Blogger Jateng

Kecerdasan Ruang Digital di Era Media Sosial

Dalam geografi tentu kita mengenal ungkapan kecerdasan ruang atau spatial intelligent. Salah satu tujuan pembelajaran geografi adalah membentuk kecerdasan spasial seseorang.
Kecerdasan spasial sungguh akrab kaitannya dengan administrasi tata kelola ruang bumi. Lalu bagaimana bila kecerdasan ruang ini dibawa ke ranah dunia maya?.
Saat ini nyaris separuh aktivitas insan beralih ke ruang maya atau digital dengan datangnya perangkat telekomunikasi canggih dan aplikasi terkenal.
Namun selesai-final ini ada contoh yang tak lazimdalam kehidupan bermedsos di Indonesia. Seringkali aku amati beberapa ruang forum atau grup yang judulnya ilmiah tetapi ada saja konten-konten yang melenceng dan berbau SARA.
Utamanya dikala muncul perkara yang trending, eksklusif setiap medsos kebagian itu gosip. Misalkan grup geografi, lalu timbul share informasi bombastis wacana politik identitas.
Cerdas memanfaatkan ruang digital pic:kompas
Memangnya salah ya melakukan hal mirip itu?. Sebenarnya sah saja namun lebih baik share di grup yang memiliki kepentingan yang sama biar tidak menyebabkan percikan permusuhan kepada anggota lain yang berbeda pandangan.
Inilah maksud dari kecerdasan ruang digital yang saat ini sungguh terasa sekali efeknya. Amarah penduduk banyak muncul dari berita-gosip yang beredar di ruang-ruang digital. Ternyata ketidakcerdasan ruang konkret terbawa juga ke dunia maya.
Hasilnya berbagai hoax dan peristiwa yang dimulai dari hoax lalu booming . Inilah dampak dari ketidakcerdasan menempatkan konten sesuai ruang.
Memang ada juga orang yang sengaja menjaring trafik untuk mendapatkan keuntungan dengan cara demikian. Namun perlu diketahui bahwa hal-hal semacam inilah yang menjadi bibit permusuhan dan perpecahan bangsa.
ILMUGURU di sekolah harus menjajal menawarkan pengertian terhadap siswa terkait kecerdasan ruang digital di periode globalisasi. Jangan sampai bangsa hancur karena ruang-ruang maya menjadi kemudahan bom hoax oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.