Blogger Jateng

Perbedaan Fungsi Intrinsik dan Ekstrinsik Sejarah

Kegunaan,  manfaat, atau  fungsi  sejarah  adalah  selaku   sumber  wawasan.  Sejarah ialah wadah untuk mengenali kejadian sejarah dengan aneka macam permasalahannya. 

I Gede Widja mengemukakan sejarah bukan sekadar uraian dongeng kehidupan era lampau. 

Lebih jauh  lagi,  sejarah mempunyai beberapa  kegunaan  sejarah  yang  dimaksud  yaitu kegunaan  edukatif,  kegunaan inspiratif, dan kegunaan  rekreatif. 

Secara khusus, fungsi sejarah terbagi atas dua potongan, yakni fungsi intrinsik dan fungsi ekstrinsik. 
Fungsi Intrinsik  Ada  tiga  fungsi  sejarah  secara  intrinsik,  ialah  sejarah  selaku   ilmu,  sejarah  sebagai alat untuk mengenali insiden era lalu, dan sejarah selaku profesi.
a. Sejarah  selaku   ilmu  diartikan  bahwa  sejarah  ialah  keilmuan  yang  sangat terbuka. Siapa pun mampu menjadi seorang sejarawan selama ia memakai tata hukum metodologi dalam   keilmuan  sejarah.  

Artinya  sejarawan   tidak selalu  dari  seseorang  yang  memiliki  latar  belakang  keilmuan  sejarah  dalam pendidikannya.
b. Sejarah  selaku   alat  untuk  mengenali   peristiwa   masa   lampau. Artinya peristiwa  kurun  lampau  mampu  dilihat  dari  bagaimana  proses  penyampaian tradisi  insan  pada  kala  lampau.  

Ketika  insan  yang  belum  mengenal gesekan pena proses penyampaian tradisi tersebut lewat mulut (tradisi ekspresi) seperti mitos, legenda,  hikayat,  cerita  rakyat, yang dalam kebenarannya sungguh  sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah. P

ada manusia yang sudah mengenal goresan pena, pengetahuan terkait dengan periode lampau didapat melalui gosip yang kebenarannya mampu dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
c. Sejarah sebagai profesi. Artinya banyak profesi yang berkaitan dengan sejarah, contohnya guru sejarah, penulis sejarah, peneliti sejarah, dan sebagainya.
Bandung Lautan Api
Fungsi Ekstrinsik Kuntowijoyo menjelaskan tentang faedah atau fungsi sejarah secara ekstrinsik antara  lain selaku latar belakang, selaku acuan, sebagai pendidikan sopan santun,selaku   pendidikan daypikir, selaku pendidikan politik, selaku   pendidikan kebijakan, selaku pendidikan pergantian, dan selaku pendidikan kala depan. 
a. Sejarah selaku Pendidikan Moral  Sejarah  sangat  dekat  kaitannya  dengan  tabiat. Hal tersebut  dikarenakan  kejadian sejarah mengajarkan benar dan salah, baik dan buruk, berhak dan tidak berhak, cinta dan benci, pendekar dan pengkhianat, beradab dan biadab, dan lain-lain. 

Tolak  ukur  moralitas  tersebut  menunjukkan  sejarah  bersentuhan  langsung dengan pendidikan budbahasa. 
Misalnya, sejarah tentang bagaimana perjuangan bangsa Indonesia pada kala  revolusi  yang  mengajarkan  ihwal  kedermawanan  dan  keberanian rakyat  Indonesia,  yang  dicontohkan  oleh  rakyat  Indonesia  di  pedesaan  yang mengorbankan  harta  bendanya  dikala  abad  susah.  

Serta  para  pejuang  yang berani  dalam  berjuang  untuk  merebut  dan  mempertahankan  kemerdekaan Indonesia. 
b. Sejarah sebagai Pendidikan Penalaran  Dengan mempelajari sejarah secara kritis dan menulis sejarah secara ilmiah, seseorang mampu  mengembangkan  daya  nalarnya.  Hal  tersebut  disebabkan  oleh  beberapa  hal selaku berikut.
1.) Sejarah sebagai ilmu yang menerangkan latar belakang terjadinya sebuah insiden yang lazimnya tidak terjadi hanya alasannya satu faktor saja, melainkan beberapa faktor yang saling berkaitan yang sering disebut dengan kekuatan sejarah. 2.) Sejarah bersifat kronologis dan diakronis yang artinya dalam suatu insiden sejarah  sangat  memerhatikan  waktu.  Artinya  fungsi  sejarah  bisa  dibilang juga selaku cara untuk mendidik seseorang untuk memerhatikan waktu dalam menjalani kehidupannya.  3.) Sejarah akrab kaitannya dengan data atau fakta, artinya sejarah harus dituliskan menurut  fakta.  Akan  tetapi,  tidak  semua  sumber  sejarah  memuat  fakta sejarah  dan  tidak  semua  fakta  yang  didapatkan  yakni  fakta  sejarah.  Artinya sejarah bermanfaat untuk melatih dan mendidik kita untuk mempunyai daya nalar yang dilandasi oleh sikap kritis.
c. Sejarah selaku Pendidikan Politik Suatu insiden yang terjadi pada abad kemudian akrab kaitannya juga dengan pendidikan politik alasannya insiden tertentu umumnya menyangkut tindakan politik atau kegiatan yang bersifat politik. 
d. Sejarah selaku Pendidikan Kebijakan Sejarah  mengajarkan  ihwal  kebijakan  atau  budi  dari  kejadian  yang terjadi  pada  abad  lampau.  

Artinya  insiden  abad  lampau  mampu  dijadikan  selaku acuan  atau  pola  bagi  seseorang  untuk  menghadapi  kehidupan  di  masa  yang mau tiba. 
e. Sejarah sebagai Pendidikan Perubahan
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari insan dengan segala perubahannya karena intinya kehidupan insan terus berubah walaupun tingkatan waktunya pun berbeda  dari waktu ke  waktu. Perubahan pun terjadi  karena disengaja atau  tidak disengaja. 
f. Sejarah selaku Pendidikan Masa Depan Sejarah mengajarkan kita untuk bersikap kritis pada kejadian kala kemudian. Jika kita mencar ilmu sejarah secara kritis maka bisa memprediksi apa yang akan terjadi di abad depan dengan bertolak pada kejadian di kurun kemudian. Sejarah kelam hendaknya dikubur dan jangan diulangi lagi dan diganti menjadi sejarah gres yang lebih baik.