lebih baik daripada investasi yang besar.
  4. Ketersediaan Keterampilan: Pengujian otomatis membutuhkan keahlian khusus dalam skrip dan penggunaan alat. Jika keahlian ini tidak ada, pengujian manual mungkin merupakan pilihan yang lebih layak sampai pengetahuan yang dibutuhkan diperoleh.

Kesimpulan

Pengujian manual dan otomatis sangat diperlukan dalam pengembangan perangkat lunak modern. Pengujian manual memberikan sentuhan manusiawi yang diperlukan untuk menilai kegunaan dan desain, sedangkan pengujian otomatis memberikan kecepatan, efisiensi, dan skalabilitas. Dengan memahami kekuatan dan keterbatasan masing-masing pendekatan, tim dapat membuat strategi pengujian yang seimbang yang memastikan perangkat lunak berkualitas tinggi sekaligus memenuhi tuntutan proyek.