Blogger Jateng

Perbedaan Generalisasi, Periodisasi dan Kronologi Sejarah

Sejarah yakni ilmu yang mempelajari kejadian di abad lalu dan tergolong rumpun ilmu pengetahuan biasa . 

Dalam mempelajari sejarah, ada beberapa ungkapan yang harus dimengerti yakni generalisasi, periodisasi dan kronologi. 
Generalisasi Generalisasi dapat  diartikan  selaku   pekerjaan  penyimpulan  fakta-fakta dari khusus ke biasa . Tujuan  generalisasi,  yakni  saintifikasi  dan  simplifikasi. Tujuan saintifikasi mengandung arti bahwa sejarah juga melaksanakan penyimpulan umum. 

Dalam arti bahwa generalisasi  sejarah  sering  digunakan  untuk  memeriksa  teori  yang  lebih luas lantaran  teori  di tingkat  yang  lebih  luas  kerap  kali  berlawanan  dengan  generalisasi sejarah di tingkat yang lebih sempit. 

Tujuan simplifikasi yakni untuk mempersempit sebuah peristiwa dengan cara mengklasifikasikan setiap peristiwa-kejadian sejarah secara periodik atau kita kenal dengan periodisasi.   
Periodisasi Periodisasi ialah pembabakan waktu yang  merupakan  salah  satu  bentuk  penulisan sejarah dalam rangka memahami rangkaian kejadian sejarah. Catatan periodisasi bersifat
subjektif  dalam  kerangka  penulisannya.  Subjektif  artinya  tergantung  terhadap  tabrakan pena sejarawan. 

Menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo periodisasi dibentuk berdasarkan derajat integrasi yang pernah diraih Indonesia pada kurun lampau yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang  bisa  memengaruhi  kemajuan  politik,  kultur,  budaya,  dan  pertumbuhan sosial di Indonesia sehingga kita dapat membuat periodisasi yang kita bedakan menjadi dua, yakni efek Hindu dan pengaruh Islam. 
Pembabakan pada abad itu dinamakan selaku abad  kerajaan. Hal tersebut disebabkan  karena penduduk pada saat itu masih bersifat istana sentris atau berpusat terhadap raja. Berikut adalah teladan periodisasi sejarah Indonesia menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo.
 kejadian di masa lalu dan termasuk rumpun ilmu pengetahuan umum Perbedaan Generalisasi, Periodisasi dan Kronologi Sejarah
Candi Sambisari di Yogyakarta
a. Prasejarah
b. Zaman kuno
Masa kerajaan-kerajaan tertua
Masa Sriwijaya (dari kurun VII – XIII atau XIV)
Masa Majapahit (dari masa XIV – XV)
c. Zaman baru
Masa Aceh, Mataram, Makassar, Ternate, dan Tidore (sejak era XVI)
Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (periode XIX)
Masa pergerakan nasional (era XX)
d. Masa Republik Indonesia (semenjak tahun 1945) 

Konsep  Periodisasi  Muhammad  Yamin  terkait  dengan  sejarah  Indonesia  dimengerti dengan nama Pancawarsa Sejarah Indonesia, ialah sebagai berikut ini.
a. Zaman Prasejarah sampai tahun 0. Zaman Protosejarah, tahun 0 sampai era ke-4.
b. Zaman Nasional, dari tahun kala ke-4 hingga abad ke-6.
c. Zaman Internasional, ialah era ke-16 sampai kira-kira tahun 1900.
d. Abad Proklamasi mulai kira-kira tahun 1900.  

H. J.  de  Graaf dalam  buku  yang  berjudul Geschiedenis  van  Indonesia tahun  1949, menuliskan periodisasi sejarah Indonesia selaku berikut.
a. Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai 1650) yang meliputi:
1.) zaman Hindu;
2.) zaman penyiaran Islam dan berdirinya kerajaan Islam.
b. Bangsa Barat di Indonesia (1511-1800)
c. Orang Indonesia pada zaman VOC (1600-1800)
d. Organisasi VOC di luar Indonesia
e. Orang Indonesia dalam lingkungan Hindia Belanda (setelah 1800) diakhiri dengan pemerintahan Ratu Wilhelmina 

Tujuan periodisasi ialah selaku berikut.
a. Memudahkan pembaca untuk mengerti kejadian-kejadian yang terjadi pada periode lampau yang dikelompokkan dan disederhanakan menjadi kesatuan sehingga mempermudah pengertian.
b. Melakukan penyederhanaan terhadap kejadian-peristiwa abad lampau.
c. Menguraikan kejadian-insiden sejarah secara  kronologis sehingga  akan membuat lebih mudah dalam upaya pemecahan suatu masalah.

Kronologi Secara  arti  sempit, kronologi mampu  diartikan  sebagai  urutan  waktu  kejadian.  Peristiwa sejarah   akan   selalu   berjalan   sesuai   dengan   urutan   waktu   sehingga   kejadian-kejadian  sejarah  tidak  terjadi  secara  melompat-lompat  urutan  waktunya  atau  bahkan berbalik  urutan  waktunya  atau  sering  kali  disebut  dengan anakronis.  

Tujuan  dari pengerjaan kronologi  sejarah  ialah aga penyusunan  dari  banyak sekali  insiden  sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpang tindih atau rancu dengan sistem yang lain.
 
Kronologi  sejarah  harus  sesuai  dengan  urutan  kejadian  dari  insiden  sejarah tersebut  sehingga tidak berjalan secara acak. Hal ini berencana untuk membuat lebih mudah seseorang mengetahui sejarah dari insiden satu ke peristiwa yang lain. 

Susunan  insiden  dari  setiap  peristiwa  menurut   urutan  waktu  tersebut  mesti tetap berkelanjutan dengan  adanya hubungan sebab-balasan (kausalitas).  Konsep kausalitas ialah  sebuah rangkaian  kejadian  yang  mendahului  dan  kejadian yang menyusul kemudian yang terkadang disebut dengan prinsip alasannya balasan.
Menurut  Sartono  Kartodirdjo,  kausalitas  merupakan  aturan  karena  akibat  ihwal suatu insiden, kondisi, atau pertumbuhan. Artinya kausalitas sejarah adalah alasannya terjadinya peristiwa sejarah. 


Selain kronologi, dalam sejarah dikenal juga istilah kronik yang merupakan catatan peristiwa-kejadian secara  singkat dari waktu ke waktu secara berurutan  berupa  urutan-urutan tanggal dan kejadian tanpa adanya klarifikasi. 

Berbeda dengan kronik, kronologis lebih  mendalam dan luas dengan adanya deskripsi atau citra dari setiap peristiwa atau insiden sejarah.