Proses sosial dikatakan asosiatif jika proses itu mengarah pada bentuk kerjasama dan menciptakan kesatuan.
Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial yang bersifat asosiatif memiliki empat bentuk, yaitu: koordinasi (kooperasi), akomodasi, asimilasi dan amalgamasi. Kali ini aku akan bahas dahulu tentang rancangan koordinasi dalam interaksi sosial.
Untuk mengerti rancangan ini aku akan mengajak Anda apalagi dahulu untuk memahami karakteristik penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia dikenal selaku masyarakat yang komunalistik, yaitu penduduk yang menghargai nilai-nilai hidup bersama, tolong menolong, bersama-sama, bekerjasama, dan lain-lain.
Masyarakat mirip ini merupakan penduduk yang menghindari kehidupan yang individualistik, kompetisi, dan kontradiksi. Sebaliknya negara yang mengembangkan ideologi liberalisme seperti negara-negara Barat justru lebih menghargai nilai-nilai individualistik dan kompetisi.
Nilai-nilai kebudayaan penduduk mirip itu menghipnotis cara berpikir, berperasaan, dan bertindak anggota masyarakatnya. Masyarakat yang komunalistik akan mendorong masyarakatnya untuk lebih mementingkan kerjasama ketimbang persaingan atau pertentangan.
Anda selaku guru niscaya pernah mendapatkan tugas dari sekolah untuk menuntaskan pekerjaan tertentu. Pekerjaan seperti itu sangat berat bila dilaksanakan sendiri dan mungkin jadinya tidak maksimum.
Sebaliknya, jika dilaksanakan bareng dengan sahabat sejawat peran tersebut terasa ringan dan risikonya mampu optimum. Anda masih ingat pepatah penduduk kita “berat sama dipikul ringan sama dijinjing.”
Pepatah tersebut menggambarkan dalam kehidupan sosial untuk menuntaskan pekerjaan-pekerjaan, baik berat maupun ringan, akan lebih gampang jika dilakukan secara bahu-membahu.Interaksi antar sahabat dalam menuntaskan pekerjaan disebut dengan kerjasama (kooperasi).
Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan koordinasi yaitu perjuangan bareng antara orang perorang atau golongan insan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Kerjasama dapat terjadi antara orang perorang atau antarkelompok. Kerjasama terjadi digerakkan oleh adanya tujuan bareng yang ingin dicapai. Pelaksanaan kerjasama juga diharapkan iklim yang menyenangkan.
Kerjasama tersebut akan bertambah besar lengan berkuasa kalau ada bahaya dari luar yang mengancam. Kerjasama mampu terjadi pada golongan primer, seperti keluarga, dan kalangan sekunder seperti organisasi dan perusahaan.
Kerjasama pada kelompok primer, seperti dalam keluarga, lebih banyak bersifat impulsif, tidak ada penyusunan rencana apalagi dulu. Individu-individu anggota keluarga condong membaurkan diri dengan sesamanya di dalam kalangan, dan masing-masing berusaha menjadi bagian dari kelompoknya.
Dalam kelompok primer ini orang perorang lebih bahagia melakukan pekerjaan dalam tim selaku anggota tim dibandingkan dengan melakukan pekerjaan sendiri selaku perorangan. Kerjasama yang terjadi pada kalangan sekunder lebih bersifat direncanakan secara rasional dan sengaja ketimbang bersifat spontan atau menurut emosi solidaritas.
Kelompok-golongan sekunder ialah kelompok yang bersifat terjadwal dan dikelola, serta lazimnya tidak bersifat tatap wajah. Kerjasama dalam kalangan sekunder tidak hanya melibatkan anggota organisasi lokal, tetapi melibatkan juga individu-ndividu lain yang melintasi batas-batas daerah atau negara.
Contoh, koordinasi internasional antarnegara. Kerjasama mampu diupayakan lewat berbagai bentuk. Di antara bentuk-bentuk kerjasama ini mungkin di antara Anda pernah melakukan. Ada empat bentuk kerjasama yang selama ini terjadi di penduduk , yaitu:
1. Tawar menawar (bargainning) Adalah bab dari proses pencapaian akad untuk pertukaran barang atau jasa. Contohnya kerjasama antara penjualdan pembeli. 2. Kooptasi (cooptation) Adalah usaha ke arah kerjasama yang dilaksanakan dengan jalan menyepakati pimpinan yang mau ditunjuk untuk mengatur jalannya organisasi atua kelompok. 3. Koalisi (coaliton) Adalah usaha dua organisasi atau lebih yang mengejar-ngejar tujuan tertentu yang sama dengan cara yang kooperatif. Contohnya koalisi partai politik di dewan legislatif. 4. Patungan (joint-ventura) Adalah usaha bersama untuk mengusahakan suatu acara demi keuntungan bareng yang akan dibagi nanti secara proporsional dengan cara saling mengisi kelemahan masing-masing partner. Contohnay joint ventura antara Pertamina dengan Exon Mobil.
Gambar: disini
Menurut Soerjono Soekanto, proses sosial yang bersifat asosiatif memiliki empat bentuk, yaitu: koordinasi (kooperasi), akomodasi, asimilasi dan amalgamasi. Kali ini aku akan bahas dahulu tentang rancangan koordinasi dalam interaksi sosial.
Untuk mengerti rancangan ini aku akan mengajak Anda apalagi dahulu untuk memahami karakteristik penduduk Indonesia. Masyarakat Indonesia dikenal selaku masyarakat yang komunalistik, yaitu penduduk yang menghargai nilai-nilai hidup bersama, tolong menolong, bersama-sama, bekerjasama, dan lain-lain.
Masyarakat mirip ini merupakan penduduk yang menghindari kehidupan yang individualistik, kompetisi, dan kontradiksi. Sebaliknya negara yang mengembangkan ideologi liberalisme seperti negara-negara Barat justru lebih menghargai nilai-nilai individualistik dan kompetisi.
Nilai-nilai kebudayaan penduduk mirip itu menghipnotis cara berpikir, berperasaan, dan bertindak anggota masyarakatnya. Masyarakat yang komunalistik akan mendorong masyarakatnya untuk lebih mementingkan kerjasama ketimbang persaingan atau pertentangan.
Gotong royong di desa |
Sebaliknya, jika dilaksanakan bareng dengan sahabat sejawat peran tersebut terasa ringan dan risikonya mampu optimum. Anda masih ingat pepatah penduduk kita “berat sama dipikul ringan sama dijinjing.”
Pepatah tersebut menggambarkan dalam kehidupan sosial untuk menuntaskan pekerjaan-pekerjaan, baik berat maupun ringan, akan lebih gampang jika dilakukan secara bahu-membahu.Interaksi antar sahabat dalam menuntaskan pekerjaan disebut dengan kerjasama (kooperasi).
Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan koordinasi yaitu perjuangan bareng antara orang perorang atau golongan insan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Kerjasama dapat terjadi antara orang perorang atau antarkelompok. Kerjasama terjadi digerakkan oleh adanya tujuan bareng yang ingin dicapai. Pelaksanaan kerjasama juga diharapkan iklim yang menyenangkan.
Kerjasama tersebut akan bertambah besar lengan berkuasa kalau ada bahaya dari luar yang mengancam. Kerjasama mampu terjadi pada golongan primer, seperti keluarga, dan kalangan sekunder seperti organisasi dan perusahaan.
Kerjasama pada kelompok primer, seperti dalam keluarga, lebih banyak bersifat impulsif, tidak ada penyusunan rencana apalagi dulu. Individu-individu anggota keluarga condong membaurkan diri dengan sesamanya di dalam kalangan, dan masing-masing berusaha menjadi bagian dari kelompoknya.
Dalam kelompok primer ini orang perorang lebih bahagia melakukan pekerjaan dalam tim selaku anggota tim dibandingkan dengan melakukan pekerjaan sendiri selaku perorangan. Kerjasama yang terjadi pada kalangan sekunder lebih bersifat direncanakan secara rasional dan sengaja ketimbang bersifat spontan atau menurut emosi solidaritas.
Kelompok-golongan sekunder ialah kelompok yang bersifat terjadwal dan dikelola, serta lazimnya tidak bersifat tatap wajah. Kerjasama dalam kalangan sekunder tidak hanya melibatkan anggota organisasi lokal, tetapi melibatkan juga individu-ndividu lain yang melintasi batas-batas daerah atau negara.
Contoh, koordinasi internasional antarnegara. Kerjasama mampu diupayakan lewat berbagai bentuk. Di antara bentuk-bentuk kerjasama ini mungkin di antara Anda pernah melakukan. Ada empat bentuk kerjasama yang selama ini terjadi di penduduk , yaitu:
1. Tawar menawar (bargainning) Adalah bab dari proses pencapaian akad untuk pertukaran barang atau jasa. Contohnya kerjasama antara penjualdan pembeli. 2. Kooptasi (cooptation) Adalah usaha ke arah kerjasama yang dilaksanakan dengan jalan menyepakati pimpinan yang mau ditunjuk untuk mengatur jalannya organisasi atua kelompok. 3. Koalisi (coaliton) Adalah usaha dua organisasi atau lebih yang mengejar-ngejar tujuan tertentu yang sama dengan cara yang kooperatif. Contohnya koalisi partai politik di dewan legislatif. 4. Patungan (joint-ventura) Adalah usaha bersama untuk mengusahakan suatu acara demi keuntungan bareng yang akan dibagi nanti secara proporsional dengan cara saling mengisi kelemahan masing-masing partner. Contohnay joint ventura antara Pertamina dengan Exon Mobil.
Gambar: disini