Blogger Jateng

Metode Scrum dan Tahapan Penerapannya

Scrum mulai menjadi perbincangan hangat di kalangan pengusaha. Metode scrum pun telah diaplikasikan oleh sebagian besar perusahaan. Penerapannya dilatarbelakangi oleh cita-cita untuk menjangkau tujuan tertentu.

Perlu dikenang bahwa sistem ini kurang sesuai digunakan oleh perusahaan jasa yang diburuoleh deadline.  Tetapi bagi perusahaan yang mempunyai rencana panjang, metode ini sangat pas.

Lantas, mirip apa penerapannya? 

Di sini, Kami akan memperlihatkan tentang tahapan penerapan sistem scrum untuk pengembangan produk. 

Tetapi sebelumnya, mari kenali apa itu scrum dan tujuan khususnya di bawah ini.

Mengenal Apa Itu Scrum?

Scrum mulai menjadi perbincangan hangat di kalangan pebisnis Metode Scrum dan Tahapan Penerapannya
Sederhananya, scrum ialah suatu kerangka kerja. Framework ini digunakan untuk menangani duduk perkara yang sifatnya lebih adaptif. Maksudnya, pergantian dalam sebuah kinerja di tengah proses masih memungkinkan untuk dikerjakan oleh penanggung jawab.

Metode scrum bergantung pada prinsip pendekatan AGILE. Bertumpu pada kesolidan kolaborasi dari sebuah tim. Begitu pula bertumpu pada inkremental produk hingga proses iterasi yang memungkinkan perusahaan mampu mewujudkan hasil final.

Tekniknya mengedepankan pada kepanitiaan. Di dalamnya terbagi 3 peran. Di antaranya yaitu Produk Owner, Scrum Master dan Scrum Team.

Setiap orang memiliki peran tersendiri. Misalnya produk owner akan bertugas untuk menertibkan urusan dengan klien. Kemudian scrum master mengurusi bagian dari internal tim.

Semenara tim ini bertugas dalam menanggulangi teknik pengerjaan sebuah Project. Tentunya dengan membahasnya lebih rinci agar mendapatkan kejelasan dari apa yang harus dijalankan ke depannya.

Dalam strateginya terbagi dalam tiga fase. Pertama yaitu pregame. Artinya, tim harus bikin daftar kegiatan yang mau dijadikan aliran dalam melakukan program ke depannya.

Kedua ialah penerapan scrum. Penerapannya mampu dimulai dengan mereview hingga mengaplikasikan sejumlah pergantian. Tentunya kalau dinilai perlu dikerjakan. Dan ini wajib dimengerti oleh setiap orang yang bertanggung jawab dalam tim.

Kemudian ketiga yaitu post game. Ini ialah fase terakhir yang mana produk siap untuk dirilis. Hasil tamat ini tentu saja akan lebih bernilai sehingga memiliki kesempatanuntuk mendapatkan respons tinggi di pasaran.

Tujuan Menerapkan Metode Scrum

Metode scrum diaplikasikan bukan tanpa argumentasi. Ada beberapa tujuan yang ingin diraih dari penerapan metode tersebut.

Tujuan yang utama yaitu memaksimalkan nilai dari suatu produk. Hal ini tidak lepas dari sifatnya metode yang lebih Iterative dan Inkremental. Maksudnya, perusahaan akan terus bekerja dalam menyebarkan nilainya di pasaran dan berkesinambungan.

Semakin baik nilainya, produk ini juga menjadi lebih bermutu. Berkualitasnya suatu produk bikin perusahaan mempunyai sanggup menerima amanah tinggi di pasaran. Pada akhirnya, perusahaan akan bertahan lebih usang serta menuai kesuksesan.

Sementara tujuan lainnya adalah membuat alur pekerjaan yang terarah. Segala macam prosedur dalam pekerjaan akan tertata dengan rapi dan jelas. Hal inilah yang menciptakan perusahaan memiliki sistem kerja yang lebih baik.

Untuk mewujudkannya, dibutuhkan sebuah diskusi panjang dengan seluruh anggota. Setelah itu, setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk menuntaskan peran yang diembannya.

Tahap-Tahap Penerapan Scrum

Kerapian tata cara kerja dalam mengatasi suatu proyek tentu saja menjadi titik awal untuk menuai keberhasilan. Anda tidak akan menjumpai kebingungan ketika telah menciptakan anutan sejak awal.

Jika Anda ingin membuatnya, berikut ini tahapan dalam penerapan sistem scrum untuk pengembangan sebuah produk.

1. Buatlah Tim Kerja

Langkah untuk mengawalinya dimulai dengan membentuk tim scrum. Pembentukan tim memungkinkan Anda bisa melakukan pekerjaan lebih efektif. Karena kenyataannya, solusi proyek memerlukan beberapa orang dengan kompetisi berbeda.

Tim ini terdiri setidaknya 5-9 orang. Sebagian berperan selaku tester, developer, desiginer, support, sampai analis bisnis dan lain sebagainya.

2. Tentukan Siapa Scrum Master

Keberadaan tim tidak akan berlangsung maksimal ketika tidak memiliki seorang pemimpin. Perusahaan seharusnya menunjuk seorang scrum master untuk menangani proyeknya.

Tugas utamanya ialah selaku pucuk pimpinan dalam proyek. Memastikan bahwa timnya mampu melakukan pekerjaan mirip sebaiknya.

Ketika timbul suatu problem, scrum master ini bertanggung jawab untuk menanganinya. Sebisa mungkin, tugas ini diemban oleh orang yang terlatih sehingga bisa menuntaskan persoalan dengan tepat.

3. Putuskan Product Owner

Produk owner ini juga sungguh dibutuhkan. Beliau bertugas untuk memastikan bahwa tim yang dibentuk bisa memberikan hasil terbaik. Tentunya, hasil dari mengembangkan nilai suatu produk sesuai dengan harapan klien.

Tentu saja, pemilik produk ini akan terus menjalin relasi dengan klien utamanya. Tujuannya menegaskan apakah proyek yang dilaksanakan memang sesuai atau tidak.

4. Putuskan Jangka Waktunya

Setelah mendapati proyek dan membentuk suatu tim, tahapan selanjutnya adalah memilih lamanya proses pembuatan. Ini juga mesti dipikirkan atau didiskusikan secepatnya.

Diskusi ini meliputi apa saja acara yang mau dikerjakan sampai siapa yang bertanggung jawab di tiap peran. Baru lalu menentukan berapa lama durasi pengerjaannya. Misalnya 7 hari atau optimal akhir 30 hari.

5. Ciptakan Backlog Produk

Tahapan selanjutnya yakni menciptakan backlog dari sebuah produk. Ini merupakan teknik scrum paling utama.

Tim dibutuhkan mampu bikin suatu kerangka pekerjaan yang tertata dengan rapi. Kerangkanya ada yang dibentuk lebih biasa . Begitu pula tim menyediakan kerangka kerja lebih terang.

Di sini, produk owner memiliki wewenang tertinggi dalam mengatur prioritas backlog. Maksudnya, product owner dapat meminta area mana yang perlu dilaksanakan lebih dahulu. Tentunya menyesuaikan dengan cita-cita dari klien.

6. Mulai Sprint

Setiap proyek memiliki tahapan dasar sampai lanjut. Dan ini sudah tercatat dalam kerangka kerja.

Di sini, tim mesti segera mengawali pekerjaannya untuk memburu waktu yang sudah ditetapkan. Pengerjaannya dimulai dari tahapan yang sudah dibuat d backlog hingga tamat.

7. Akhiri Proyek

Tahapan terakhir ialah menutup scrum yang sudah dikerjakan sebelumnya. Dan tim bisa mengawali acara gres sesuai dengan kerangka.

Untuk mendapati hasil yang terbaik, diharapkan evaluasi dari setiap prosesnya. Evaluasi inilah yang mau membuahkan hasil yang lebih baik.

Itulah beberapa tahap dalam metode scrum dalam pengembangan sebuah produk. Kuncinya terletak pada bagaimana perusahaan dalam membentuk tim scrum. Jika timnya dihuni oleh orang yang berkompetensi, akibatnya akan makin baik.