Sistem Informasi Geografi berkembang sejak kedatangan komputer dalam kehidupan.
Setelah itu internet dan komunikasi jaringan membuat SIG kian vital perannya dalam evaluasi keruangan daerah dan menjadi keperluan setiap manusia.
Bagaimana SIG itu melakukan pekerjaan ?. Pada dasarnya ada 3 langkah kerja SIG yakni input-output-output tetapi setingkali proses output dibagi menajdi pengolahan dan manipulasi data.
Mengolah data SIG menjadi sebuah info spasial dalam bentuk peta, diharapkan perlengkapan dan keterampilan yang memadai.
Berikut urutan langkah kerja SIG dari awal sampai simpulan:
1. Persiapan Peta Dasar
Peta dasar yang diperlukan harus disiapkan, hal ini dilaksanakan biar gambar atau peta yang kurang terperinci mampu diperbaiki, skala dan tahun peta harus cocok atau diubahsuaikan. Peta-peta tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber atau instansi terkait.
Apabila ada salah satu unsur yang tidak ada atau belum dibentuk petanya, maka kita harus membuat peta tersebut. Pembuatan peta tersebut untuk melengkapi dan menciptakan lebih mudah dalam menumpangsusunkan peta-peta yang dibutuhkan.
2. Tahap digitasi peta
Digitasi peta merupakan proses memindahkan peta dalam bentuk lembaran peta (hardcopy) ke dalam komputer.
Pada tahap ini, peta yang masih dalam bentuk lembaran kertas lalu diubah ke dalam bentuk format digital, ialah format yang mampu dibaca dan diolah oleh komputer.
Alat untuk merekam atau memindahkan data tersebut dinamakan digitizer. Selain itu, proses ini juga dapat dilakukan dengan memakai scanner.
3. Tahap editing
Hasil digitasi biasanya belum tepat, alasannya adalah masih dapat ditemui kesalahan atau tidak akurat. Kesalahan tersebut lazimnya terjadi akhir ketidaktelitian manusia dalam proses digitasi peta atau sebab faktor kesanggupan alat yang terbatas.
Sehingga pada tahap ini yang dilakukan yaitu mengoreksi dan memperbaiki data atau simbol yang salah atau tidak sempurna.
Kesalahan-kesalahan yang umumnya terjadi, dalam bentuk overshoot (garis lebih), undershoot (garis tidak nyambung), garis ganda, kesalahan dalam pelabelan, dan lain-lain.
4. Tahap konversi
Tahap konversi adalah tahap pembiasaan koordinat dengan mengganti koordinat meja digitizer ke dalam koordinat lintang dan meridian bumi yang bergotong-royong. Penggunaan koordinat meja digitizer adalah koordinat yang diharapkan semoga pengerjaan peta dilakukan secara sistematis (tidak acak) dan bersifat sementara.
Koordinat tersebut kemudian diubah dan umumnya menggunakan koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Keuntungan memakai koordinat UTM yakni bisa memilih luas dari kenampakan yang ada pada peta, dan satuan yang digunakan merupakan meter. Selain tata cara koordinat UTM, ada juga tata cara koordinat derajat. Koordinat UTM dan koordinat derajat bisa didapatkan kedua-duanya pada peta topografi atau peta rupa bumi.
5. Tahap anotasi
Tahap anotasi yakni tahap dilakukannya tunjangan nama atau catatan kepada aneka macam objek yang ada pada peta, misalnya nama sungai, nama kota, nama gunung, nama tempat, atau nama daerah.
6. Tahap labelling
Setiap objek yang nampak dan ada pada peta mesti diberi label dan fungsinya selaku identitas dari objek tersebut. Identitas ini berguna untuk menciptakan kekerabatan antara data grafis dan data nongrafis. Label atau identitas tersebut umumnya dituangkan dalam legenda atau informasi peta.
7. Tahap analisis
Setelah peta yang diperlukan simpulan dilaksanakan, maka tahap berikutnya ialah tahap analisis dan pengolahan lebih lanjut. Tahap analisis yaitu tahap pengukuran panjang, kerapatan, luas objek pada peta dan sampai pada penggabungan beberapa peta dengan cara tumpang susun (overlay).
Penggabungan tersebut akan membuat peta gres yang lebih informatif. Pada SIG konvensional analisis datanya berbentukpengukuran dengan menggunakan alat sederhana, seperti penggaris untuk mengukur panjang dan planimeter untuk mengukur luas.
Pada SIG yang memakai komputer analisis datanya utamanya untuk menghitung luas wilayah mampu dikerjakan dengan gampang.
Analisis peta hasil tumpang susun yang dijalankan secara konvensional dijalankan dengan menggunakan kertas transparan sehingga beberapa peta mampu ditumpangsusunkan menjadi peta yang bertampalan. Beberapa peta dapat ditumpangsusunkan bila skala petanya sama.
8. Tahap buffering
Buffering yaitu jenis analisis yang hendak menciptakan buffer atau penyangga yang dapat berupa bundar atau poligon yang melingkupi sebuah objek selaku pusatnya, sehingga mampu dimengerti luas objek dan jarak dari objek yang lain.
Misalnya, untuk membuka perjuangan wartel, maka perlu dianalisis jumlah tentangan yang ada pada radius tertentu dari sebuah lokasi.
9. Tahap pelaporan atau keluaran data
Tahap pelaporan atau keluaran data dapat dikerjakan dalam bentuk memperlihatkan pada layar monitor atau dicetak melalui printer atau plotter.
Dalam laporan, semua isu hasil overlay mesti ditampilkan secara mempesona dengan pewarnaan yang sederhana namun sesuai dengan tolok ukur kartografis sehingga menampilkan bentuk/warna yang indah dan dengan divariasikan tabel/ grafik/video pada setiap daerah yang dikehendaki dan perlu penambahan isu.
Contoh Soal UNBK Tahapan Kerja SIG
1. Urutan tahapan kerja Sistem Informasi Geografis yang benar yakni ....
A. peta dasar-digitasi-info geospasial daerah demam berdarah-overlay-manajemen penanganan kejadian luar biasa
B. peta dasar- overlay-digitasi-info geospasial daerah demam berdarah-administrasi penanganan peristiwa hebat
C. informasi geospasial wilayah demam berdarah-overlay-peta dasar-digitasi-manajemen penanganan kejadian hebat
D. peta dasar-informasi geospasial daerah demam berdarah-overlay-digitasi-manajemen penanganan peristiwa luar biasa
E. peta dasar- manajemen penanganan peristiwa mahir-overlay-digitasi-isu geospasial kawasan demam berdarah
Pembahasan:
Sesuai dengan penjelasani di atas, secara ringkas tahapan SIG ialah peta dasar – digitasi – informasi geospasial daerah demam berdarah – overlay – manajeman penanganan peristiwa luar biasa.
Setelah itu internet dan komunikasi jaringan membuat SIG kian vital perannya dalam evaluasi keruangan daerah dan menjadi keperluan setiap manusia.
Bagaimana SIG itu melakukan pekerjaan ?. Pada dasarnya ada 3 langkah kerja SIG yakni input-output-output tetapi setingkali proses output dibagi menajdi pengolahan dan manipulasi data.
Mengolah data SIG menjadi sebuah info spasial dalam bentuk peta, diharapkan perlengkapan dan keterampilan yang memadai.
Berikut urutan langkah kerja SIG dari awal sampai simpulan:
1. Persiapan Peta Dasar
Peta dasar yang diperlukan harus disiapkan, hal ini dilaksanakan biar gambar atau peta yang kurang terperinci mampu diperbaiki, skala dan tahun peta harus cocok atau diubahsuaikan. Peta-peta tersebut dikumpulkan dari berbagai sumber atau instansi terkait.
Apabila ada salah satu unsur yang tidak ada atau belum dibentuk petanya, maka kita harus membuat peta tersebut. Pembuatan peta tersebut untuk melengkapi dan menciptakan lebih mudah dalam menumpangsusunkan peta-peta yang dibutuhkan.
2. Tahap digitasi peta
Digitasi peta merupakan proses memindahkan peta dalam bentuk lembaran peta (hardcopy) ke dalam komputer.
Pada tahap ini, peta yang masih dalam bentuk lembaran kertas lalu diubah ke dalam bentuk format digital, ialah format yang mampu dibaca dan diolah oleh komputer.
Alat untuk merekam atau memindahkan data tersebut dinamakan digitizer. Selain itu, proses ini juga dapat dilakukan dengan memakai scanner.
3. Tahap editing
Hasil digitasi biasanya belum tepat, alasannya adalah masih dapat ditemui kesalahan atau tidak akurat. Kesalahan tersebut lazimnya terjadi akhir ketidaktelitian manusia dalam proses digitasi peta atau sebab faktor kesanggupan alat yang terbatas.
Sehingga pada tahap ini yang dilakukan yaitu mengoreksi dan memperbaiki data atau simbol yang salah atau tidak sempurna.
Kesalahan-kesalahan yang umumnya terjadi, dalam bentuk overshoot (garis lebih), undershoot (garis tidak nyambung), garis ganda, kesalahan dalam pelabelan, dan lain-lain.
 |
| Tahapan kerja SIG |
Tahap konversi adalah tahap pembiasaan koordinat dengan mengganti koordinat meja digitizer ke dalam koordinat lintang dan meridian bumi yang bergotong-royong. Penggunaan koordinat meja digitizer adalah koordinat yang diharapkan semoga pengerjaan peta dilakukan secara sistematis (tidak acak) dan bersifat sementara.
Koordinat tersebut kemudian diubah dan umumnya menggunakan koordinat UTM (Universal Transverse Mercator). Keuntungan memakai koordinat UTM yakni bisa memilih luas dari kenampakan yang ada pada peta, dan satuan yang digunakan merupakan meter. Selain tata cara koordinat UTM, ada juga tata cara koordinat derajat. Koordinat UTM dan koordinat derajat bisa didapatkan kedua-duanya pada peta topografi atau peta rupa bumi.
5. Tahap anotasi
Tahap anotasi yakni tahap dilakukannya tunjangan nama atau catatan kepada aneka macam objek yang ada pada peta, misalnya nama sungai, nama kota, nama gunung, nama tempat, atau nama daerah.
6. Tahap labelling
Setiap objek yang nampak dan ada pada peta mesti diberi label dan fungsinya selaku identitas dari objek tersebut. Identitas ini berguna untuk menciptakan kekerabatan antara data grafis dan data nongrafis. Label atau identitas tersebut umumnya dituangkan dalam legenda atau informasi peta.
7. Tahap analisis
Setelah peta yang diperlukan simpulan dilaksanakan, maka tahap berikutnya ialah tahap analisis dan pengolahan lebih lanjut. Tahap analisis yaitu tahap pengukuran panjang, kerapatan, luas objek pada peta dan sampai pada penggabungan beberapa peta dengan cara tumpang susun (overlay).
Penggabungan tersebut akan membuat peta gres yang lebih informatif. Pada SIG konvensional analisis datanya berbentukpengukuran dengan menggunakan alat sederhana, seperti penggaris untuk mengukur panjang dan planimeter untuk mengukur luas.
Pada SIG yang memakai komputer analisis datanya utamanya untuk menghitung luas wilayah mampu dikerjakan dengan gampang.
Analisis peta hasil tumpang susun yang dijalankan secara konvensional dijalankan dengan menggunakan kertas transparan sehingga beberapa peta mampu ditumpangsusunkan menjadi peta yang bertampalan. Beberapa peta dapat ditumpangsusunkan bila skala petanya sama.
8. Tahap buffering
Buffering yaitu jenis analisis yang hendak menciptakan buffer atau penyangga yang dapat berupa bundar atau poligon yang melingkupi sebuah objek selaku pusatnya, sehingga mampu dimengerti luas objek dan jarak dari objek yang lain.
Misalnya, untuk membuka perjuangan wartel, maka perlu dianalisis jumlah tentangan yang ada pada radius tertentu dari sebuah lokasi.
9. Tahap pelaporan atau keluaran data
Tahap pelaporan atau keluaran data dapat dikerjakan dalam bentuk memperlihatkan pada layar monitor atau dicetak melalui printer atau plotter.
Dalam laporan, semua isu hasil overlay mesti ditampilkan secara mempesona dengan pewarnaan yang sederhana namun sesuai dengan tolok ukur kartografis sehingga menampilkan bentuk/warna yang indah dan dengan divariasikan tabel/ grafik/video pada setiap daerah yang dikehendaki dan perlu penambahan isu.
Contoh Soal UNBK Tahapan Kerja SIG
1. Urutan tahapan kerja Sistem Informasi Geografis yang benar yakni ....
A. peta dasar-digitasi-info geospasial daerah demam berdarah-overlay-manajemen penanganan kejadian luar biasa
B. peta dasar- overlay-digitasi-info geospasial daerah demam berdarah-administrasi penanganan peristiwa hebat
C. informasi geospasial wilayah demam berdarah-overlay-peta dasar-digitasi-manajemen penanganan kejadian hebat
D. peta dasar-informasi geospasial daerah demam berdarah-overlay-digitasi-manajemen penanganan peristiwa luar biasa
E. peta dasar- manajemen penanganan peristiwa mahir-overlay-digitasi-isu geospasial kawasan demam berdarah
Pembahasan:
Sesuai dengan penjelasani di atas, secara ringkas tahapan SIG ialah peta dasar – digitasi – informasi geospasial daerah demam berdarah – overlay – manajeman penanganan peristiwa luar biasa.