Pengertian Diakronis Secara etimologis, diakronis berasal dari bahasa Yunani, ialah dia dan khronos.
Dia mempunyai makna ‘lewat ’ atau ‘melintas’, sedangkan khronos diartikan selaku ‘perjalanan waktu’.
Dengan demikian, diakronis mampu diartikan sebagai peristiwa yang dalam prosesnya melalui atau melintasi perjalanan waktu karena subjek dalam sejarah bekerjasama dengan segala sesuatu dalam sudut pandang waktu.
Sejarah sungguh mementingkan waktu proses sehingga sejarah selalu membicarakan tentang satu peristiwa dari sudut pandang ruang dan waktu. Dalam ilmu sejarah, berpikir diakronis mempunyai makna pengertian kepada suatu insiden dengan cara pencarian pada abad lampau.
Suatu insiden sejarah tidak berdiri sendiri, tetapi pasti diiringi oleh kejadian sebelumnya atau yang sering disebut dengan sifat kausalitas (alasannya adalah-balasan). Dalam kata lain, berpikir diakronis harus mampu menunjukan kejadian secara kronologis dan kausalitas.
Jadi, pola berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadinya sebuah insiden.Dalam menggunakan pendekatan diakronis, sejarawan berencana menganalisis imbas pergantian variabel pada sesuatu sehingga memungkinkan sejarawan untuk menafsirkan sebab insiden tertentu lahir dari insiden sebelumnya.
Bahkan, sampai bagaimana insiden tertentu berkembang/berlanjut.
Contohnya dalam menandakan insiden detik-detik Sumpah Pemuda, Oktober 1928 harus diterangkan pula insiden-peristiwa yang melatarbelakanginya. Pendekatan diakronis yaitu salah satu yang menganalisis pergantian suatu kejadian dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menganggap bagaimana sebuah pergantian itu terjadi sepanjang kurun.
Selain itu, cara berpikir diakronis dalam mempelajari sejarah artinya sejarah itu memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial lazimnya bersifat sinkronis yang artinya melebar dalam ruang.
Cara berpikir sinkronis yakni mengerti peristiwa dengan mengabaikan aspek perkembangannya, dengan lebih memperluas ruang dalam sebuah insiden.
Cara berpikir sinkronis sungguh memengaruhi kelahiran sejarah baru yang sungguh dipengaruhi perkembangan ilmu-ilmu sosial. Pengaruh tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu rancangan, teori, dan permasalahan.
Sebagai teladan berpikir sinkronis adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang diterangkan dengan memakai aspek sosial, ekonomi, dan politik.
Cara berpikir sinkronis dalam mempelajari sejarah, ialah meneliti gejala-tanda-tanda yang meluas dalam ruang, namun dalam waktu yang terbatas. Kedua ilmu ini (sejarah dan ilmu sosial) saling bekerjasama.
Contoh soal USBN sejarah rancangan diakronis dan sinkronis cek di link berikut: Soal Sejarah USBN
Dia mempunyai makna ‘lewat ’ atau ‘melintas’, sedangkan khronos diartikan selaku ‘perjalanan waktu’.
Dengan demikian, diakronis mampu diartikan sebagai peristiwa yang dalam prosesnya melalui atau melintasi perjalanan waktu karena subjek dalam sejarah bekerjasama dengan segala sesuatu dalam sudut pandang waktu.
Sejarah sungguh mementingkan waktu proses sehingga sejarah selalu membicarakan tentang satu peristiwa dari sudut pandang ruang dan waktu. Dalam ilmu sejarah, berpikir diakronis mempunyai makna pengertian kepada suatu insiden dengan cara pencarian pada abad lampau.
Suatu insiden sejarah tidak berdiri sendiri, tetapi pasti diiringi oleh kejadian sebelumnya atau yang sering disebut dengan sifat kausalitas (alasannya adalah-balasan). Dalam kata lain, berpikir diakronis harus mampu menunjukan kejadian secara kronologis dan kausalitas.
Jadi, pola berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadinya sebuah insiden.Dalam menggunakan pendekatan diakronis, sejarawan berencana menganalisis imbas pergantian variabel pada sesuatu sehingga memungkinkan sejarawan untuk menafsirkan sebab insiden tertentu lahir dari insiden sebelumnya.
Bahkan, sampai bagaimana insiden tertentu berkembang/berlanjut.
Contohnya dalam menandakan insiden detik-detik Sumpah Pemuda, Oktober 1928 harus diterangkan pula insiden-peristiwa yang melatarbelakanginya. Pendekatan diakronis yaitu salah satu yang menganalisis pergantian suatu kejadian dari waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang untuk menganggap bagaimana sebuah pergantian itu terjadi sepanjang kurun.
Selain itu, cara berpikir diakronis dalam mempelajari sejarah artinya sejarah itu memanjang dalam waktu, sedangkan ilmu-ilmu sosial lazimnya bersifat sinkronis yang artinya melebar dalam ruang.
![]() |
Pembacaan Proklamasi oleh Soekarno |
Cara berpikir sinkronis sungguh memengaruhi kelahiran sejarah baru yang sungguh dipengaruhi perkembangan ilmu-ilmu sosial. Pengaruh tersebut dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu rancangan, teori, dan permasalahan.
Sebagai teladan berpikir sinkronis adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 yang diterangkan dengan memakai aspek sosial, ekonomi, dan politik.
Cara berpikir sinkronis dalam mempelajari sejarah, ialah meneliti gejala-tanda-tanda yang meluas dalam ruang, namun dalam waktu yang terbatas. Kedua ilmu ini (sejarah dan ilmu sosial) saling bekerjasama.
Contoh soal USBN sejarah rancangan diakronis dan sinkronis cek di link berikut: Soal Sejarah USBN