Blogger Jateng

Polemik Bantuan Nasi Anjing Merendahkan Umat Islam

Seperti telah menjadi acuan bahwa di negeri ini sesudah fenomena gila terjadi maka akan disusul lagi oleh fenomena yang lebih ajaib lalu hari. Beberapa hari ini sempat ekspresi dominan video pembagian pinjaman nasi bungkus berlabel "Nasi Anjing" terhadap masyarakat di salah satu tempat Jakarta.

Meskipun info ini terkesan dianggap biasa, tidak musim mirip Corona. Mungkin sengaja dibuat senyap oleh media penguasa. Namun membaca gosip tersebut menciptakan saya geram dan ingin murka sekaligus sedih juga.

Pada dasarnya membantu orang lain yaitu suatu hal mulia tetapi jika ditambah dengan mencari sensai maka terang tidak akan ada artinya. Kenapa harus mencap label kata Anjing segala?. Terlihat dalam video seorang ibu-ibu berkerudung mendapatkan pinjaman tersebut dengan lugu dan seakan tanpa sadar bahwa umat sedang dihina.

Sudah terang bahwa umat Muslim dikala ini sangat lemah, akui saja dan kita seolah tidak berdaya. Memang benar anjing itu adalah mahluk Tuhan, tetapi di Islam anjing yaitu salah satu hewan yang dilarang untuk disantap dan memiliki najis. 

Kalaupun seseorang ingin membantu penduduk yang notabena mayoritas muslim pastinya akan paham perihal empati dan tidak kadung nayri sensasi dengan memberi cap label Anjing segala. Memang di kala kapitalis sekarang ini semua hal dianggap sebagai jualan. Apa aja dijadikan alat jualan, kepopuleran, pencitraan.
Bantuan berlabel nasi anjing merendahkan umat Islam
Salah satu riwayat menyebutkan bahwa "Jika ada sebuah kawasan muslim yang banyak orangnya miskin, maka hartanya telah dirampas oleh orang-orang kaya". Ya begitulah negeri ini yang tampaknya sudah tidak memiliki daya upaya lagi menahan serangan para kapitalis.

Bagi para dermawan yang ingin menolong sesama, maka jadilah seorang dermawan sejati tak perlu cari sensasi dan melukai sesama insan. Kalaupun buat label ketika ngasih bantuan, maka pikirkanlah kata-kata yang nantinya tidak akan mengakibatkan kontradiksi.

Ini orang-orang tak tahu diri dan sengaja memancing keributan supaya umat Islam murka nanti terkesan selanjutnya umat Islam intoleran, bla...bla...bla dan lainnya padahal yang mengawali adalah umat non muslim. Pola mirip ini mirip sudah biasa saat ini di negeri kita.

Entah itu alasannya pemimpinnya lembek atau apalah yang jelas saya sungguh heran dan murka gara-gara munculnya berita tunjangan berlabel Anjing tadi. Kalau otak orang waras kan meski non muslim pasti tahu bahwa anjing itu hewan haram dan tidak akan beri komplemen tersebut. Pastinya orang yang memberi bantuan tersebut otaknya sengklek dan sengaja memecah belah umat.  

Propaganda semacam ini mesti dipidanakan dan jangan dianggap persoalan sederhana. Judul label bantuannya saja telah mengambarkan orang ini orang udik sebodoh-bodohnya orang. Sangat melukai masyarakat kelas bawah khususnya umat Islam.

Berita modern menyatakan bahwa masalah tersebut telah berakhir tenang dan oarang yang memberi pertolongan sudah meminta maaf. Memang gampang sekali ya masalah penistaan di negeri ini, siapa sih pemimpin negeri ini, kok tiap tahun gaduh terus?.