Blogger Jateng

Kebumian Oseanografi: Arus Ekman

Salah satu proses pergerakan arus bahari oleh angin yakni pergerakan Ekman yang kadang-kadang mendorong adanya upwelling dan downwelling di tepi pantai. 

Proses Ekman spiral akhir dorongan angin permukaan atau transfer dari momentum gerak angin ke arus maritim dan diamati oleh Fridjof Nansen yang melihat bahwa bongkahan es di bahari bergerak 20 – 40 derajat ke kanan dari arah angin. Dia kemudian memberikan hasi observasinya terhadap Vagn Walfrid Ekman (1905). 

Akibat efek gaya Coriolis, arus permukaan bergerak 45 derajat dari arah angin dan energi dinamis di salurkan ke lapisan bahari yang lebih dalam. Energi diserap oleh gesekan pada kedalaman dimana kecepatan menurun berdasarkan kedalaman dan jadinya kecepatan periode air adalah 0 pada kedalaman Ekman. 

Gaya Coriolis mengakibatkan penyimpangan berturut turut ke kedalaman sementara juga menyalurkan energi ke lapisan lebih dalam lagi (ekman spiral). Gerak kala air secara biasa mengarah 90 derajat dari arah angin. Asumsi utama dari pergerakan Ekman yaitu luas tempat yang sangat luas dan sungguh dalam (tidak ada friksi dengan dasar laut atau pantai). 

Kedalaman proses ini bisa terjadi sampai 200 m dibawah muka bahari. Sifat pergerakan Ekman ini dapat diilustrasikan dengan teladan perubahan atas kue lapis kalau kita menawarkan tekanan pada salah satu ujung pada lapisan paling atas dari kue lapis tersebut.


 Akibat tekanan yang ada akan terjadi pembelokan gaya tekan (deflection)antara lapisan teratas dengan lapisan di bawahnya dan di bawahnya lagi.

Secara umum ada empat aspek yang menjadikan terjadinya imbas spiral Ekman pada arus maritim adalah: angin, gaya antar lapisan dari atas, imbas arah terhadap ajaran per lapisan, Efek Coriolis. Secara lokal pergerakan Ekman mampu terjadi pada garis pantai sebab hembusan angin darat dan maritim, tergantung pada musim saat angin bertiup. 

Pada kenyataannya angin monsun yang bergerak sejajar dengan garis pantai mirip pantai selatan pulau Jawa sering menawarkan imbas Coriolis yang menimbulkan ajaran menjauh garis pantai pada paras laut dan mengakibatkan proses upwelling.