Kota ialah suatu perwujudan hasil karya cipta dan karsa manusia di dalamnya. Penduduk kota kian makin bertambah seiring derasnya laju urbanisasi. Kota Bekasi ialah satu kota yang menjadi sasaran kaum urban dekade terakhir ini.
Salah satu pengaruh dari konsentrasi penduduk yang pesat yakni sampah. Ya, sampah menjadi sebuah fenomena yang sampai sekarang masih belum dipikirkan solusinya. Saya sudah setahun lebih pindah ke Kota Bekasi dan melihat sampah menjadi duduk perkara yang harus secepatnya dipecahkan.
Bau sampah acap kali tercium saat pagi atau malam dan usut punya usut ini berasal dari TPA Bantargebang. Bau bacin sampah terbawa angin hingga ke pusat kota, OMG!. Saya sendiri sering jengkel dengan keadaan tersebut karena mengusik aktifitas.
Bau wangi ini kebanyakan tentu berasal dari pembusukan sampah organik. Bagaimana mau sehat warganya jika kondisi lingkungannya jelek?. Kota Bekasi sekarang sedang meluncurkan acara smart city yang tengah viraldan menjadi rancangan kota kurun 21.
Smart city niscaya bukan hanya sekedar memanfaatkan teknologi dalam kehidupan penduduk tetapi tujuan khususnya yaitu bagaimana dengan teknologi penduduk kota menjadi benar-benar smart dalam perilakunya, utamanya dalam manajemen sampah. Masalah sampah menurut saya bukan berada di final alias di Tempat Pembuangan Akhir tetapi berawal dari rumah.
Kaprikornus rancangan yang saya tuangkan ialah bagaimana mengelola sampah dari rumah. Intinya setiap rumah tangga mesti sudah mampu mendaur ulang sampah di rumah (utamanya yang organik) menjadi kompos.
Darimana alatnya?. Mahal tidak?. Nah ini yang mesti dipikirkan oleh enginer kita supaya bisa membuat alat pengubah sampah organik menjadi kompos secara murah. Saya sempat mendapatkan video di youtube perihal alat pengubah sampah organik di dapur menjadi kompos.
Saya percaya enginner-enginner Indonesia juga bisa membuatnya dan secepatnya diaplikasikan ke seluruh rumah tangga di Indonesia. Saya disini cuma menuangkan inspirasi saja, jadi kurang lebih alurnya mirip ini:
Opsi Pertama 1. Setiap rumah harus memiliki instalasi pengumbah sampah organik menjadi kompos. 2. Kompos yang yang telah jadi setiap hari diantarke suatu lokasi (bisa saja disebut bank kompos). Bank kompos ini dibuat mampu per kelurahan atau kecamatan. 3. Kompos lalu diantarke bank sampah untuk ditukar dengan uang. Bisa jadi penghasilan sampingan kan?. 4. Bank sampah mampu menjual komposnya ke para pelaku industri, petani atau stake holder lain. 5. Pembelian alat daur ulang sampah organik bisa juga memakai tata cara DP kemudian sisanya nyicil melalui hasil kompos tadi ke bank sampah.
Opsi Kedua 1. Setiap rumah mengirim sampah organik ke bank sampah yang ada di kelurahan. (pilihan bila sukar membeli alat daur ulang sampah organik di rumah. 2. Dalam hal ini setiap kelurahan harus punya satu unit lokasi pengubah sampah organik menjadi kompos. 3. Setelah sampah disetor ke kelurahan, hasil kompos kemudian bisa ditukar dengan duit sesuai berat kompos yang dihasilkan.
Dampak dari adanya manajemen sampah ini yakni akan menetralisir distribusi sampah organik yang busuk dari setiap rumah menuju TPA. Sampah organik di TPA lah yang mengakibatkan amis anyir tercium di Kota Bekasi.
Jika dari skala rumah saja sudah higienis dari sampah organik maka di TPA pun mungkin cuma ada sampah berjenis anorganik saya yang tidak mengeluarkan anyir.
Kaprikornus pada pada dasarnya kita menyediakan sebuah acara yang mau mengganti sikap penduduk kota dan imbas jadinya yakni kota menjadi bersih alasannya memang perilaku masyarakatnya sendiri telah bersih dari rumah. Inilah yang dinamakan smart city.
Salah satu pengaruh dari konsentrasi penduduk yang pesat yakni sampah. Ya, sampah menjadi sebuah fenomena yang sampai sekarang masih belum dipikirkan solusinya. Saya sudah setahun lebih pindah ke Kota Bekasi dan melihat sampah menjadi duduk perkara yang harus secepatnya dipecahkan.
Bau sampah acap kali tercium saat pagi atau malam dan usut punya usut ini berasal dari TPA Bantargebang. Bau bacin sampah terbawa angin hingga ke pusat kota, OMG!. Saya sendiri sering jengkel dengan keadaan tersebut karena mengusik aktifitas.
Bau wangi ini kebanyakan tentu berasal dari pembusukan sampah organik. Bagaimana mau sehat warganya jika kondisi lingkungannya jelek?. Kota Bekasi sekarang sedang meluncurkan acara smart city yang tengah viraldan menjadi rancangan kota kurun 21.
Tumpukan sampah di salah satu pasar kota Bekasi. Dokumen eksklusif |
Kaprikornus rancangan yang saya tuangkan ialah bagaimana mengelola sampah dari rumah. Intinya setiap rumah tangga mesti sudah mampu mendaur ulang sampah di rumah (utamanya yang organik) menjadi kompos.
Darimana alatnya?. Mahal tidak?. Nah ini yang mesti dipikirkan oleh enginer kita supaya bisa membuat alat pengubah sampah organik menjadi kompos secara murah. Saya sempat mendapatkan video di youtube perihal alat pengubah sampah organik di dapur menjadi kompos.
Saya percaya enginner-enginner Indonesia juga bisa membuatnya dan secepatnya diaplikasikan ke seluruh rumah tangga di Indonesia. Saya disini cuma menuangkan inspirasi saja, jadi kurang lebih alurnya mirip ini:
Opsi Pertama 1. Setiap rumah harus memiliki instalasi pengumbah sampah organik menjadi kompos. 2. Kompos yang yang telah jadi setiap hari diantarke suatu lokasi (bisa saja disebut bank kompos). Bank kompos ini dibuat mampu per kelurahan atau kecamatan. 3. Kompos lalu diantarke bank sampah untuk ditukar dengan uang. Bisa jadi penghasilan sampingan kan?. 4. Bank sampah mampu menjual komposnya ke para pelaku industri, petani atau stake holder lain. 5. Pembelian alat daur ulang sampah organik bisa juga memakai tata cara DP kemudian sisanya nyicil melalui hasil kompos tadi ke bank sampah.
Alur smart waste management |
Dampak dari adanya manajemen sampah ini yakni akan menetralisir distribusi sampah organik yang busuk dari setiap rumah menuju TPA. Sampah organik di TPA lah yang mengakibatkan amis anyir tercium di Kota Bekasi.
Jika dari skala rumah saja sudah higienis dari sampah organik maka di TPA pun mungkin cuma ada sampah berjenis anorganik saya yang tidak mengeluarkan anyir.
Kaprikornus pada pada dasarnya kita menyediakan sebuah acara yang mau mengganti sikap penduduk kota dan imbas jadinya yakni kota menjadi bersih alasannya memang perilaku masyarakatnya sendiri telah bersih dari rumah. Inilah yang dinamakan smart city.