Blogger Jateng

Tahapan Mitigasi Bencana Tsunami

Salah satu fenomena alam yang mampu mengancam kehidupan adalah gelombang tsunami.

Tsunami diartikan petaka yang berbentukgelombang air maritim yang menimpa tempat pantai. 

Faktor penyebab terjadinya tsunami yakni lantaran acara seismik, meletusnya gunung api, longsoran bawah maritim, dan  hantaman meteor ke dasar samudera.

Dari sejumlah aspek penyebab, yang paling kerap terjadi yaitu tsunami balasan gempa bumi. 


Gempa bumi hingga saat ini belum mampu diramalkan kapan akan terjadi. Oleh alasannya adalah itu tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi juga sungguh sungguh susah diprediksi. 

Bencana tsunami ialah bahaya bagi daerah pantai yang secara geologis rawan kepada gempa bumi. 

Namun ancaman peristiwa tsunami gres mampu diprediksi sehabis gempa bumi terjadi. Satu hal yang menyulitkan yaitu jeda waktu antara gempa dan tsunami yang ditimbulkan sungguh singkat. Akibatnya usaha untuk menyelamatkan diri dari tsunami waktunya sungguh terbatas.
Peta Daerah Rawan Tsunami Indonesia
Indonesia yakni negara beresiko tsunami alasannya posisinya yang berada di zona ring of fire dan diantara dua samudera besar. Tsunami Aceh pada tahun 2004 adalah contoh petaka paling besar yang melanda Indonesia sesudah erupsi Krakatau dan Tambora berabad-periode lalu. 

Terakhir yakni tsunami di Palu yang dibarengi likuifaksi menjadi duka yang kembali melanda bangsa Indonesia. Sekitar 75% garis pantai Indonesia merupakan kawasan riskan tsunami dan ini menjadi sinyal yang patut diwaspadai penduduk .

Jika bahaya tsunami tidak disadari oleh masyarakat yang tinggal di tempat beresiko peristiwa tersebut, maka resiko yang mampu ditimbulkannya akan sungguh serius. Oleh lantaran itu untuk menghemat resiko kepada tragedi yang mungkin terjadi, maka diperlukan mitigasi peristiwa tsunami.

Mitigasi kepada ancaman tragedi tsunami antara lain dapat dilakukan selaku berikut.
1)    Pemetaan wilayah-kawasan yang beresiko kepada bahaya bencana tsunami 

2)    Penyampaian info kepada penduduk tentang potensi bahaya tragedi tsunami di kawasan mereka 
3)    Peningkatan wawasan terhadap masyarakat tentang karakteristik tragedi tsunami.
4)    Mengenali gejala akan hadirnya kejadian tsunami.
5)    Memberikan pengertian terhadap penduduk bagaimana cara menyelamatkan diri dari tragedi tsunami.
6)    Memberikan pembinaan, misalnya dengan simulasi bagaimana cara menyelamatkan diri di dikala ada tsunami.
7)    Membuat jalur-jalur penyelamatan yang harus dilalui untuk menuju tempat yang kondusif dari peristiwa tsunami.
8)    Tidak mendirikan bangunan-bangunan fasilitas biasa mirip kantor-kantor pelayanan pemerintah, pasar, dan lain-lain pada kawasan yang riskan kepada bahaya insiden.
9)    Penamanan pepohonan di sepanjang pantai untuk mematahkan gelombang tsunami.
10)    Mengadakan alat peringatan dini (early warning system) kepada bahaya kejadian tsunami.


Sumber: Modul PPG Geografi