Blogger Jateng

Basis Data Relasional vs Non-Relasional

Basis data dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori berdasarkan model penyimpanan dan pengambilan data yang mereka gunakan, yaitu basis data relasional dan non-relasional. Keduanya memiliki kasus penggunaan khusus dan dibuat untuk tujuan yang berbeda yang bergantung pada kebutuhan organisasi dan data yang ditangani. Artikel ini membantu Anda untuk mengenal tipe-tipe database ini, perbedaan utama, kelebihan, dan kekurangannya, yang harus diketahui oleh para pelaku bisnis dan pengembang untuk merampingkan sistem data mereka.

Apa yang dimaksud dengan Basis Data Relasional?

Ide di balik basis data relasional adalah menggunakan tabel untuk menyimpan data dengan cara yang terstruktur dan terorganisir. Tabel berisi baris dan kolom, di mana kolom berhubungan dengan atribut tertentu dan baris merujuk pada entri data yang unik. Mereka menggunakan Structured Query Language (SQL) untuk menangani dan meminta data. Beberapa RDBMS (Sistem Manajemen Basis Data Relasional) yang populer adalah MySQL, PostgreSQL, Oracle Database, Microsoft SQL Server.

Integritas dan normalisasi data ditekankan dalam basis data relasional. Primary key dan foreign key merupakan pengenal yang ketat, dan dengan membuat hubungan antar tabel, Anda dapat memastikan bahwa pengambilan data dapat dilakukan dengan cepat dan konsistensi terjaga. Dalam praktiknya, satu database dapat terdiri dari ratusan tabel, diilustrasikan di bawah ini, dalam aplikasi ritel, sebuah tabel dapat menyimpan informasi pelanggan, tabel lain dapat menyimpan detail pesanan, dan akan ada referensi umum dari id pelanggan. 

sumber: fittechinova.com

Keuntungan dari Basis Data Relasional

1. Penyimpanan data terstruktur: Hal ini berguna ketika data sangat terstruktur, dan ada hubungan yang jelas antara entitas.

2. Integritas Data: Menerapkan batasan dan aturan integritas referensial untuk menjaga keakuratan data.

3. Kueri yang Kuat: memiliki kemampuan kueri yang kuat, yang dapat digunakan untuk mengambil dan memanipulasi data secara efektif.

4. Sistem yang terstandarisasi: Karena SQL diadopsi secara luas, maka SQL kompatibel dan konsisten antar platform.

Namun, database relasional juga memiliki keterbatasan. Mereka mungkin kesulitan dengan data yang tidak terstruktur, dan penskalaan secara horizontal (menambahkan lebih banyak server) dapat menjadi tantangan. Keterbatasan ini telah menyebabkan munculnya database non-relasional untuk aplikasi tertentu.

Apa yang dimaksud dengan Basis Data Non-Relasional?

NoSQL atau basis data non-relasional, disusun untuk bekerja dengan berbagai tipe data dan ada begitu banyak struktur. Mereka tidak beroperasi berdasarkan skema atau tabel yang telah ditentukan sebelumnya seperti database relasional. Mereka memiliki model data yang fleksibel seperti pasangan kunci-nilai, dokumen, kolom, atau grafik. MongoDB, Cassandra, Couchbase, dan Neo4j tidak memenuhi syarat sebagai basis data relasional.

Basis data NoSQL unggul dalam menangani data yang tidak terstruktur, semi-terstruktur, atau data yang berkembang dengan cepat. Sebagai contoh, sebuah platform media sosial mungkin menggunakan database berorientasi dokumen seperti MongoDB untuk menyimpan konten buatan pengguna, yang bisa sangat bervariasi dalam format dan struktur.

Kekuatan Basis Data Non-Relasional

  1. Skalabilitas: Dirancang untuk penskalaan horizontal, sehingga ideal untuk aplikasi berskala besar.
  2. Fleksibilitas: Mendukung berbagai jenis dan struktur data tanpa memerlukan skema yang ketat.
  3. Kinerja Tinggi: Dioptimalkan untuk operasi baca dan tulis yang cepat, terutama dengan kumpulan data yang besar.
  4. Kemampuan beradaptasi: Cocok untuk kasus penggunaan yang melibatkan analisis waktu nyata, IoT, dan data besar.
Terlepas dari keunggulan ini, database non-relasional mungkin tidak memiliki konsistensi data yang ketat dan kemampuan kueri standar dari sistem relasional. Mereka juga membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang model dan arsitektur database tertentu.

Perbedaan Utama Antara Basis Data Relasional dan Non-Relasional

1. Struktur Data: Database relasional menyimpan data dalam tabel terstruktur, sedangkan database non-relasional menggunakan bentuk yang lebih fleksibel seperti dokumen, grafik, atau pasangan nilai-kunci.

2. Bahasa Kueri: SQL adalah bahasa kueri standar untuk basis data relasional, basis data NoSQL sering kali menggunakan RESTful API atau bahasa kueri yang spesifik untuk model basis data mereka.

3. Skalabilitas: Basis data relasional berskala vertikal (menambahkan perangkat keras), basis data non-relasional berskala horizontal (menambahkan node).

4. Kasus Penggunaan: Basis data relasional ideal untuk sistem transaksional (misalnya, perbankan), sementara basis data non-relasional bersinar dalam data besar dan aplikasi real-time.

Memilih Basis Data yang Tepat

Apakah akan memilih antara database relasional dan non-relasional bergantung pada kekhususan bisnis. Untuk aplikasi yang mengutamakan konsistensi yang ketat, kueri yang rumit, dan data terstruktur, database relasional mungkin akan menjadi pilihan utama. Tidak seperti model data persisten khusus untuk aplikasi, database non-relasional lebih sesuai dengan data yang dinamis dan berskala tinggi.

Organisasi sering kali mengadopsi pendekatan hibrida, memanfaatkan kedua jenis database untuk memaksimalkan efisiensi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat menggunakan basis data relasional untuk transaksi keuangan dan basis data non-relasional untuk analisis perilaku pelanggan.

Kesimpulan

Basis data relasional dan non-relasional masing-masing memiliki kekuatan yang unik dan disesuaikan untuk skenario yang berbeda. Dengan memahami perbedaan keduanya dan mengevaluasi kebutuhan organisasi, bisnis dapat menerapkan solusi penyimpanan data yang meningkatkan kinerja, skalabilitas, dan fleksibilitas. Seiring dengan perkembangan teknologi, begitu juga dengan alat dan strategi untuk mengelola data, sehingga sangat penting untuk selalu mendapatkan informasi dan beradaptasi.

kembali ke>>>> Basis Data