Blogger Jateng

Data Spasial Sistem Informasi Geografi

SIG membutuhkan data untuk memproses info keruangan sehingga bisa menjadi alat pendukung kebijakan.

Data yang dimaksud dalam definisi-definisi SIG di atas adalah data spasial yang berasal dari berbagai sumber. 

Data spasial ini merupakan data pokok yang diolah dalam SIG. O'Brien (1992) pertanda bahwa data spasial yakni data yang memiliki tumpuan geografis. 

Jika data matematik akan bereferesi angka, bilangan atau rumus, maka data geografis akan mengacu pada rancangan-desain geografi.

Data spasial ini merupakan penyederhanaan dan representasi dari dunia nyata yang diwujudkan dalam objek-objek kartografis, dimana objek ditunjukkan dalam bentuk, ukuran, warna, dan skala yang berbeda sesuai dengan keperluan dan maksudnya (Bernhardsen, 1992; DeMers, 1997).

Dunia konkret (real world) adalah segala sesuatu yang terdapat di alam. Dunia positif memiliki kompleksitas baik dari ukuran, jenis, dan waktu kejadian. 


Kenyataan di lapangan berasal dari segala sesuatu yang berukuran atomik sampai masalah benua atau yang lebih luas lagi, dari insiden yang terjadi ribuan tahun yang lalu hingga detik ini, dari persoalan pergantian bentuk molekular sampai interaksi sosial.
Data SIG
Kompleksitas ini mengakibatkan sulitnya manusia menggambarkan dunia nyata tersebut. Penggambaran dunia faktual yang dijalankan ialah suatu kejadian penyederhanaan, klasifikasi, dan simbolisasi sesuai dengan interpretasi masing-masing individu tersebut. Seluruh fenomena dunia positif ini tidaklah mungkin sekaligus digambarkan secara lengkap, detil, dan tepat.

DeBruin dan Moleenar (2002) menguraikan bahwa selaku versi dari dunia aktual, maka data spasial dibedakan menjadi dua bentuk versi, ialah model objek eksak (the exact object model) dan model medan berrangkaian (the continous field versi)


Model objek eksak menatap data spasial tersusun atas objek-objek yang bisa dengan jelas ditentukan dan dibatasi entitasnya. 

Contoh dari model ini adalah data bangunan, jalan, lahan pertanian dan lain-lain. Model medan berrangkaian memahami bahwa ruang geografis adalah suatu rangkaian yang berkesinambungan. 

Contoh dari versi ini yaitu data ketinggian daerah, data kemiringan lereng, data nilai indeks vegetasi, dan lain-lain. Data ini merupakan data kontinum yang berkesinambungan dan saling berhubungan satu sama lain.

Data spasial mencakup dua komponen ialah komponen spasial dan unsur tematik. Kedua komponen tersebut saling terkait dan saling memperkuat info yang dikandung dalam data tersebut. 


SIG mendasarkan pada kedua bagian tersebut dalam aneka macam analisis spasial yang dilaksanakan. Komponen spasial dan unsur tematik dapat dianalisis secara bersama ataupun terpisah dari masing-masing unsur tersebut. 

Komponen spasial dan tematik mampu diwujudkan menjadi sebuah isu spasial seperti peta-peta digital yang pada saat ini banyak dipakai pada aneka macam aplikasi online.

Komponen spasial memberikan informasi perihal lokasi dari keberadaan data tersebut. Terdapat dua bentuk dari faktor bagian spasial ini adalah lokasi otoriter dan lokasi relatif. 


Lokasi absolut ialah lokasi yang mendasarkan pada posisi koordinat tertentu dalam suatu sistem proyeksi. Koordinat menawarkan lokasi data secara niscaya yang tidak akan diterjemahkan berbeda antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. 

Sebagai contoh, terdapat informasi bahwa sebuah obyek gedung terletak pada koordinat 43000 mT, 9156500 mU. Informasi ini memperlihatkan secara niscaya lokasi gedung tersebut. 

Para pengguna informasi mampu mencarinya dengan memakai peralatan bantu navigasi menuju pada titik tersebut. Lokasi relatif menunjuk suatu lokasi berbanding pada suatu lokasi data yang lain. 

Misal, kampus Unesa Ketitang terletak di sebelah barat dari jalan Ahmad Yani Surabaya. Informasi ini menunjuk pada arah tertentu yang dibandingkan dengan posisi fitur tertentu lainnya pada suatu data. 

Komponen tematik merujuk pada jenis isu yang terkandung pada data spasial. Data ini bisa berupa simbolik, kuantitatif ataupun selaku data deskribtif dan terrekam selaku data atribut. 

Komponen tematik menimbulkan informasi tematik yang dimunculkan atas sebuah peta dasar.

Penjelasan lain ihwal data spasial diperoleh dari Liu dan Mason (2009). Data spasial dicirikan oleh empat hal yaitu :
1.    dibuat oleh keterkaitan yang kasatmata antara objek geometris dengan atribut yang membuktikan objek tersebut;
2.    data spasial memiliki georeferensi yang konkret di tampang bumi;
3.    data spasial terkategori dan direpresentasikan selaku objek titik, garis atau area, sesuai dengan aksara dasar dari objek tersebut dalam dunia aktual;
4.    data diatur menjadi peta-peta tematik sesuai dengan jenis fiturnya dalam dunia konkret. Sejalan dengan karakteristik terakhir tersebut, data spasial yang menampung isu tertentu yang sering disebut selaku peta tematik.


Sumber: Modul PPG Geografi