Blogger Jateng

Memperpendek Jarak Tempuh Sekolah Dengan School Zoning System

Halo sobat-teman selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Oke kali ini aku akan menyertakan sedikit ulasan tentang fenomena biasa yang terjadi di kota kawasan saya kini mengadu nasib ialah Bekasi yaitu kemacetan. Ya, macet alias traffic jam adalah sebuah fenomena umum yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia. Macet ini disebabkan oleh pergerakan manusia untuk melakukan aktifitas entah itu ke sekolah, tempat kerja, pasar atau yang lain. 
Apakah kemacetan ini mampu dihindari atau teratasi?. Berbagai kebijakan telah banyak dilaksanakan pemerintah mulai dari penambahan jalan raya, pembangunan jalan tol, peningkatan sarana transportasi biasa dan lainnya. Akan namun menurut aku menanggulangi kemacetan di negara meningkat seperti Indonesia tidak semudah itu. Coba lihat kemajuan penjualan kendaraan beroda empat/motor di Indonesia?. Saya yakin lama-kelamaan panjang jalan tidak akan lagi mampu menampung volume kendaraan lantaran kecepatan kepemilikan kendaraan lebih tinggi dibandingkan perkembangan jalan raya.
 Oke kali ini saya akan menambahkan sedikit ulasan tentang fenomena umum yang terjadi di k Memperpendek Jarak Tempuh Sekolah Dengan School Zoning System
Macet membuatstres pic: http://www.inseasia.com/
Lalu bagaimana langkah mengantisipasi kemacetan atau kepadatan di jalan raya di kota besar terutama Bekasi?. Menurut aku salah satu sistem yang bisa dicoba adalah dengan School Zoning System. Apaaan tuh?. Kita lihat dahulu, bahwa salah satu aktifitas yang paling banyak menciptakan kendaraan lalu-lintas di jalan yaitu menuju sekolah. Dalam hal ini jumlah anak yang pergi sekolah setiap hari pasti pasti mendominasi selain yang pergi kerja. Nah, saya memiliki wangsit untuk membuat semacam zonasi sekolah bagi setiap siswa/anak/keluarga. 
Tujuan dari metode ini yaitu untuk memperpendek jarak tempuh. Dampaknya dibutuhkan setiap anak akan lebih cepat menuju sekolahnya tanpa harus berlama-usang di jalanan yang menghabiskan waktu. Ini tentu akan meminimalkan beban jalan dan nanti mungkin yang mendominasi jalan yakni orang yang pergi kerja saja. Lalu apa saja yang harus diharapkan untuk menjalankan tata cara ini?.
1. Database sekolah per kecamatan (lengkap dengan profil, peta, visi misi, program dll) 2. Database keluarga/siswa (sekolah, kelas dan alamat) 3. Aplikasi School Zoning System 4. Kualitas sekolah yang merata (paling penting)
Bagaimana alur kerjanya?. Nantinya aplikasi akan mengantarkan data anjuran tentang lokasi sekolah terdekat dari rumah berikut peta, jarak, profil sekolah acara sekolah dan yang lain. Untuk anak yang mau masuk TK/SD maka setiap keluarga mesti didata dulu supaya masuk dalam database aplikasi. Setelah itu maka saat anak akan masuk usia sekolah, akan timbul notifikasi perihal sekolah terdekat dengan profilnya. Khusus untuk yang baru lulus SD maka nanti setelah dia lulus/sebelum UN maka akan timbul notifikasi ihwal lokasi tujuan Sekolah Menengah Pertama selanjutnya yang paling akrab dengan rumah. Orang bacin tanah bisa melihat profilnya secara lengkap/ Begitu pula dengan yang gres lulus SMP yang mau melanjutkan ke SMA.
 Oke kali ini saya akan menambahkan sedikit ulasan tentang fenomena umum yang terjadi di k Memperpendek Jarak Tempuh Sekolah Dengan School Zoning System
Alur kerja School Zoning System untuk siswa TK/Sekolah Dasar
 Oke kali ini saya akan menambahkan sedikit ulasan tentang fenomena umum yang terjadi di k Memperpendek Jarak Tempuh Sekolah Dengan School Zoning System
Alur kerja School Zoning System untuk siswa Sekolah Menengah Pertama/SMA
Lalu dimana masalah penerapan sistem smart ini?. Yang pertama pasti ialah kualitas sekolah. Ya, tidak disanggah kualitas sekolah dalam satu kota belum merata dan pastinya orang renta sering memilih sekolah yang punya rangking dan trade record anggun. Inilah yang menjadi tantangan pemerintah. Bagaimana agar tidak ada lagi stratifikasi sekolah semacam ini. Semua sekolah harus terjamin sama kualitasnya. Dengan demikian siswa bisa sekolah dengan baik meskipun jaraknya paling akrab dengan rumah. Inilah kuncinya, pemerataan kualitas sekolah yang harus memang diwujudkan. 
Selanjutnya sekolah harus mengantarkan database setiap anak ke sebuah server selaku basis data aplikasi ini. Artinya ada sinergi antara sekolah dengan bank data aplikasi school zoning system. Apakah program ini mampu diwujudkan?. Tentu mampu asalkan ada kemauan dan jerih payah semua pihak utamanya tadi harus menegaskan semua sekolah punya mutu yang setara. Coba lihat di negara lain seperti Jepang saja kan mutu setiap sekolah relatif sama tidak ada stratifikasi seperti di Indonesia. Jadinya setiap siswa tidak usah khawatir tidak kebagian sekolah cantik, karena sekolah disamping rumah pun kualitasnya telah baik.
Penulis: Agnas Setiawan, Guru Sekolah Menengan Atas Unity Bekasi