Blogger Jateng

Generasi Milenial, Infrastruktur Langit, Decacorn, Ten Years Challenge dan Single Identity

Halo pemirsa sekalian apa kabarnya hari ini?. Semoga senantiasa sehat senantiasa dan tetap produktif. 

Beberapa waktu kemudian debat cawapres sudah dihelat KPU dengan mempertandingkan Ma'ruf Amin versus Sandiaga Uno. Tahun 2019 ini memang tema tahun politik maka pembahasan pun sekarang ramai oleh hal berbau politik?. 

Alergi? Jangan dong, sebagai negara demokrasi kita mesti ikut serta mengikutinya. Ingat bahwa rakyat ialah kekuasaan tertinggi dalam demokrasi jadi kita berhak beropini.

Dalam debat kemarin ada beberap perumpamaan mempesona yang saya tangkap dari kedua kandidat RI 2 dan aku jadikan bahan kamus belajar materi demografi di sekolah. 

Kebanyakan ungkapan yang mempesona ini keluar dari Ma'ruf Amin dan ini menjadi surprise tersendiri. Ada lima perumpamaan yang aku tangkap dan kita akan kupas dengan bahasa yang sederhana saja biar bisa dikenali. 

1. Generasi Milenial
Yup, generasi milenial yakni istilah yang ngetrend dikala  ini dan menjadi salah satu kamus demografi. Generasi milineal adalah generasi yang lahir dan hidup di zaman teknologi sedang pesat-pesatnya yakni mulai tahun 2.000an sampai saat ini. 

Lantas apa istimewanya generasi milenial ini?. Ingat bahwa peradaban insan cepat sekali berganti. Saya yang lahir tahun 88 masih ingat dulu ketika handphone pertamakali timbul (Nokia) dengan beragam jenisnya. 

Lalu sekarang 10 tahun berlalu, Nokia tumbang dan hadir banyak sekali macam merek handphone terbaru. Inilah realitas yang sungguh menyedihkan. Kita tidak sadar bahwa diluar sana sedang ada banyak kompetitor yang siap menerkam kapan saja.

Generasi milineal yakni generasi yang cepat beradaptasi dengan teknologi dan fleksibel. Tantangan generasi milenial ialah bermain dengan data-data dan info. Generasi milenial ini membutuhkan potensi dan kemudahan untuk meningkat dan berkarya. 

Kini orang bisa mendapatkan duit hanya dengan diam di rumah saja menghadap laptop. Media sosial menjadi senjata andalan kaum milenial untuk berinteraksi. Akan tetapi disisi lain kaum milenial juga dihadapkan pada ancaman konten-konten hoax yang mampu merusak keharmonisan sosial. 

Generasi milenial ini ialah generasi yang cepat dan tidak mampu diatur alias saklek. Inilah yang mempunyai efek pada tata cara pendidikan formal yang membuat guru juga harus memutar otak untuk mengorganisir generasi ini.

2. Infrastruktur Langit
Ma'ruf Amin menghentak publik dengan mengeluarkan ungkapan infrastruktur langit. Tak ayal audiens pun ada yang kagum tetapi ada pula yang pribadi bawel. Lalu apa sih infrastruktur langit itu?. 

Katanya sih seperti satelit komunikasi yang mengudara di langit untuk memajukan konektivitas antar kawasan. Hmmm..lumayan berkualitas juga sih. Namun coba lihat data kecepatan internet di ASEAN saja, berada di peringkat berapa sih Indonesia?
Infrastrukur langit
Tuh lihat ternyat kita masih nyusruk ya dalam hal kecepatan internet, padahal generasi milenial ialah generasi yang memerlukan kecepatan untuk mendukung lahirnya ilham-pandangan baru baru dan mengeksekusinya secara cepat. Inilah yang menjadi PR Infrastrukur langit bagi siapa pun pemimpin NKRI. 

3. Deacacorn
Nah ini lagi decacorn, sesudah sebelumnya ribut-ribut unicorn Jokowi vs Prabowo. Unicorn itu istilah startup atau perusahan rintisan yang valuasinya tembus 1 milyar dollar, nah bila bisa tembus 10 milyar dollar maka akan masuk klasifikasi decacorn. 

Di Indonesia ketika ini ada 4 startup yang bergelar unicorn adalah Gojek, Bukalapak, Traveloka dan Tokopedia. Saat ini Gojek ialah startup yang punya valuasi 9 milyar dollar dan sebentar lagi masuk level decacorn. 

Startup ini adalah produk generasi milenial dan sekarang berubah menjadi menjadi distributor perubahan peradaban. Sekarang jamannya serba digital, tinggal klik maka kuliner akan sampai depan pintu.

Mau pesan tiket gak perlu antri tinggal klik aja di handphone. Kemudahan, kecepatan adalah keperluan kurun kini, maka siapa yang lambat maka siap-siap akan punah ditelan jaman. 

4. 10 Years Challenge
Oke lanjut lagi ini kamus keempat adalah 10 Years Challenge yang dikemukakan Ma'ruf Amin. Maksudnya apa sih?. 

Gini guys, ingat bahwa pengalaman 10 tahun kemudian tahun 2010 an saja ketika saya masih gres lulus kuliah, perkembangan dunia digital masih dalam fase pemanasan dan kini 10 tahun berlalu telah melesat merubah sendi-sendi kehidupan. 

Lalu 10 tahun ke depan akan ada apa lagi?. Mobil melayang?. Rumah Bawah Tanah?. Handphone 100 megapixel kamera? dan masih banyak hal yang wajib kita antisipasi. 

Inflasi tiap tahun semakin kejam dan bayangkan saja harga rumah sekarang telah 400 jutaan paling murah. Bisakah dengan gaji level pekerja kantoran permulaan 4 jutaan beli cash?. 

Saya bilang mustahil dan inflasi cuma mampu dilawan dengan kreatifitas. Buat satu produk yang dicari banyak orang maka di dikala laris akan menjadi faktor kali, dijamin kamu mampu beli rumah cash. 

Jadi berapa harga rumah 10 tahun kedepan? atau berapa biaya pendidikan 10 tahun kedepan?. Itung saja sendiri kamu niscaya paham dan siap-siap saja menderita bila masih diam dan tidak berkarya.

5. Single Identity
Yang terakhir desain single identity yang dikemukakan oleh Sandiaga Uno di final sesi. Ini menjadi perlawanan kepada 3 kartu yang dikeluarkan Ma'ruf Amin. 

Apa sih maksud single identity ini?. Maksudnya itu KTP guys. Kaprikornus KTP itu kan online dan ada chipnya maka satu KTP itu bahwasanya sudah cukup untuk mengakses semua akomodasi sosial sebab data-datanya sudah ada di server pusat nasional. Makara gak perlu lagi mengeluarkan kartu-kartu proyekan yag menghamburkan duit. 

Ah masa sih KTP aja cukup?. Eh di negara maju seperti UEA aj (karena isteri saya pernah kerja di sana), penduduk semua kemudahan sosial mulai dari kesehatan, bank, bis itu pakai KTP cukup jadi tak ada alasan NKRI mengikutinya. Kaprikornus aku oke cukup satu kartu di dompet aja gak usal tebal-tebal lagi bawa berbagai macam kartu.