Blogger Jateng

Turing Dari Majalengka ke Dieng 10 Jam

Halo sahabat erat touring geotrek sekalian, kali ini aku akan bercerita sedikit ihwal catatan perjalanan dari Majalengka menuju Dieng Banjarnegara naik motor. 

Pagi itu aku berdua dengan istri aku mempersiapkan untuk tracking berdua menuju Dieng Plateu Banjarnegara.

Setelah searching lokasi beberapa hari sebelumnya maka di hari senin pagi jam 8 kami berangkat dari Kota Majalengka menuju arah Cirebon dengan menggunakan motor beat. Kami isi bensin full dahulu di pom bensin Cigasong.

Perjalanan kemudian dilanjut menyusuri jalan ke arah Rajagaluh hingga Sumber dan Cirebon. Suhu udara di perjalanan dari Majalengka menuju Sumber adem ayem karena rimbun pepohonan di kiri-kanan jalan.

Setelah 1 jam kami mulai masuk Cirebon hingga menuju jalur pantura. Karena masih arus balik jadi macet di persimpangan Jl. Kanggraksan dan untuk menuju arah Jawa Tengah harus putar balik jauh dahulu. Selepas putar balik di lampu merah jalanan mulai lurus, lebar dan panas pastinya.

Moto bisa dipacu kencang dengan mobil-kendaraan beroda empat berat yang mulai banyak berseliweran. Baru kali ini saya mencicipi aspal pantura dari Cirebon menuju Pekalongan. Di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah kami mampir dahulu ke salah satu minimart untuk minum dan istirahat.

Cuaca hari itu panas sekali dan tidak ada awan sehingga sangat menyengat dan menyedot energi. Selepas perbatasan jawa barat dan jawa tengah motor kami akhirnya menginjakan kaki di Brebes. Masuk Brebes jalanan cukup padat alasannya melalui kota. Di sepanjang jalan banyak sekali pedangan telor asin yang ialah makan khas Brebes, selain itu bawang merah juga banyak tersedia.

Selepas keluar kota Brebes jalanan mulai lengang lagi dan motor dipacu agak cepat lagi dan tak terasa telah sampai Tegal. Ternyata kota Tegal sangat panas maklum pinggir pantai. Namun kemajuan kota ini tidak mengecewakan bagus dengan beberapa sentra-sentra jual beli dan sosial modern banyak dibangun. 

Keluar kota Tegal kemudian masuk jalur pantura lagi dan jam 1 siang sampailah di Pemalang. Di Pemalang kami tidak masuk kota alasannya adalah ikuti utama pantura. Karena bensin telah habis maka kami ngisi bensin kedua kali di Pemalang. 

Dari Pemalang perjalanan dilanjutkan menuju Pekalongan. Sampai Pekalongan kami mampir dahulu di mesjid untuk sholat dan istirahat alasannya pantat sudah panas.
 
Istirahat di mesjid Pekalongan

Sholat zuhur dan ashar kami qosor alasannya dalam perjalanan jauh. Ingat meski dalam kondisi apapun sholat ialah sebuah kebutuhan. Setelah 20 menitan meluruskan pinggang dan sholat, kami meneruskan perjalanan sampai sampailah di Pekalongan. Di daerah Pekalongan kami lalu belok kanan menuju arah Kajen.

Dari jalan pantura menuju Kajen cuaca masih panas namun sudah mulai ada pepohonan. Di wilayah Kajen kami mampir juga untuk makan siang di warung Soto. Harganya sungguh murah banget dan porsinya pas dengan perut. 

Isi soto ada daging sapi ditambang kecambah dan paru sapi. Total makan siang berdua ditambah minum teh elok sekitar 30 ribuan aj.

Setelah setengah jam mampir makan siang, perjalanan dilanjutkan karena masih jauh. Dari kecamatan Kajen selepas pasar kami mulai masuk area perkebunan dan jalanan mulai naik...woo. 

Di jalan telah ada papan nama Kawasan Wisata Linggoasri. Disini jalanan mulai berkelok, menanjak dengan rimbun perkebunan karet. Suhu udara mulai hambar jadi bisa irit energi.

Kami menyusuri jalan berliku dan menanjak hingga masuk Kalibening. Di Kalibening ekosistem sudah mulai berganti ke hutan pinus yang menjulang tinggi ditambah sungai-sungai berbatu lembap jernih, emejing pokonya. 

Nah selepas itu masuk Paninggaran ini ada dua pom bensin pertamina jadi jikalau anda mau melalui sini ke Dieng usahakan isi full bensin disini karena selepas itu gak akan ada pom bensin besar, yang ada pom mini dan harganya tentu lebih mahal kan.
Pom bensin di Paninggaran
Motor kami kemudian diisi full bensin semoga di Dieng mampu bebas jalan-jalanan, kemudian perjalanan dilanjutkan menyusuri jalanan Kalibening-Wanayasa yang telah telah beraspal oke. Dari ekosistem hutan pinus, di final wilahay Kalibening kami memperoleh ekosistem kebun teh dan akhirnya masuk Wanayasa telah berganti ke pertanian sayuran.

Di pertigaan cabang pasar Wanayasa kami lalu ambil kiri menuju Wanaraja dan Dieng. Jam sudah memberikan pukul setengah lima dan suhu sudah makin acuh taacuh dengan kabut yang turun. Saya turun sebentar untuk pakai double jaket dan masker alasannya adalah suhu cukup menusuk badan saya yang kurus.

Masuk daerah Wanaraja iring-iringan para bikers mulai terlihat menuju Dieng, jadi serasa banyak sobat. Akhirnya pukul 17.30 kami tiba juga di Dieng Plateu, cuaca cukup bersahabat dengan suhu sekitar 14 derajat aku cek di android. 

Kami lalu tanya-tanya penginapan yang harganya pas di kantong. Ternyata hari senin masih ekspresi dominan piknik sehingga Dieng cukup padat. Total perjalanan dari Majalengka ke Dieng pakai motor 10 jam, woow..pakai motor matic ya wajar lah, banyak istirahat juga.

Setelah mencari-cari akhirnya ketemu penginapan cukup murah akrab Gapura Welcome to Dieng. Untuk kiat mencari penginapan murah di Dieng, akan saya ulas di postingan berikutnya. Jadi singkat cerita penginapan udah didapat, yang penting kamar mandi di dalam dan ada air panas. 

Motor diparkir dan barang disimpan lalu kami mandi air hangat dahulu untuk melemaskan otot yang tegang ketika perjalanan, 10 jam booo...Untungnya pas kami sampai Dieng, hujan deras turun jadi gak kehujanan di jalan.
Hujan di Dieng sore menjelang magrib
Itulah cerita singkat perjalanan kami dari Majalengka menuju Dieng pakai motor via Kalibening. Mau tahu dongeng seru berikutnya dari kami selama 2 hari di Dieng?. Pantau terus blog ini dan jangan lupa like yo!.