Blogger Jateng

Motif Kolonialisme Bangsa Eropa: Gold, Glory dan Gospel

Bangsa-bangsa Eropa mulai melakukan kolonialisme dan imperialisme semenjak abad pertengahan. 

Di kurun ini para bangsa Eropa mulai membuka diri dan keluar dari kurun kegelapan. 

Perkembangan teknologi membuat penduduk Eropa bergerak mencari daerah baru untuk dikejar . Setidaknya ada 3 motif utama dalam kolonialisme yaitu gold (mencari kekayaan), glory (mencari kekuasaan) dan gospel (membuatkan agama).
a. Gold Pelayaran bangsa Eropa tentu didasari motif ekonomi ialah acara jual beli global dalam rangka mencari komoditas yang hendak laris di pasar Eropa namun tidak dihasilkan negara itu sendiri. 

Komoditas rempah-rempah ternyata sangat laris di pasaran Eropa karena aneka macam diperlukan orang terlebih buat masakan. 

Makanya harga rempah menjadi mahal apalagi kalau dibeli dari para pedagang perantara. Hasil dari ekspedisi Portugis menjadi permulaan dari ditemukannya sentra rempah-rempah dunia yang ternyata berasal dari kawasan India dan Nusantara. 

Semangat gold ini juga didasari keingian penjualEropa untuk memperoleh komoditas penting itu pribadi dari pusatnya jadi harganya mampu lebih ekonomis ongkos. Dengan begitu keuntungan akan lebih besar.
b. Glory Glory adalah semangat untuk membangun kembali kejayaan bangsanya dengan kekuatan sendiri. Dulu bangsa Portugis pernah dikuasai khalifah Islam dibawah Dinasti Umayyah. Mereka ingin kembali menguasai dunia sehinga setiap Portugis menaklukan kawasan lain maka akan menancapkan padrao atau prasasti berukuran besar yang menampung lambang Kerajaan Portugis.
bangsa Eropa mulai melakukan kolonialisme dan imperialisme sejak abad pertengahan Motif Kolonialisme Bangsa Eropa: Gold, Glory dan Gospel
Benteng sisa Portugis
c. Gospel Gospel adalah motif yang dilandasi harapan menyebarluaskan agama Kristen ke seluruh dunia. Tapi gak semua bangsa Eropa melaksanakan penjelajahan dengan semangat mengembangkan agama. Contohnya Belanda yang dimotori VOC, mereka hanya fokus di gold dan glory. VOC membatasi para pendeta protestan di setiap daerah jajahan. 

Pelayanan rohani mereka dibatasi hanya terhadap komunitas Eropa yang kecil dan beberapa daerah yang telah dikristenkan oleh Portugis seperti Ambon, Manado, dan Malaka. Selain itu mereka juga tidak berusaha menyebarluaskan bahasa Belanda.
Gospel banyak dijalankan oleh bangsa Portugis dan Spanyol sebab secara umum dikuasai Katolik dan raja mereka sangat menaati Paus di Vatikan. Besarnya efek Paus mampu dilihat saat Paus Alexander VI menyelesaikan pertentangan pereburan daerah Portugal dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas pada 1494 dalam ketetapan berjudul Inter Caetera. 

Paus juga menyerukan semoga di tiap penjelajahan diikuti oleh program penyebaran Kristen. Makanya dalam misi Portugis dan Spanyol senantiasa menyisipkan misionaris atau pemuka agama. Buktinya di hampir setiap benteng di Asia yang dibangun Portugis dan Spanyol senantiasa ada gereja.
Gambar: disini