Blogger Jateng

Sintak Model Project Based Learning

Salah satu acara mencar ilmu yang bisa dijalankan sesuai kaidah saintifik ialah project based learning. 

Seperti apa model pembelajaran berbasis proyek tersebut dan apa keyword dalam pembelajaran tersebut sehingga bisa dibedakan dengan versi yang lain?.
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) yaitu pembelajaran yang menggunakan proyek/acara sebagai sarananya. 

Peserta asuh melakukan eksplorasi, interpretasi, sintesis, penilaian, dan gosip untuk menciptakan berbagai bentuk hasil belajar. 
PjBL menggunakan problem sebagai langkah pertama dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru menurut pengalamannya dalam beraktifitas secara  aktual.  PjBL  dirancang untuk  dipakai   pada urusan kompleks yang diperlukan peserta bimbing dalam melaksanakan insvestigasi. 
PjBL ialah pemeriksaan mendalam tentang suatu topik dunia faktual yang berharga bagi atensi dan usaha akseptor didik, memperlihatkan peluang untuk menggali konten (materi) dengan memakai berbagai cara yang mempunyai arti bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Alur kerja project based learning
Berikut ini langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek yang mampu anda kerjakan di sekolah: 1)    Menyiapkan pertanyaan atau penunjukkanproyek.
Pertanyaan mesti mampu mendorong akseptor bimbing untuk melaksanakan suatu acara atau proyek yang berhubungan dengan KD dan ada dalam kehidupan kasatmata (real world). Makara dalam satu konferensi buatlah rencana proyek di kelas, khusus untuk memperoleh persoalan saja. Contoh dalam mapel geografi KD lingkungan hidup mampu mencari masalah seputar limbah di selokan perumahan, polusi suara, ruang terbuka hijau dan yang lain.

2)    Mendesain atau membuat penyusunan rencana untuk proyek.

Perencanaan dijalankan secara kolaboratif sehingga akan merasa mempunyai atas proyek tersebut. Perencanaan berisi ihwal acara mendukung yang mau dikerjakan, alat dan bahan yang memiliki kegunaan untuk solusi proyek.

3)    Menyusun acara pelaksanaan penyelesaian proyek.

Aktivitas pada tahap ini: (a) membuat timeline, (b) menentukan target tamat penyelesaian proyek (batas waktu); (c) merencanakan cara pemecahan yang baru; (d) membuat penjelasan alasan ihwal penyeleksian sebuah cara gres tersebut.

4)    Memonitor aktivitas dan perkembangan proyek.
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap acara penerima didik selama menyelesaikan proyek, sehingga berperan selaku mentor biar memudahkan proses monitoring, maka dibuat suatu rubrik yang mampu merekam keseluruhan acara yang penting.

Peserta latih melaksanakan pengecekan atas kerja mereka sendiri, sesuai dengan tahap kemajuan proyeknya, sehingga memungkinkan mereka untuk terus melakukan perbaikan dan akhirnya diperoleh suatu proyak yang sudah sesuai dengan tolok ukur penugasan.

5)    Menguji hasil.
Pengujian hasil dapat dilaksanakan lewat penyajian atau penyajian proyek. Pada kegaiatan ini, guru mampu mengukur ketercapaian kompetensi penerima didiknya, dan penerima ajar mampu menyaksikan dimana kelemahan dan keunggulan proyek yang mereka hasilkan menurut masukan dari peserta asuh, kalangan lain atau dari guru.

6)    Mengevaluasi kegiatan atau pengalaman.
Refleksi terhadap acara dan hasil proyek yang sudah dilaksanakan. Refleksi dijalankan baik secara individu maupun golongan pada selesai penyelesaian proyek. Peserta latih diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menuntaskan proyek. 

Guru dan penerima didik berbagi diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja scelama proses pembelajaran, sehingga pada kesudahannya ditemukan suatu temuan untuk menjawab urusan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran dan persoalan lain yang serupa.