Rumah merupakan keperluan pokok manusia yang mesti dipenuhi. Dengan demikian setiap penambahan penduduk maka akan menuntut penambahan fasilitas pemukiman.
Bagi Indonesia, pemenuhan kebutuhan perumahan ialah persoalan nasional. Masalah utama permukiman di perkotaan yakni sulitnya mendapatnya tanah dan harga bangunan yang mahal. Model pemukiman saat ini lebih bersifat vertikal alasannya kelemahan lahan.
Akhirnya masyarakatyang kurang mampu terpaksa mendirikan rumah yang tidak menyanggupi persyarakatan. Mereka mendirikan rumah semi permanen ibarat gubuk di sembarang kawasan seperti pinggir rel, sungai, jalan tol dan yang lain.
Keadaan ini mampu membahayakan kesehatan mereka dan meminimalisir keindahan kota. Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keturunan, gizi dan lingkungan. Kebutuhan pelayanan kesehatan termasuk kalangan keperluan sekurang-kurangnyayang harus dipenuhi.
Makanan yang tidak cukup jumlahnya atau tidak bergizi akan membuat orang terganggu kesehatannya. Di samping itu kedaan lingkungan juga sangat kuat bagi kesehatan seseorang dan mutu hidup masyarakat.
Di kawasan yang padat orangnya, rumah yang berhimpitan, sampah dan minimnya kemudahan MCK akan menghemat keindahan dan mengundang penyakit. Lingkungan jorok mengancam kehidupan kaum urban pinggiran di kota besar Indonesia.
Jika tidak dilaksanakan serius maka akan merusak mutu hidup penduduk dan menjadikan efek negatif bagi tempat.
Negara yang tingkat kesehatan penduduknya rendah ditandai dengan hal berikut: a. kuliner yang kurang bergizi sehingga riskan gizi jelek. b. angka akhir hayat bayi dan ibu melahirkan tinggi. c. usia keinginan hidup pendek d. perbandingan jumlah dokter dan akomodasi kesehatan dengan masyarakattidak sepadan.
Pemukiman yang kotor dan jorok akan menjadikan aneka macam bibit penyakit dan virus. Selain itu tingkat stres penduduk di pemukiman padat tanpa adanya halaman rumah sungguh tinggi.
Oleh alasannya itu pembangunan pemukiman memang mesti didesain sebaik-baiknya biar mampu berbagi kualitas hidup masyarakatnya. Studi menyebutkan bahwa para kaum kriminial banyak bersumber dari pemukiman masyarakatyang padat sehingga menyebabkan stres.
Gambar: disini
Bagi Indonesia, pemenuhan kebutuhan perumahan ialah persoalan nasional. Masalah utama permukiman di perkotaan yakni sulitnya mendapatnya tanah dan harga bangunan yang mahal. Model pemukiman saat ini lebih bersifat vertikal alasannya kelemahan lahan.
Akhirnya masyarakatyang kurang mampu terpaksa mendirikan rumah yang tidak menyanggupi persyarakatan. Mereka mendirikan rumah semi permanen ibarat gubuk di sembarang kawasan seperti pinggir rel, sungai, jalan tol dan yang lain.
Keadaan ini mampu membahayakan kesehatan mereka dan meminimalisir keindahan kota. Tingkat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu keturunan, gizi dan lingkungan. Kebutuhan pelayanan kesehatan termasuk kalangan keperluan sekurang-kurangnyayang harus dipenuhi.
Makanan yang tidak cukup jumlahnya atau tidak bergizi akan membuat orang terganggu kesehatannya. Di samping itu kedaan lingkungan juga sangat kuat bagi kesehatan seseorang dan mutu hidup masyarakat.
Pemukiman padat sumber stres dan kriminalitas |
Jika tidak dilaksanakan serius maka akan merusak mutu hidup penduduk dan menjadikan efek negatif bagi tempat.
Negara yang tingkat kesehatan penduduknya rendah ditandai dengan hal berikut: a. kuliner yang kurang bergizi sehingga riskan gizi jelek. b. angka akhir hayat bayi dan ibu melahirkan tinggi. c. usia keinginan hidup pendek d. perbandingan jumlah dokter dan akomodasi kesehatan dengan masyarakattidak sepadan.
Pemukiman yang kotor dan jorok akan menjadikan aneka macam bibit penyakit dan virus. Selain itu tingkat stres penduduk di pemukiman padat tanpa adanya halaman rumah sungguh tinggi.
Oleh alasannya itu pembangunan pemukiman memang mesti didesain sebaik-baiknya biar mampu berbagi kualitas hidup masyarakatnya. Studi menyebutkan bahwa para kaum kriminial banyak bersumber dari pemukiman masyarakatyang padat sehingga menyebabkan stres.
Gambar: disini