Blogger Jateng

Definisi Perlapisan Batuan: Perlapisan, Pelipatan, Sesar, Kekar

Struktur geologi yaitu suatu struktur atau keadaan geologi yang ada di suatu kawasan sebagai akhir dari terjadinya pergeseran-pergantian pada batuan oleh proses tektonik atau proses yang lain. 

Dengan terjadinya proses tektonik, maka batuan (batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf) maupun kerak bumi akan berubah susunannya dari keadaannya semula. 

Struktur geologi (makro) yang penting untuk diketahui antara lain bidang perlapisan, tata cara sesar, metode perlipatan, metode kekar, dan bidang ketidakselarasan.

1. Bidang Perlapisan
Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, adalah suatu bidang yang memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan kemudian, misalnya batas antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang satu dengan batupasir yang lain yang mampu dibedakan. 

Biasanya batuan sedimen berisikan berbagai lapisan-lapisan yang berurutan dari tua ke muda, sehingga banyak pula bidang perlapisannya. 

Bidang perlapisan tersebut ialah belahan yang lemah dibandingkan dengan kekuatan batuan sedimennya, sebab itu dalam analisis kemantapan posisinya menjadi sangat penting.
Perlapisan batuan
2. Sistem Sesar
Sesar atau patahan (fault) yaitu suatu bidang yang terbentuk alasannya adalah kekuatan batuan tidak mampu menahan lagi tekanan/beban yang ada sehingga kesudahannya batuan tersebut patah. 

Setelah terjadinya sesar tersebut, kedua bab yang tadinya berafiliasi mampu bergeser naik, turun, atau bergeser secara mendatar.

Sesar yang terbentuk karena proses tektonik yang besar lengan berkuasa umumnya tidak bangun sendiri (tunggal), tetapi akan menciptakan sesar-sesar lain yang lebih kecil di sekitarnya sehingga mampu membentuk sebuah metode sesar yang komplek.
Sesar geologi
3. Sistem Perlipatan
Karena acara tektonik, lapisan batuan sedimen yang relatif elastis akan mengalami tekanan yang tinggi dan terlipat, dan membentuk tata cara sinklin-antiklin. 

Pada metode perlipatan maka lapisan batuan yang tadinya mendatar akan berganti posisinya menjadi miring dengan sudut kemiringan (dip) dan jurus (strike) yang beragam.

Apabila besarnya tegangan yang melakukan pekerjaan pada batuan sedimen tersebut melebihi batas elastisnya, maka sistem tersebut akan mengalami penyesaran dan pergeseran. 

Sedangkan jikalau tidak terlampau besar, maka pada potongan-bab tertentu mungkin akan terbentuk tata cara kekar tarik (pada batuan yang rapuh/getas).

Perlipatan menciptakan pecahan punggungan perlipatan yang disebut selaku antiklin dan bagian lembah yang disebut selaku sinklin. 

Jarak antara antiklin dengan sinklin di dekatnya juga bermacam-macam, tergantung pada besarnya gaya yang membentuknya. 

Demikian juga wacana kemiringan yang terbentuk pada perlipatan tersebut, yakni tergantung pada amplitudo dan frekuensi yang terjadi.

Lapisan batuan yang tidak mendatar lagi (miring) posisinya dinyatakan dalam jurus dan kemiringannya (strike/dipnya), sehingga dibutuhkan interpretasi untuk mengkorelasikannya.

Perlipatan batuan
4. Sistem KekarSeperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar biasanya terbentuk karena proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. 

Dalam hal ini kekar merupakan balasan lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan. 

Kalau kekuatan suatu batuan (besar lengan berkuasa tekan atau besar lengan berkuasa tarik) tidak mampu lagi melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak. 

Jika ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi perubahan yang besar disebut terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya sampai beberapa meter) dan relatif tidak terjadi perubahan disebut selaku kekar.
Kekar pada batuan
Pada sebuah batuan yang sama dalam kawasan yang relatif kecil sering terdapat beberapa pasang kekar yang berlawanan (sistem kekar). 

Kekar-kekar yang mempunyai orientasi (jurus dan kemiringan) sama disebut selaku satu set kekar. Dalam suatu metode kekar bisa terdapat lebih dari satu set kekar.

Dalam analisis kekar yang perlu diperhatikan yakni ukuran kekar (persistensi), kekasaran bidang kekar, camilan kekar (separation), isi kudapan kekar (infilling), ada/tidaknya air pada kekar, besar pemikiran air pada tata cara kekar, orientasi bidang kekar (jurus dan kemiringan), jumlah set kekar pada daerah yang sama, dan kerapatan/jarak kekar.

Gambar: disini, disini, disini, disini