Erupsi gunung api ialah fenomena keluarnya magma dari dalam bumi ke luar permukaan bumi lewat peristiwa vulkanisme.
Bahan dasar gunung api pada dasarnya yakni magma yang ada di astenosfer. Akan tetapi kekuatan letusan gunung api bertentangan-beda.
Ada gunung api yang letusannya eksplosif atau bertipe ledakan dan adapula gunung api yang letusannya bersifat lelehan atau efusif. Perbedaan kombinasi kekuatan letusan tersebut menimbulkan kenampakan atau bentuk fisiografis gunung api bertentangan-beda di setiap daerah. Berikut ini aspek-faktor yang mempengaruhi kekuatan erupsi:1. Viskositas/Kekentalan MagmaMagma yang bertipe kental cenderung akan membuat erupsi bertipe eksplosif sementara magma yang bertipe cair akan menciptakan erupsi tipe efusif. Viskositas magma dipengaruhi oleh kandungan Silikat dan temperatur magma. Semakin tinggi kandungan silikat maka makin tinggi viskositasnya atau semakin kental. Sebaliknya, kian tinggi temperaturnya, kian rendah viskositasnya. Magma jenis basaltik lebih gampang mengalir ketimbang magma andesitik atau riolitik. Contoh magma basaltik yaitu erupsi Kilauea di Hawaii.
2. Kedalaman Dapur MagmaDapur magma yakni suatu ruangan di bawah tubuh gunung api yang menjadi kawasan magma berkumpul. Kedalaman dapur magma beragam di setiap lokasi gunung api dari mulai 2 - 5 km di bawah permukaan tanah.
Dapur magma terbentuk karena magma sukses menerobos lapisan batuan dan berkumpul pada sebuah area di litosfer. Semakin dalam dapur magma umumnya akan menciptakan letusan yang besar dibandingkan dapur magma yang dangkal.
3. Tekanan GasMagma yakni materi zat cair kental yang bersifat panas dan mengandung gas bertekanan tinggi. Jika tekanan gas di dapur magma tinggi maka ledakan eksplosif akan terbentuk dan menciptakan erupsi berbentukmuntahan material piroklastik.
Sementara itu kalau tekanan gas di dapur magma tidak terlalu besar maka lazimnya akan menciptakan erupsi tipe pemikiran tanpa adanya letusan besar material piroklastik.
4. Luas Dapur Magma Setiap gunung api mempunyai dapur magma masing-masing dan tidak terkoneksi satu dengan yang lain. Oleh alasannya adalah itu kondisi luas dapur magma setiap gunung api bertentangan-beda. Gunung api yang memiliki dapur magma yang luas maka akan berpotensi menciptakan letusan besar lantaran bahan dasar erupsinya banyak.
Magma mampu menerobos ke litosfer karena adanya tekanan yang memebuat kerak bumi terkoyak. Tidak semua lapisan kerak bumi diterobos magma lantaran ketebalan dan kekuatan batuan berbeda-beda di setiap daerah.
Baca juga: Pengertian tektonisme, vulkanisme dan seisme
Bahan dasar gunung api pada dasarnya yakni magma yang ada di astenosfer. Akan tetapi kekuatan letusan gunung api bertentangan-beda.
Ada gunung api yang letusannya eksplosif atau bertipe ledakan dan adapula gunung api yang letusannya bersifat lelehan atau efusif. Perbedaan kombinasi kekuatan letusan tersebut menimbulkan kenampakan atau bentuk fisiografis gunung api bertentangan-beda di setiap daerah. Berikut ini aspek-faktor yang mempengaruhi kekuatan erupsi:1. Viskositas/Kekentalan MagmaMagma yang bertipe kental cenderung akan membuat erupsi bertipe eksplosif sementara magma yang bertipe cair akan menciptakan erupsi tipe efusif. Viskositas magma dipengaruhi oleh kandungan Silikat dan temperatur magma. Semakin tinggi kandungan silikat maka makin tinggi viskositasnya atau semakin kental. Sebaliknya, kian tinggi temperaturnya, kian rendah viskositasnya. Magma jenis basaltik lebih gampang mengalir ketimbang magma andesitik atau riolitik. Contoh magma basaltik yaitu erupsi Kilauea di Hawaii.
Ilustrasi dapur magma gunung api |
Dapur magma terbentuk karena magma sukses menerobos lapisan batuan dan berkumpul pada sebuah area di litosfer. Semakin dalam dapur magma umumnya akan menciptakan letusan yang besar dibandingkan dapur magma yang dangkal.
3. Tekanan GasMagma yakni materi zat cair kental yang bersifat panas dan mengandung gas bertekanan tinggi. Jika tekanan gas di dapur magma tinggi maka ledakan eksplosif akan terbentuk dan menciptakan erupsi berbentukmuntahan material piroklastik.
Sementara itu kalau tekanan gas di dapur magma tidak terlalu besar maka lazimnya akan menciptakan erupsi tipe pemikiran tanpa adanya letusan besar material piroklastik.
4. Luas Dapur Magma Setiap gunung api mempunyai dapur magma masing-masing dan tidak terkoneksi satu dengan yang lain. Oleh alasannya adalah itu kondisi luas dapur magma setiap gunung api bertentangan-beda. Gunung api yang memiliki dapur magma yang luas maka akan berpotensi menciptakan letusan besar lantaran bahan dasar erupsinya banyak.
Magma mampu menerobos ke litosfer karena adanya tekanan yang memebuat kerak bumi terkoyak. Tidak semua lapisan kerak bumi diterobos magma lantaran ketebalan dan kekuatan batuan berbeda-beda di setiap daerah.
Baca juga: Pengertian tektonisme, vulkanisme dan seisme