Blogger Jateng

Permasalahan Kualitatif Penduduk Indonesia

Pada postingan sebelumnya aku telah memberikan teladan problem kuantitatif kependudukan Indonesia. Kali ini kita akan coba bahas wacana problem kualitatifnya.

Masalah masyarakatIndonesia yang bersifar kualitatif mampu diukur dengan indikator Human Development Index atau Indeks Pembangunan Manusia.

Indeks Pembangunan Manusia diukur dengan 3 aspek utama yakni ekonomi, tolok ukur kesehatan dan angka harapan hidup dan level pendidikan.

1. Ekonomi  Dalam hal ekonomi, indikator yang mampu dipakai untuk melihat mutu penduduk ialah dengan mengukur pemasukan per kapita per tahun. Pendapatan per kapita Indonesia per tahun rata-rata masih berada di angka 3.800 US Dollar dan masih jauh bila dibandingkan negara maju yang mampu diatas 10.000 US Dollar. Selain itu aspek yang lain yaitu terkait angka pengangguran. Data Badan Pusat Statistik Indonesia menandakan dalam setahun terakhir, pengangguran bertambah 60 ribu orang. Lulusan SMK masih penyumbang pengangguran paling banyak adalah 8,5%. Untuk menangani hal ini diharapkan penambahan sektor lapangan kerja dan pengembangan wirausaha mampu berdiri diatas kaki sendiri.
Kabar baiknya, jumlah wirausaha di Indonesia saat ini telah tembus 3,1% dari total 260 juta masyarakatatau sekitar 8,06 juta jiwa, angka itu melampaui kriteria internasional yakni 2%. Pengembangan usaha kecil menengah perlu terus digalakan ke seluruh penduduk supaya sektor informal kian meningkat .

Di abad ekonomi digital e-commerce dikala ini pemerintah harus membangun ekosistem market online yang elok di masyarakat sehingga menciptakan lebih gampang penjualan produk-produk yang dihasilkan di masyarakat.
Peta IPM Indonesia

 2. Kesehatan   

Dari aspek kesehatan ada beberapa aspek yang mampu diukur adalah angka keinginan hidup dan angka akhir hayat bayi.

Negara maju memiliki angka harapan hidup diatas 70 tahun dan Indonesia saat ini telah meraih 71 tahun, masih berada di bawah Singapura 80 tahun dan Malaysia 75 tahun. Angka harapan hidup ini didukung oleh kondisi penyediaan gizi, kemudahan kesehatan, layanan kesehatan, sanitasi dan mutu lingkungan hidup. Di Indonesia sendiri pemerintah terus menggenjot perbaikan dan penambahan kemudahan kesehatan di setiap daerah hingga ke pelosok supaya saluran kesehatan masyarakat makin baik. Idealnya dalam satu kecamatan ada satu rumah sakit tipe A yang beroperasi supaya tidak terjadi penumpukan pasien. Dalam hal gizi, penduduk perlu didorong untuk melaksanakan budaya hidup sehat dengan makan kuliner bergizi, buah dan sayuran. 
Angka cita-cita hidup Indonesia

3. Pendidikan

Kualitas pendidikan di Indonesia sungguh terkait dengan peran guru dan akomodasi pendukung seperti gedung sekolah dan fasilitas prasarana penunjang lainnya. Pendidikan juga bekerjasama dengan daya literasi dan mentalitas masyarakatIndonesia. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia yang artinya minat baca sangat rendah.  Menurut data UNESCO, minat baca penduduk Indonesia sungguh memprihatinkan, cuma 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang bersungguh-sungguh membaca!. Ini perlu dibenahi kalau ingin negara kita menjadi negara maju.
Daya literasi akan berperan penting dalam pengambilan keputusan seseorang sehingga tidak terjerumus pada sesuatu yang negatif tergolong berita hoax.
Pendidikan adalah aset periode depan yang utama dan telah keharusan pemerintah menawarkan susukan pendidikan terbaik bagi penduduk di seluruh nusantara. Baca juga: Masalah kuantitatif masyarakatIndonesia
Sebaran pengangguran di Indonesia