Blogger Jateng

Berapa Nominal Gaji Standar Guru Lulusan S1?

Pertanyaan judul blog ini tentu saja terbersit di benak teman-teman yang berprofesi selaku guru. 

Di postingan kali ini bergotong-royong saya cuma ingin berbagi dongeng pengalaman saja terkait profesi guru yang saya geluti sejak 10 tahun kemudian, alhamdulillah hingga dikala ini masih jadi guru juga.

Dulu pertamakali aku kuliah di jurusan geografi fakultas keguruan tidak pernah tersirat sedikitpun ingin menjadi guru. Saya cuma suka geografi jadi masuk jurusan geografi, namun tak sadar masuknya pendidikan jadi ya niscaya jadi guru.

Selama perkuliahan aku cuma diberikan ilmu seputar geografi dan sama sekali tidak tahu kondisi lapangan terkait honor guru di sekolah utamanya yang honorer. Dulu honor guru PNS pun masih relatif kecil, sebab orang amis tanah aku juga guru namun sesudah ada sertifikasi dan perubahan beberapa tahun terakhir maka sudah lebih makmur. Ini bagi guru PNS lho ya!.

Nah singkat kisah kuliah saya skip, lalu saya lulus S1 di bulan Mei 2010 dengan gelar Sarjana Pendidikan. Saat ini pula saya pribadi mencari-cari sekolah di sekitar kampung untuk melamar dan hasilnya dapat di wilayah Sodonghilir. 

Setelah ngobrol dengan kepala sekolah yang sangat anggun waktu itu, aku kemudian dikasih tahu wacana besaran gaji guru di sekolah tersebut yakni 12.500 per jam. Dalam sebulan waktu itu pokonya saya mampu 175 ribu rupiah saja. Miris....pertama kali saya menerima pengalaman tersebut. 

Coba bayangkan kerja keras 4 tahun kuliah kemudian masuk dunia profesional dan mendapat bayaran seperti itu. Sementara sahabat aku lain yang melaksanakan pekerjaan di bidang lain mendapat gaji tidak kurang dari UMK di kisaran 1,5 jutaan, dahulu masih tidak mengecewakan untuk hidup.

Lambat laun aku kemudian banyak membaca dan belajar tentang tata cara penggajian guru di Indonesia khususnya honorer yang ternyat memang betul-betul tidak manusiawi menurut aku. Saya bukan menolak rezeki namun suatu profesi apapun itu pasti memiliki standar. Ternyata inilah yang masih menjadi problematikan guru di Indonesia.

Bagaimana mungkin seorang guru bisa mempersiapkan acara mencar ilmu dengan baik kalau di kelas masih menimbang-nimbang dapur besok ngepul atau tidak. Memang mengganti tatanan pendidikan ini aku sendiri masih gundah dan tidak tahu harus mirip apa pemerintah Indonesia mengurus hal ini.
Gaji rata-rata tahun negara maju, jangan ngiler cuma tambahan saja

Saat ini memang ada sertifikasi guru tetapi itu pun ada syaratnya. Harus ngabdi 5 tahun dahulu, belum lagi nanti mesti program 2 bulan ngemodal lagi di kawasan lain. Selain itu perlindungan turunnya juga 3 bulan sekali, itu pun kalau cair.

Kok terkesan guru matre sih?. Bukan matre, tetapi sila kelima Pancasila mesti ditegakan. Ikhlas itu adanya di dalam diri namun sebuah pengabdian dan pekerjaan pantas mendapatkan tanggapan yang setimpal pula. 

Saya dahulu jadi guru honor 6 bulan dan setelah itu cari lowongan di internet dan alhamdulillah mampu testing di sekolah swasta besar dan lolos sehingga bisa menerima gaji yang diatas patokan. 

Makara berdasarkan saya ketika ini jika kita ingin mempunyai honor guru kriteria kalau swasta maka harus mencari sekolah yang besar, berkompetisi testing dengan guru lain. Saya pun dahulu demikian dan alhamdulilah lolos testing meski tentangan saya dulu dari UI, UNPAD, ITB dan yang lain.

Makara memang sekolah di Indonesia dikala ini sudah terstratifikasi, ada yang elite, menengah dan sangat bawah. Akui aku fakta mengatakan demikian. Saya rasa tidak pantas guru lulusan S1 yang meski belum pengalaman di honor dibawah 4 juta rupiah (berdasarkan aku). 

Saya pernah menjajal keliling beberapa sekolah untuk testing dan dikala HRD memberikan argumentasi kenapa gaji kurang dari yang saya minta yakni alasannya adalah pengalaman saya masih kurang. Menurut saya ini tidak menghargai perjuangan menjangkau ilmu selama 4 tahun, dan terkesan kita tidak dinilai apa-apa.

Kaprikornus idealnya gaji seorang guru yang baru lulus S1 menurut aku ada di kisaran 4 jutaan, sehabis itu nanti akan meningkat dengan sendirinya karena niscaya akan banyak training dan program-program lain. Jangan hingga profesi guru menjadi profesi yang dianggap ecek-ecek, padahal siapa pun besar di negeri ini berkat jasa guru.

Persoalan guru honorer di negeri ini memang rumit dan saya tidak tahu semenjak kapan tata cara ini timbul. Pemerintah harus cepat merapikan persoalan ini alasannya adalah kesejahteraan dan keadilan sosial yakni marwah Pancasila dan kalau itu dilanggar maka dosa negara akan kekal selamanya. Serem banget ya kata-katanya, tapi gak papa lah yang penting nulis. Salam.