Blogger Jateng

Sejarah, Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi (SIG)

Sistem Informasi Geografi ketika ini mempunyai bantuan vital dalam semua lini kehidupan. Anda pasti sering pesan ojek online, order masakan, hotel dan yang lain bukan?. 

Semua sudah terintegrasi dengan peta digital untuk melihat lokasi pelanggan dan lokasi merchant. Itulah kedigdayaan SIG selaku alat bantu geografi.

Roger Tomlinson pada tahun 1960 telah menggagas acara menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan (1960) untuk inventarisasi Tanah Kanada (Canadian Land Inventory atau CLI) dimana kegiatannya adalah untuk mengetahui kesanggupan lahan di kawasan pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1: 250000 yang bertahan sampai tahun 1970-an.

SIG ada tahun 1960 yang bermaksud untuk menyelesaikan urusan geografis. Pada tahun 1970-an di beberapa negara penggalan Amerika mulai menggunakan SIG untuk keperluan pengelolaan sumberdaya lahan dan penyusunan planning daerah. Dangermond (1982) mengawali pengembangan paket perangkat lunak (software) SIG yang terkenal adalah ARC/INFO.

Dewasa ini, SIG meningkat tidak cuma bertujuan untuk menuntaskan masalah geografi saja namun telah merambah ke berbagai bidang seperti: (1) analisis penyakit epidemik (demam berdarah), (2) analisis kejahatan (kerusuhan), (3) navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (metode stock dan distribusi), (4) urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang daerah), (5) peneliti: spatial data exploration, (6) utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management, (7) pertahanan (military simulation), dan lain-lain.


SIG untuk analisis ekonomi


Konsep Dasar SIG
SIG secara biasa mampu diketahui selaku sistem yang berbasis komputer, yang dipakai untuk menyimpan, mengelola, menganalisis serta mengaktifkan kembali data yang bekerjasama dengan keruangan untuk berbagai tujuan yang berafiliasi dengan pemetaan dan penyusunan planning.
Penjelasan tentang GIS berdasarkan urutan akronimnya, yakni sebagai berikut:


1)    Geography: Istilah ini dipakai alasannya adalah SIG dibangun berdasarkan pada ‘geografi’ atau ‘spasial’. Objek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu keruangan atau space. Objek bisa berbentukfisik, budaya atau ekonomi alamiah. Penampakan tersebut ditampilkan pada sebuah peta untuk menunjukkan gambaran yang representatif dari spasial suatu objek sesuai dengan kenyataannya di bumi. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensi.


2)    Information.
Informasi berasal dari pembuatan sejumlah data, dimana dalam SIG info memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri alasannya adalah tidak sepenuhnya data yang ada bisa terwakili dalam peta. Kaprikornus, semua data harus diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat menciptakan peta menjadi intelligent. 


Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografis yang representatif, data tersebut bisa menunjukkan informasi dengan cuma mengklik mouse pada objek. Perlu diingat bahwa semua informasi yakni data namun tidak semua data ialah isu.

3)    System. Pengertian ini merujuk terhadap suatu sistem yang terdiri dari kumpulan elemen-komponen yang saling berintegrasi dan berinterdependensi dalam lingkungan yang dinamis untuk meraih tujuan tertentu.


Burrough dalam Suryantoro (2005) pertanda SIG ialah himpunan alat yang digunakan untuk menghimpun, menyimpan, mengaktifkan sesuai kehendak, pentransformasian, serta penyuguhan data spasial dari suatu fenomena positif di permukaan bumi untuk maksud tertentu. 


Dalam beberapa literatur, SIG dipandang sebagai hasil dari perkawinan antara tata cara komputer untuk bidang kartografi (Computer Assisted Cartography/CAC) atau tata cara komputer untuk bidang perancangan (Computer Aided Design/CAD) dengan teknologi basisdata (database).

Dari beberapa pemahaman diatas, maka SIG bisa diuraikan menjadi beberapa subsistem selaku berikut :


a.    Data input metode ini berfungsi mengumpulkan serta merencanakan data spasial dan atribut dari banyak sekali sumber. Data/Informasi Geografi mampu diperoleh lewat lima (5) cara, yakni :
1)    Survei lapangan: pengukuran fisik (land marks), pengambilan sampel (polusi air), pengumpulan data non-fisik (data sosial, politik, ekonomi dan budaya).
2)    Sensus: dengan pendekatan kuesioner, wawancara dan pengamatan; pengumpulan data secara nasional dan periodik (sensus jumlah penduduk, sensus kepemilikan tanah).
3)    Statistik: merupakan tata cara pengumpulan data periodik pada stasiun pengamatan dan analisis data geografi tersebut, contoh: data curah hujan.
4)    Tracking: ialah cara pengumpulan data dalam era tertentu untuk tujuan pemantauan atau pengamatan perubahan, contoh: kebakaran hutan, gunung meletus, debit air sungai.
5)    Penginderaan jauh: merupakan hasl perekaman foto udara terkait objek permukaan bumi dalam bentuk gambaran.


b.    Data output subsistem ini memberikan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagaian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.
c.    Data management subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam suatu basisdata sedemikian rupa sehingga gampang diundang, di update, dan diedit.
d.    Data manipulation dan analysis subsistem ini memilih gosip – isu yang mampu dihasilkan oleh SIG selain itu subsistem ini juga melaksanakan manupulasi info yang dibutuhkan.

Sumber: Modul Geografi Abad 21