Gunung api atau volcano merupakan sebuah fenomena dipermukaan bumi yang dihasilkan dari adanya penerobosan magma ke kerak bumi.
Tidak semua lokasi mempunyai gunung api alasannya beberapa faktor seperti letak geologi dan ketebalan kerak bumi disekitarnya. Letusan gunung api sering terjadi dan akan mempunyai pengaruh secara setempat maupun global.
Gunung api paling banyak timbul di zona subduksi lempeng tektonik dan sisanya pada kawasan yang disebut hot spot.
Baca juga:
Lingkungan biotik dan abiotik
Tipe-tipe delta sungai
Erupsi gunung api intinya merupakan sebuah fenomena, bukan peristiwa. Istilah tragedi mampu dikatakan kalau kejadian tersebut sudah menyantap korban jiwa.
Jika gunung api erupsi maka dia sedang meminta waktu untuk mengeluarkan berbagai bahan material yang sungguh diperlukan nantinya untuk kehidupan insan dan lingkungan di sekitarnya.
Dampak lerusan gunung api bisa bersifat setempat maupun global. Bersifat setempat artinya meliputi tempat disekitarnya saja atau lebih sempit, sementara imbas global bersifat menyeluruh atau mendunia. Berikut ini pola dampaknya.
Dampak setempat erupsi 1. Terjadi banjir lahar di sekeliling daerah lereng gunung api. 2. Menimbulkan hujan bubuk vulkanik disekitar gunung api. 3. Menghanguskan hutan disekitar lereng. 4. Membuat korban jiwa baik insan, binatang dan tanaman. 5. Menghancurkan bangunan yang ada disekitarnya. 6. Menimbulkan jerawat terusan pernapasan bagi penduduk. 7. Menghasilkan kawasan aliran sungai gres dan endapan pasir dan batu
Dampak global erupsi gunung api ialah adanya pergeseran iklim mikro. Gas aerosol yang berisikan butiran halus abu dan batu akan terhempas ke udara dan terbawa angin.
Jika volume aerosol yang disemburkan sangat besar maka akan menutupi atmosfer. Sinar matahari akan terhalang oleh aerosol dan dampaknya yaitu suhu bumi akan turun. Hal ini terjadi dikala erupsi dahsyat Krakatau di abad ke 18.
Besar tidaknya letusan gunung api ditentukan oleh beberapa aspek seperti volume dapur magma, tekanan gas hingga ketinggian gunung api. Beberapa gunung api yang pernah meletus dahsyat antara lain Krakatau, Tambora, Toba, Pinatubo dan Etna.
Gambar: disini
Tidak semua lokasi mempunyai gunung api alasannya beberapa faktor seperti letak geologi dan ketebalan kerak bumi disekitarnya. Letusan gunung api sering terjadi dan akan mempunyai pengaruh secara setempat maupun global.
Gunung api paling banyak timbul di zona subduksi lempeng tektonik dan sisanya pada kawasan yang disebut hot spot.
Baca juga:
Lingkungan biotik dan abiotik
Tipe-tipe delta sungai
Erupsi gunung api intinya merupakan sebuah fenomena, bukan peristiwa. Istilah tragedi mampu dikatakan kalau kejadian tersebut sudah menyantap korban jiwa.
Jika gunung api erupsi maka dia sedang meminta waktu untuk mengeluarkan berbagai bahan material yang sungguh diperlukan nantinya untuk kehidupan insan dan lingkungan di sekitarnya.
Dampak lerusan gunung api bisa bersifat setempat maupun global. Bersifat setempat artinya meliputi tempat disekitarnya saja atau lebih sempit, sementara imbas global bersifat menyeluruh atau mendunia. Berikut ini pola dampaknya.
Erupsi gunung api di Islandia |
Dampak global erupsi gunung api ialah adanya pergeseran iklim mikro. Gas aerosol yang berisikan butiran halus abu dan batu akan terhempas ke udara dan terbawa angin.
Jika volume aerosol yang disemburkan sangat besar maka akan menutupi atmosfer. Sinar matahari akan terhalang oleh aerosol dan dampaknya yaitu suhu bumi akan turun. Hal ini terjadi dikala erupsi dahsyat Krakatau di abad ke 18.
Besar tidaknya letusan gunung api ditentukan oleh beberapa aspek seperti volume dapur magma, tekanan gas hingga ketinggian gunung api. Beberapa gunung api yang pernah meletus dahsyat antara lain Krakatau, Tambora, Toba, Pinatubo dan Etna.
Gambar: disini