Blogger Jateng

Tips Sebelum Memutuskan Beli Rumah KPR Agar Tidak Rugi

Beli rumah KPR sah saja asal yang berkualitas
Setiap keluarga niscaya ingin punya rumah sendiri tanpa mesti ngontrak atau tinggal bareng mertua. Seiring bertambahnya populasi penduduk, harga rumah makin tahun kian naik dengan kenaikan 10%. Sementara itu gaji pegawai menengah ke bawah kenaikannya ya gitu-gitu aja.
Bayangkan dulu harga rumah type 36 tahun 2000 itu masih 80-100 jutaan, kini sudah meraih lebih dari 400 jutaan keatas di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan berbagai aspek mulai dari inflasi, harga tanah mahal, mafia developer dan lainnya.
Tak ayal kini membeli rumah itu cuma dua pilihannya yaitu jadi sultan alias kaya dulu kemudian beli cash, atau dengan kredit KPR bagi para pekerja yang pendapatannya memang tidak mampu untuk membeli rumah cash dalam rentang waktu cepat.
Akan namun sebelum anda memutuskan beli rumah KPR, bila tidak ingin rugi atau tertipu maka harus mengamati hal-hal berikut ini bila nanti tidak mau menyesal dikala menjajal kredit rumah.
1. LokasiPertama tentu saja anda mesti survey lokasi dahulu, yang penting adalah daerahnya bebas dari ancaman banjir dan longsor. Jangan beli rumah yang berlokasi di samping anutan sungai alasannya sudah niscaya akan meluap jika curah hujan tinggi. Mayoritas perumahan murah banyak dibangun pinggir sungai alasannya adalah harga tanahnya murah.
Selain itu jangan beli rumah yang berada di belakang bukit yang riskan longsor. Beberapa kasus terjadi di daerah karenan kesalahan developer perumahan. Selain itu cari lokasi rumah yang masih manusiawi jaraknya dari tempat kerja.
Jangan hingga anda gadaikan kesehatan demi duit karena sekaya apapun anda tidak akan mampu apa-apa bila sakit. Kecuali perumahan anda terintegrasi moda angkutanmassa yang cepat mungkin bisa diperhitungkan, tetapi kalau aksesnya macet maka telah pasti akan merugikan anda.
Cari lokasi perumahan yang dekat dengan kemudahan-fasilitas sosial mirip pasar, sekolah, rumah sakit dan yang lain semoga memudahkan anda beraktifitas.
2. Biaya SilumanNah ini yang sering menjebak pelanggan yakni biaya-biaya yang tidak dicantumkan di banner iklan properti. Biasanya di banner cuma dicantumkan DP atau ongkos akad atau beberapa komponen, tau-taunya pas ke kantor muncul biaya-biaya lain. 
Inilah pentingnya cek dan ricek dahulu (literasi) hingga tuntas perihal seluk beluk pembiayaan kpr perumahan. Karena tiap developer punya permainan yang berlainan-beda. Lebih baik sih kalau kamu punya teman dekat atau kenalan developer, mungkin bisa meminimalisir kerugian.
Biaya KPR diantaranya mampu terdiri dari DP, BPHTB, BI KPR, SHM, Angsuran, Biaya Notaris, Booking Fee. Makara tentukan seluruhnya jelas dahulu ya teman pengincar rumah. Dan yang niscaya anda harus sediakan dana lebih kalau beli rumah KPR alasannya gak jamin itu itu rumah eksklusif siap huni, pasti ada perombakan dahulu. Inilah kejamnya bisnis kapitalis.
3. Kualitas BangunanNah perhatikan juga kualitas setiap bahan bangunan yang anda incar. Inilah pentingnya survey rumah sebelum berbelanja. Lebih baik cari teman yang ngerti bangunan lalu ajak untuk survey, nanti bisa kasih komisi dikit lah buat jasa.
Karena kenapa?. Banyak rumah-rumah KPR terlebih yang subsidi kualitasnya buruk banget bro. Temboknya retak-retak, kusen lapuk, atap bocor dan yang lain. Memang itulah kerugian beli rumah jaman kini, penghematan kualitas material demi keuntungan optimal.
4. Kredibilitas DeveloperTidak sedikit sahabat aku tertipu developer abal-abal yang memperlihatkan perumahan tetapi ujung-ujungnya rumah tidak pernah jadi padahal DP udah ngasih contohnya. Kaprikornus coba cek dapat dipercaya developer apakah memang mereka itu terakreditasi dan punya rekam jejak anggun atau tidak.
Coba tanya teman yang pernah KPR rumah sebelumnya atau iseng-iseng survey ke beberapa developer untuk membanding-bandingkan. Jangan sampai anda tertipu sebab omongan anggun di depan, lazimnya orang Indonesia cepat tertarik oleh kesepakatan manis.
5. Keseimbangan PendapatanNah jika anda punya pendapatan yang dirasa stabil dan cukup untuk KPR maka silahkan saja, namun bila masih ngos-ngosan jangan sampai deh anda maksa. Maksimal cicilan itu 30% dari total anggaran pemasukan. Makara bila anda punya gaji 10 juta maka cicilan optimal itu 3 juta. Itu teori ekonomi keseimbangannya ya, alasannya kan ada biaya hidup lain yang harus dipenuhi mulai dari makan, sewa rumah, bensni, pendidikan anak, liburan dan yang lain.