Kalian niscaya sering mendengar kata hujan orografis dalam pelajaran geografi kan?. Kali ini saya akan bahas lagi tentang proses terbentuknya hujan orografis dan kaitannya dengan angin fohn.
Orografi ialah studi perihal relief topografi pegunungan dan segala hal termasuk perbukitan dan potongan-pecahan yang termasuk dataran tinggi. Orografi sering disebut juga oreografi.
Hujan orografis atau presipitasi orografis yakni jenis hujan (bisa salju, es atau air) yang terbentuk dikala udara lembab naik dari bawah menuju lereng pegunungan. Saat udara naik dan mendingin, awan topografi terbentuk dan menjadi bahan utama presipitasi.
Hujan atau presipitasi kemudian turun di sekeliling lereng pegunungan tadi. Sementara itu di sisi pegunungan yang lain, curah hujan akan menjadi rendah dan disebut juga daerah bayangan hujan (rain shadow).
Hujan lebat lazimnya terjadi di kawasan lereng pegunungan tempat udara naik dari wilayah perairan yang hangat. Udara naik dari lembah menuju pegunungan disebut juga proses anabatik.
Hujan orografis tergolong kategori hujan setempat karena cuma mencakup area yang sempit adalah di wilayah yang terdapat barrier atau penghalang seperti gugusan pegunungan.
Di Indonesia hujan orografis bisa terbentuk di daerah pantai barat Sumatera yang memiliki formasi pegunungan dibandingkan kawasan pesisir timur yang ialah daerah dataran rendah.
Dataran tinggi secara umum mempengaruhi iklim global. Sebagai acuan dataran tinggi di wilayah Afrika Timur memengaruhi kekuatan angin monsun Hindia.
Hujan orografik juga sungguh bekerjasama akrab dengan terjadinya angin Fohn. Angin Fohn yakni angin yang bergerak menuruni lereng pegunungan dan bersifat panas, kering.
Angin fohn pertama kali diteliti di wilayah pegunungan Alpen, perbatasan Italia dengan Jerman. Studi mengungkap bahwa angin ini memiliki imbas pada kesehatan seperti penurunan daya tahan tubuh, gangguan kecemasan, arthritis, insomnia sampai impian bunuh diri.
Orografi ialah studi perihal relief topografi pegunungan dan segala hal termasuk perbukitan dan potongan-pecahan yang termasuk dataran tinggi. Orografi sering disebut juga oreografi.
Hujan orografis atau presipitasi orografis yakni jenis hujan (bisa salju, es atau air) yang terbentuk dikala udara lembab naik dari bawah menuju lereng pegunungan. Saat udara naik dan mendingin, awan topografi terbentuk dan menjadi bahan utama presipitasi.
Hujan atau presipitasi kemudian turun di sekeliling lereng pegunungan tadi. Sementara itu di sisi pegunungan yang lain, curah hujan akan menjadi rendah dan disebut juga daerah bayangan hujan (rain shadow).
Mekanisme hujan orografis dan angin fohn |
Hujan lebat lazimnya terjadi di kawasan lereng pegunungan tempat udara naik dari wilayah perairan yang hangat. Udara naik dari lembah menuju pegunungan disebut juga proses anabatik.
Hujan orografis tergolong kategori hujan setempat karena cuma mencakup area yang sempit adalah di wilayah yang terdapat barrier atau penghalang seperti gugusan pegunungan.
Di Indonesia hujan orografis bisa terbentuk di daerah pantai barat Sumatera yang memiliki formasi pegunungan dibandingkan kawasan pesisir timur yang ialah daerah dataran rendah.
Dataran tinggi secara umum mempengaruhi iklim global. Sebagai acuan dataran tinggi di wilayah Afrika Timur memengaruhi kekuatan angin monsun Hindia.
Hujan orografik juga sungguh bekerjasama akrab dengan terjadinya angin Fohn. Angin Fohn yakni angin yang bergerak menuruni lereng pegunungan dan bersifat panas, kering.
Angin fohn pertama kali diteliti di wilayah pegunungan Alpen, perbatasan Italia dengan Jerman. Studi mengungkap bahwa angin ini memiliki imbas pada kesehatan seperti penurunan daya tahan tubuh, gangguan kecemasan, arthritis, insomnia sampai impian bunuh diri.