Blogger Jateng

Praktik Terbaik Keamanan Basis Data

Nah, mengingat kita hidup di zaman yang berorientasi pada data, keamanan basis data adalah yang terpenting. Bagi para pelaku kejahatan, basis data merupakan target utama karena sering kali berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi sensitif. Hal ini membuat organisasi harus mengikuti protokol peraturan. Protokol tersebut merupakan praktik terbaik untuk mengamankan basis data.

1. Menetapkan Kontrol Akses yang Kuat

Akses database harus dikontrol dengan ketat. Tetapkan hak akses berdasarkan kebutuhan untuk mengetahui; berikan berdasarkan prinsip hak istimewa terkecil (PoLP) yang berarti hanya pengguna yang dapat mengakses data dan fungsi yang diperlukan untuk memenuhi perannya. Hak akses harus ditinjau secara berkala dan diperbarui seiring dengan perubahan kebutuhan atau perubahan status pekerjaan.

Dengan kontrol akses berbasis peran (RBAC), Anda bisa merangkum izin ke dalam peran alih-alih memberikannya kepada setiap individu. Selain itu, gunakan otentikasi multi-faktor dengan manfaat sebagai langkah keamanan tambahan.

sumber: aliyhafiz.com

2. Enkripsi Data Sensitif

Enkripsi adalah salah satu andalan keamanan basis data. Data ini juga perlu dienkripsi sedemikian rupa sehingga tidak dapat diakses (dalam keadaan diam) atau dicegat (dalam perjalanan). Menggunakan algoritma enkripsi yang kuat, misalnya AES-256 untuk mengenkripsi data sensitif. Sebagai catatan, enkripsi tidak hanya basis data, tetapi juga cadangan dengan kunci yang kuat, dan perhatikan dengan seksama praktik manajemen kunci agar akses yang tidak sah ke kunci tidak menyebabkan data didekripsi.

3. Menambal dan Memperbarui Sistem Secara Teratur

Perangkat lunak lama biasanya memiliki kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas. Terapkan patch terbaru dan pembaruan keamanan pada sistem manajemen basis data (DBMS), sistem operasi, dan aplikasi Anda. Dengan menjaga manajemen patch tetap mutakhir, Anda mengurangi risiko eksploitasi yang diketahui digunakan untuk melawan sistem Anda. 

4. Memantau dan Mengaudit Aktivitas Basis Data

Alat pemantauan aktivitas basis data (database activity monitoring/DAM) memungkinkan Anda untuk melihat siapa saja yang memiliki akses ke data Anda dan bagaimana mereka menggunakannya. Jadi, dengan melakukan pemantauan aktivitas pengguna, organisasi dapat mengidentifikasi apakah ada akses yang tidak sah atau perilaku yang tidak biasa yang terjadi, secara real-time. Anda juga harus membuat jejak audit aktivitas akses dan modifikasi, meninjau log secara teratur untuk mengetahui adanya ancaman keamanan.

Alat pendeteksi anomali otomatis dapat menandai pola yang mencurigakan, seperti frekuensi akses data yang tidak biasa atau akses data dari lokasi yang tidak biasa.

5. Menerapkan Firewall dan Protokol Jaringan yang Aman

Firewall database membantu menyaring lalu lintas yang tidak sah dan mendeteksi potensi aktivitas berbahaya. Aturan firewall tambahan mungkin juga diperlukan untuk membatasi akses. Simpan server basis data di zona jaringan aman sendiri atau di belakang VPN atau DMZ, terpisah dari server web yang berhadapan dengan publik.

6. Cadangkan Data Secara Teratur

Pencadangan secara teratur sangat penting untuk memulihkan data yang hilang atau rusak karena serangan siber, kegagalan perangkat keras, atau kesalahan manusia. Pastikan Anda menyimpan cadangan di tempat yang aman dan secara teratur menguji apakah Anda dapat memulihkannya sesuai keinginan Anda. Cadangan independen harus dienkripsi untuk melindungi dari penyalahgunaan. 

7. Menerapkan Kebijakan Kata Sandi yang Kuat

Kata Sandi yang lemah adalah kerentanan yang ada di mana-mana. Pastikan Anda memiliki kebijakan kata sandi yang kuat dan pastikan Anda menggunakan huruf kecil dan huruf besar, angka, dan karakter khusus. Hal ini mendorong pengguna untuk secara teratur mengubah kata sandi mereka menjadi sesuatu yang tidak digunakan kembali. Memanfaatkan manajemen kata sandi untuk menyimpan dan membuat kata sandi yang rumit. 

8. Segmentasi Data Sensitif

Dalam segmentasi data, data sensitif diisolasi dari database lainnya untuk meminimalkan kemungkinan terpapar. Sebagai contoh, informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi (PII) dapat disimpan di basis data lain dengan batasan maksimum. Hal ini meminimalkan dampak jika terjadi pelanggaran dan membuatnya lebih mudah untuk mematuhi peraturan privasi. 

9. Mempertahankan diri dari Serangan Injeksi SQL

Injeksi SQL adalah metode serangan yang masih umum digunakan terhadap basis data hingga saat ini! Atasi risiko ini dengan menggunakan kueri berparameter dan pernyataan yang telah disiapkan, bukan SQL dinamis. Pengujian Penetrasi secara teratur dan praktik pengkodean yang aman untuk menambal kerentanan pada aplikasi Anda.

10. Mendidik dan Melatih Karyawan

Pelanggaran keamanan sering kali disebabkan oleh kesalahan manusia. Adakan pelatihan berkelanjutan untuk karyawan yang mencakup keamanan basis data. Mengajarkan praktik terbaik, seperti cara mengidentifikasi upaya phishing, melindungi kredensial, dan mengikuti kebijakan keamanan.

11. Menerapkan Rencana Tanggapan Insiden

Tidak ada sistem yang sempurna dalam hal pelanggaran, itulah sebabnya memiliki rencana yang solid untuk menanggapi insiden sangatlah penting. Tetapkan dan pelihara proses dan prosedur tanggap insiden untuk mendeteksi, merespons, dan memulihkan diri dari insiden keamanan. Luangkan waktu untuk latihan, sehingga setiap orang dalam tim menyadari tanggung jawab mereka jika terjadi krisis. 

Kesimpulan

Pembangunan sistem database adalah upaya kompleks yang dapat ditangani dari berbagai sudut, sehingga perlu ditangani sebagai proses yang proaktif dan menyeluruh. Dengan menerapkan praktik terbaik untuk keamanan siber, organisasi dapat meminimalkan ancaman pelanggaran dan mengamankan aset informasi penting mereka. Dengan meningkatnya jumlah pelanggaran data yang dapat menyebabkan kerusakan finansial dan reputasi yang signifikan, berinvestasi dalam keamanan database yang lebih kuat bukanlah pilihan, tetapi suatu keharusan.

kembali ke>>>> Basis Data