Blogger Jateng

Perdagangan Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Bangsa Eropa

Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu dikenal selaku pelayar perkasa , gak yakin?. 

Coba lihat pahatan di Candi Borobudur ada kapal maritim kan?. Itu tandanya penduduk kita adalah para pelaut tangguh. Lalu bagaimana sih kondisi jual beli masyarakatIndonesia sebelum masuknya bangsa Eropa?. 

Sejak dulu, pusat-pusat jual beli berkembang pesar di pesisir Sumatera dan Jawa. Tradisi berlayar dan berdagang ini dibawa oleh nenek moyang kita dari Yunan dan Vietnam.

 Adapun produk yang diperdagangkan diantaranya nekara, tembikar, dan alat komplemen. Tidak heran bila sisa-sisa peninggalan barang itu masih banyak didapatkan di penjuru nusantara bahkan menjadi harta karun.
Aktivitas jual beli lalu memasuki babak gres di masa kerajaan Hindu-Buddha dan meningkat makin pesar di kala Kerajaan Islam Nusantara. 

Kerajaan Singosari dan Majapahit contohnya diketahui selaku kerajaan yang banyak melakukan ekspedisi tidak hanya untuk tujuan politik ialah penaklukan tetapi untuk tujuan ekonomi pula adalah berjualan. 

Pada periode ini kerajaan-kerajaan nusantara banyak bekerjasama dengan India, Cina, Vietnam sampai Thailand. Wilayah kekuasaan Majapahit bahkan menjangkau Thailand. 

Pernikahan raja Majapahit Brawijaya V dengan putri Champa yakni salah satu pola kontak dengan dunia luar.
Masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu  Perdagangan Masyarakat Indonesia Sebelum Kedatangan Bangsa Eropa
Relief perahu di Borobudur
Di nusantara sendiri, Kerajaan Singosari tercatat telah mengenal kampung Maluku selaku penghasil rempah dan sering berlayar kedaerah itu. Kemungkinan besar rempah-rempah itu dijual di kerajaan-kerajaan Sumatera atau saudagar abnormal India, Cina, Persia dan Arab. 

Lambat laun, saudagar dari Tiongkok dan Arab mulai mengenal eksistensi Maluku sebagai pusat rempah dan berlayar sendiri kesana. J. A van Der Chijs menyebutkan bahwa Kapal Tiongkok sudah ada di Banda Neira kurang lebih 600 tahun sebelum kehadiran Portugis (1512) atau sekitar tahun 1.000.
Saudagar dari Tiongkok, Arab, Melayu membeli rempah dari Banda Neira lalu diangkut ke Teluk Persia dan diangkut lagi sampai Laut Tengah dan didistribusikan ke seluruh Eropa lewat Konstantinopel (Istanbul) lalu ke Venezia dan Genoa. 

Kaprikornus intinya akar masyarakat Indonesia adalah berdagang dan mesti kita pelihara sampai saat ini. Berdagang membuka 99% pintu rezeki. 
Gambar: disini