Blogger Jateng

Memahami Gambar dan Kontainer Docker

Dalam beberapa tahun terakhir, Docker telah merevolusi cara perangkat lunak dikembangkan, digunakan, dan dikelola. Inti dari fungsinya adalah image dan kontainer Docker, dua konsep yang sering kali menimbulkan kebingungan bagi para pendatang baru. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan istilah-istilah ini, menjelaskan perbedaannya, dan mengeksplorasi perannya dalam pengembangan perangkat lunak modern.

Apa yang dimaksud dengan citra Docker?

Citra Docker pada dasarnya adalah kode perangkat lunak Anda dengan semua dependensi dan paket yang diperlukan untuk menjalankan perangkat lunak yang dikemas dalam satu paket yang ringan, mandiri, dan tidak dapat diubah. Ini terdiri dari kode, runtime, pustaka, variabel lingkungan, dan beberapa file konfigurasi. Sebuah citra Docker dapat dianggap sebagai template/cetak biru untuk kontainer.

Ada beberapa lapisan untuk membangun citra docker. Setiap lapisan citra merupakan serangkaian modifikasi atau pengalaman alternatif yang diterapkan pada citra. Misalnya, satu lapisan mungkin menyertakan sistem operasi dasar, sementara lapisan lain menambahkan dependensi aplikasi tertentu. Lapisan-lapisan ini di-cache, yang membuat citra Docker menjadi sangat efisien-hanya lapisan yang diubah yang dibangun ulang selama pembaruan.

sumber: devops.dev

Citra Docker biasanya dibuat menggunakan Dockerfile, sebuah berkas teks yang berisi serangkaian instruksi yang menentukan bagaimana citra harus dibangun. Sebagai contoh, Dockerfile dapat dimulai dengan citra dasar (misalnya, ubuntu:latest), menginstal paket yang diperlukan, menyalin kode aplikasi, dan mengatur perintah default untuk dieksekusi saat kontainer dimulai.

Apa Itu Kontainer Docker?

Instance citra Docker yang berjalan dikenal sebagai kontainer Docker. EnvironmentContainer adalah lingkungan yang ringan, portabel, dan terisolasi yang merangkum aplikasi dan ketergantungannya. EnvironmentContainer memiliki overhead yang lebih rendah daripada VM penuh karena berbagi kernel OS host.

Memulai kontainer Docker pada dasarnya menciptakan lingkungan runtime menggunakan citra Docker. Lingkungan seperti itu sepenuhnya terpisah dari sistem host dan kontainer lain untuk menjaga kualitas aplikasi.

Misalnya, jika Anda memiliki citra Docker untuk aplikasi web Python, menjalankan citra tersebut sebagai kontainer akan meluncurkan aplikasi dalam lingkungan yang terisolasi. Beberapa kontainer dapat dijalankan dari citra yang sama, sehingga memungkinkan skalabilitas dan redundansi.

Perbedaan Antara Image dan Kontainer

Meskipun image dan kontainer Docker terkait erat, keduanya memiliki tujuan yang berbeda:
  • Gambar Docker: Templat hanya-baca yang darinya kontainer dapat dibuat. Image menyertakan setiap objek yang diperlukan untuk menjalankan suatu aplikasi, namun tidak dapat dieksekusi sendiri.
  • Kontainer Docker: Instance yang sedang berjalan dan dapat dieksekusi dari konten dalam gambar. Kontainer berjalan memiliki keuntungan karena semua kontainer dapat dimulai atau dihentikan atau dimodifikasi.
Bayangkan sebuah citra sebagai resep dan kontainer sebagai hidangan jadi yang disiapkan dari resep tersebut.

Mengapa Menggunakan Citra dan Kontainer Docker

  1. Keseragaman Antar Lingkungan: Dengan Docker, aplikasi dijamin berfungsi secara identik di lingkungan pengembangan, pengujian, dan produksi, sehingga menghilangkan masalah “ini berfungsi di mesin saya”.
  2. Portabilitas: Aplikasi yang dikemas dalam kontainer yang sesuai dapat berjalan di sistem apa pun yang sudah terinstal Docker, baik itu laptop pengembang, sever lokal, atau platform cloud.
  3. Efisiensi: Proses kerja Docker memiliki strategi pelapisan dan kernel bersama, hal ini menghabiskan lebih sedikit ruang dan prosesor dibandingkan dengan VM biasa.
  4. Skalabilitas: Beberapa contoh kontainer dapat digunakan dengan cepat untuk menangani permintaan yang meningkat.

Praktik Terbaik untuk Mengelola Citra dan Kontainer Docker

  1. Minimalkan Basis: Hanya menyertakan dependensi minimal yang mutlak.
  2. Perbarui Citra: Bangun ulang dan perbarui citra secara teratur untuk menyertakan patch keamanan terbaru.
  3. Tandai Citra dengan Tepat: Gunakan tag deskriptif untuk versi, seperti v1.0 atau yang terbaru.
  4. Bersihkan Sumber Daya yang Tidak Terpakai: Hapus gambar yang tidak terpakai dan kontainer yang dihentikan secara berkala untuk mengosongkan ruang disk.

Kesimpulan

Memahami citra dan kontainer Docker sangat penting untuk memanfaatkan Docker secara efektif. Image berfungsi sebagai fondasi, merangkum segala sesuatu yang diperlukan untuk menjalankan aplikasi, sementara kontainer menghidupkan image ini dalam lingkungan yang terisolasi dan portabel. Dengan menguasai konsep-konsep ini, pengembang dan organisasi dapat menyederhanakan penerapan aplikasi, meningkatkan skalabilitas, dan mencapai efisiensi yang lebih besar dalam pengembangan perangkat lunak.