Blogger Jateng

Erosi Gletser Pegunungan dan Fenomena Morena

Gletser yaitu massa es yang umum timbul di daerah pegunungan tinggi atau di kutub. Berbagai macam fenomena unik bisa muncul pada kawasan yang memiliki gletser. 

Masa es berbutir garang yang terbentuk dari timbunan-timbunan salju akan bergerak ke bawah sebab gravitasi. 

Gerakan yang terjadi secara lambat  disebut  gletser, sedangkan gerakan yang cepat, adalah berupa  longsoran secara  mendadak dengan kecepatan tinggi yang disebut Lawina. 

Gerakan es yang berupa gletser mempunyai kecepatan yang sungguh beragam, hal ini tergantung ukuran periode es dan kemiringan dasar lembah sepanjang gletser bergerak. 

Semakin besar ukuran  gletser  dan kian curam kemiringan lereng gerakan salju akan makin  cepat. Gerakan salju berkisar antara beberapa sentimeter hingga puluhan meter saban hari.

Cara mudah untuk mengukur kecepatan gletser yakni dengan menaruh  benda pada tubuh gletser. Kecepatan aliran gletser mampu diamati dari pergantian letak batuan pada gletser tersebut lantaran kerikil berwarna tersebut akan bergerak sesuai dengan gerakan gletser. 

Bagian tengah gletser memiliki gerakan yang lebih cepat daripada penggalan-kepingan tepinya. Pada waktu gletser bergerak kebawah melaui lembah, dia akan kehilangan sebagian dari es penyusunnya lewat pencairan dan penguapan. Pada lereng-lereng yang curam seringkali terjadi Lawina.

Aliran gletser pegunungan
Gletser terbentuk dari daerah-kawasan salju terakumulasi, yakni pada lekukan- lekukan yang disebut firn. Firn ini mampu berbentukdataran tinggi atau lembah-lembah berbentuk mangkuk. 

Pada lekuk-lekuk firn, secara berangsur-angsur salju berbah menjadi es. Terkumpulnya salju di pegunungan tergantung dari letak batas salju. Batas salju ini tergantung pada iklim, morfologi, dan lain-lain. 

Di daerah tropis, batas salju terletak pada ketinggian kira-kira 5000 meter. Di pegunungan  Alpin  terletak  pada 2500 sampai 2700 meter di lereng utara, dan 2700-3000 meter  dilereng  Selatan  (Katili, 1963).

Perbedaan ukuran maupun posisi gletser tergantung pada kondisi relief,  ketinggian tempat dan presipitasi .Berdasarkan hal ini gletser mampu dibedakan menjadi tiga tipe utama yakni tipe Alpina, gletser dataran tinggi dan gletser kontinental. 

a.    Gletser Alpina
Adalah gletser yang terdapat di puncak-puncak pegunungan, sehingga sering juga disebut sebagai mountain gletser. Dari puncak-puncak pegunungan gletser bergerak kebawah menuruni lereng-lereng melalui lembah-lembah gletser. 

Tipe ini lazimnya terdiri dari gletser yang terdapat lembah-lembah dasar yang disebut dengan pengecap gletser. Lidah-pengecap gletser ini di isi oleh banyak lekuk-lekuk firn yang kecil-kecil. jumlahnya relatif kecil, antara lain didapatkan pada pegunungan-pegunungan Caucasus, Tien Shan, Pamirs, Altai dan Alpen.

b.    Gletser dataran tinggi
Adalah gletser yang terletak di dataran tinggi atau pegunungan-pegunungan dengan puncak yang relatif datar. Tipe ini banyak didapatkan pada pegunungan-pegunungan di Skandinavia. Pada dataran tinggi terdapat tutupan-tutupan Firn yang besar. Dari daerah ini membujur beberapa pengecap gletser ke segala jurusan.

c.    Gletser kontinental
Kadang-kadang juga disebut juga dengan tipe greenland dan  merupakan  gletser yang terdapat di tempat kutub dengan hamparan yang maha luas. Bentuknya menyerupai perisai dengan kepingan yang tinggi terletak di tengah. Gletser ini sangat tebal, pada sentra gletser di Greenland memiliki ketebalan sekitar 3000 meter.  

Dari sentra, lapisan es tersebut turun kelaut secara terpisah-pisah dengan membentuk lidah-pengecap yang tebal. Es itu segera pecah sehabis masuk ke bahari dan timbul di permukaan air sebagai gunung es. Gletser kontinental ini antara lain terdapat di Antartika, Greenland, Spitsbergen dan lain-lain.

Pengikisan oleh gletser disebut abrasi glasial. Erosi glasial ini di sebabkan oleh pengasahan es di sepanjang lembah alirannya. Daya kikis oleh es menjadi lebih intensif oleh adanya puing-puing pada gletser yang berasal dari kikisan oleh es pada dasar maupun pada kepingan tepi lembah gletser dan dari batuan di  atas  lembah gletser yang runtuh.

Puing-puing batuan yang dimuat gletser, diendapkan disepanjang perjalanan  atau pada kawasan pemberhentiannya. Puing-piung batuan yang diangkut dan diendapkan oleh gletser disebut Moraine. Berdasarkan posisinya, moraine dibedakan menjadi moraine tepi, moraine tengah, moraine dasar dan moraine ujung.
1)    Moraine tepi
Moraine ini terdapat dibagian tepi gletser, puing-puing batuan penyusunnya berasal dari kikisan tepi lembah dan runtuhan dinding-dinding lembah dikala es mencair pada waktu terkena sinar matahari.
2)    Moraine tengah
Moraine ini terdapat pada belahan tengah gletser. Terbentuk sebab  adanya konferensi dua buah gletser yang menyatu yang menimbulkan dua serpihan moraine tepi dari gletser tersebut tergabung menjadi satu sehingga terbentuklah moraine tangah.
3)    Moraine dasar
Adalah moraine yang terdapat pada dasar gletser, khususnya terdapat pada lekuk firn.
4)    Moraine ujung
Adalah moraine yang terdapat ujung gletser. Moraine ini terbentuk jikalau  dalam  waktu yang agak usang gletser tidak bergerak, mampu pula terbentuk jikalau pengecap gletser pada sebuah tempat mulai mencair sehingga mengendapkan puing-puing batuan yang di angkutnya.

Erosi gletser pegunungan
Lidah-lidah gletser dengan morainenya menciptakan bentuk fyord-fyord  di  Norwegia dengan penampang yang berbentuk karakter U, diperkirakan ialah hasil kegiatan gletser pada masa geologi yang silam. 

Pada zaman es tempat tersebut diperkirakan diselimuti oleh es yang tebal dan membentuk gletser dengan erosi yang besar lengan berkuasa. Setelah zaman es berakhir daerah tersebut merosot dan lembah-lembah gletser tergenang air maritim.

Sedimen yang mengendap eksklusif dari es biasanya hiterogen dari  halus  sampai bergairah. Sedimen glasial sungguh spesifik alasannya adalah tidak mengalami sortasi dan tidak berlapis-lapis (Munir, Moch, 1996).

Sumber: Modul PPG Geografi Daljab