Halo kawan-mitra sekalian sahabat blogger, kali ini saya akan sedikit bercerita terkait masalah kesehatan yang saya alami. Jadi sekitar dua mingguan yang kemudian selepas bangun tidur, tiba-datang pendengaran saya suara "ngiiiing" dibarengi badan kliyengan alias keseimbangan berserakan. Waduh, meskipun masih bisa melaksanakan acara tetapi kepala rasanya cenat-cenut dan bunyi telinga sebelah kanan menciptakan saya tidak mampu tidur. Akhirnya saya browsing ihwal sakit apa bergotong-royong ini. Ternyata istilah medis dari telinga bunyi atau berdenging adalah tinitus.
Menurut beberapa literasi, tinitus itu bukan penyakit tapi sensasi alias tanda-tanda sekunder. Makara ada alasannya adalah lain yang menjadikan terjadinya sensasi bunyi di telingan kita.
Tinitus yang aku alami semakin keras dikala suasana sunyi, terutama saat mau tidur. Selain itu kepala kliyengan dan kadang detak jantung terdengar keras.
Karena tak mauberlarut-larut kesannya saya coba periksa ke dokter THT dan melakukan endoskopi indera pendengaran. Hasilnya ternyata gendang telinga sebelah kanan aku tertarik ke belakang sehingga membuat gelembung udara tidak bisa keluar dan menciptakan sensor jadi berantakan.
Selain itu aku cek tensi darah juga 145/95 alias hipertensi, mungkin inilah yang menjadikan detak jantung terasa kencang di indera pendengaran.
Akhirnya dokter memberi resep dekongestan dan obat anti radang. Tinitus yang aku alami mungkin dari kebiasaan saya ngorek telinga jika gatal atau sedang membersihkan pakai alat mirip sendok kecil.
Kaprikornus bagi teman-sahabat yang gak mau mengalami sensasi suara dengung maka jangan main-main dengan telinga.
Mending eksklusif ke dokter aja jikalau mau bersihkan pendengaran pakai alat irigasi, dijamin tokcer dan tanpa menghancurkan organ yang lain.
Penyebab tinitus sebenarnya masih banyak lagi, dan syukurnya yang aku alami bukan alasannya faktor penyakit yang berat. Kaprikornus jaga baik-baik pendengaran kalian teman blogger.
Menurut beberapa literasi, tinitus itu bukan penyakit tapi sensasi alias tanda-tanda sekunder. Makara ada alasannya adalah lain yang menjadikan terjadinya sensasi bunyi di telingan kita.
Tinitus yang aku alami semakin keras dikala suasana sunyi, terutama saat mau tidur. Selain itu kepala kliyengan dan kadang detak jantung terdengar keras.
Karena tak mauberlarut-larut kesannya saya coba periksa ke dokter THT dan melakukan endoskopi indera pendengaran. Hasilnya ternyata gendang telinga sebelah kanan aku tertarik ke belakang sehingga membuat gelembung udara tidak bisa keluar dan menciptakan sensor jadi berantakan.
Selain itu aku cek tensi darah juga 145/95 alias hipertensi, mungkin inilah yang menjadikan detak jantung terasa kencang di indera pendengaran.
Akhirnya dokter memberi resep dekongestan dan obat anti radang. Tinitus yang aku alami mungkin dari kebiasaan saya ngorek telinga jika gatal atau sedang membersihkan pakai alat mirip sendok kecil.
Kaprikornus bagi teman-sahabat yang gak mau mengalami sensasi suara dengung maka jangan main-main dengan telinga.
Mending eksklusif ke dokter aja jikalau mau bersihkan pendengaran pakai alat irigasi, dijamin tokcer dan tanpa menghancurkan organ yang lain.
Penyebab tinitus sebenarnya masih banyak lagi, dan syukurnya yang aku alami bukan alasannya faktor penyakit yang berat. Kaprikornus jaga baik-baik pendengaran kalian teman blogger.
Gendang telinga ketarik ke belakang (endoskopi) |