Blogger Jateng

Penyebab Banjir Besar di Jerman Akibat 'Bernd'

Banjir besar meluluhlantahkan Erope Tengah dan menimbulkan korban jiwa yang besar terutama di Jerman dan sebagian lagi di Belgia, Belanda dan Swiss. Ilmuwan yakin ini dipicu pergantian iklim.
Banjir besar di Jerman dan Eropa minggu ini disebabkan oleh tempat yang acuh taacuh dan bertekanan rendah yang oleh para ilmuwan Jerman dijuluki 'Bernd'. Sistem cuaca ini perlahan menyapu seluruh benua pada hari Rabu dan Kamis, curah hujan yang sangat tinggi terjadi di area terbatas, menyebabkan sungai dan sistem air tanah meluap.
 Area bertekanan tinggi ini mengelilingi 'Bernd', suatu metode cuaca bertekanan rendah, yang menahan sistem pada tempat yang disebut selaku Blok Rex. Udara mengalir dengan konsisten dari sistem bertekanan tinggi yang hampir tidak bergerak ke tata cara bertekanan rendah yang lebih dingin dan lebih basah, membuat pemikiran presipitasi yang berpengaruh.
Kerusakan dan korban tewas tamat cuaca ekstrim ini sangat masif. lebih dari 100 orang tewas di Jerman saja pada Jumat sore melebihi apa pun yang terjadi di kala ini. Daerah yang paling parah terkena imbas sejauh ini adalah di negara serpihan Rhineland-Palatinate dan Rhine-Westphalia Utara di Jerman, serta di kawasan Belgia yang berbahasa Prancis dan, pada tingkat lebih rendah korban didapatkan di beberapa penggalan Belanda dan Swiss.

Pemerintah Rhine-Westphalia Utara, negara belahan terpadat di Jerman, menerbitkan daftar 23 kota, kota dan distrik pedesaan yang terkena imbas banjir, termasuk kota-kota besar mirip Cologne dan Düsseldorf. 
Banjir besar di Jerman
 Ratusan orang masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian pihak terkait. Alasan utama jatuhnya korban yang banyak adalah runtuhnya banyak rumah di daerah yang paling terkena efek karena kecepatan dan intensitas banjir dan tanah longsor yang terjadi. Banyak rumah di tempat pedesaan di kawasan yang paling parah terkena imbas ialah bangunan tradisional ratusan tahun dan dibangun dengan konstruksi kerangka kayu yang dikenal sebagai Fachwerk yang menunjukkan pemberian yang relatif sedikit dalam keadaan bencana alam esktrim.
Badai andal yang mengakibatkan banjir besar relatif sering terjadi di pecahan Eropa, terjadi setidaknya empat kali dalam 20 tahun terakhir. Menurut para ilmuwan cuaca, topan ahad ini sangat merusak lantaran dikelilingi oleh tempat bertekanan tinggi yang lambat berkembang, menyebabkan curah hujan yang tinggi bertahan di tempat yang serupa.
Menteri Dalam Negeri Jerman Horst Seehofer menyampaikan ada sedikit keraguan bahwa banjir itu terkait dengan pemanasan global. Dan banyak ilmuwan berpikir pemanasan global lazimnya berafiliasi dengan kenaikan jumlah peristiwa cuaca ekstrem lain seperti termasuk gelombang panas dan kekeringan.
Namun Andreas Marx, seorang peneliti iklim di Helmholtz-Center for Environmental Research di Jerman, mengatakan tidak terang apakah kejadian individu mirip hujan lebat ahad ini bisa disalahkan pada perubahan iklim, meskipun umumnya suhu yang lebih tinggi dapat menimbulkan lebih banyak uap air berkumpul di atmosfer membentuk awan hujan yang masif. Gambar: catholicnews.com