Kota pada dasarnya merupakan hasil peradaban manusia sebagai kawasan bertempat tinggal dan berbagai macam aktivitas sosial, ekonomi dan budaya di dalamnya.
Sebagai sentra segala macam aktifitas, kota ialah kawasan yang dinamis dan akan selalu mengalami perkembangan utamanya dalam sisi tata ruang. Baca juga: Konsep trickle down effect
Seiring berjalannya waktu struktur ruang kota berevolusi mengikuti kebutuhan manusia didalamnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat kota akan mensugesti pergantian dan kemajuan tata ruang kota sehingga membentuk zona-zona perkotaan.
Menurut keruangannya, zona-zona suatu kota mampu dibedakan selaku berikut:
1. Inti Kota Inti kota atau core ialah sentra kota yang didalamnya berkumpul aneka macam macam acara sosial, ekonomi, budaya dan pemrintahan. Hal itu sebab inti kora memiliki berbagai macam kemudahan dan prasarana yang mendukung kegitan tersebut.
Sarana dan prasana dalam inti kota seperti superblok, perkantoran, pasar, pemukiman, stasiun, terminal, sekolah, rekreasi sampai kesehatan.
Adanya semua fasilitas penunjang tersebur menciptakan inti kota senantiasa sibuk dan tak pernah tidur. Pusat kota sering disebut juga sebagai CBD atau Central Bussiness District. Baca juga: Ciri awan cirrus, stratus dan cumulus
2. Selaput Inti Kota Wilayah kota ini merupakan daerah yang berlokasi di luar inti kota dan terbentuk lantaran adanya pengembangan inti kota ke arah luar.
Pengembangan ini tergantung pada ruang yang tersedia, keperluan penduduk, teknologi, faktor geografi hingga kebijakan pemerintah. Perkembangan selaput inti kota dapat membentuk contoh-contoh unit aktivitas seperti:
1. Sentralisasi, adalah hadirnya gejala pengelompokkan aktifitas pada kawasan tertentu. Daerah ini pada umumnya ialah pusar hiruk pikuk sehingga mampu menjadi inti selaput kota. 2. Nukleasi, adalah sentra tempat aktivitas yang hampir sama dengan sentralisasi namun ukurannya lebih kecil. 3. Desentralisasi, ialah gejala pengelompokan yang menjauhi titik pusat sehingga akan menghasilkan inti gres. 4. Segregasi, merupakan kalangan pemukiman yang terpisah alasannya adalah perbedaan status sosial seperti pemukiman kumal , pemukiman kelas atas/cluster dan rusun.
3. Kota Satelit Merupakan tempat yang mempunyai sifat kekotaan balasan dari kemajuan inti kota. Hal ini disebabkan inti kota telah tidak mampu memberi daya dukung terhadap aktifitas kehidupan kota inti.
Kota Satelit sering menjadi sentra industri dan produksi yang nantinya akan diantarke CBD. Baca juga: Beda patahan dextral dan sinistral
4. Sub Urban Merupakan suatu kawasan yang lokasinya terletak di sekeliling sentra kota dan menjadi rumah para pekerja dan industri manufaktur.
Sub urban ialah batas kota dan desa dimana sifat penduduk desa masih dijumpai dan menjadi kawasan peralihan.
Gambar: disini
Sebagai sentra segala macam aktifitas, kota ialah kawasan yang dinamis dan akan selalu mengalami perkembangan utamanya dalam sisi tata ruang. Baca juga: Konsep trickle down effect
Seiring berjalannya waktu struktur ruang kota berevolusi mengikuti kebutuhan manusia didalamnya. Kondisi sosial ekonomi masyarakat kota akan mensugesti pergantian dan kemajuan tata ruang kota sehingga membentuk zona-zona perkotaan.
Menurut keruangannya, zona-zona suatu kota mampu dibedakan selaku berikut:
Kawansan CBD Sudirman |
Sarana dan prasana dalam inti kota seperti superblok, perkantoran, pasar, pemukiman, stasiun, terminal, sekolah, rekreasi sampai kesehatan.
Adanya semua fasilitas penunjang tersebur menciptakan inti kota senantiasa sibuk dan tak pernah tidur. Pusat kota sering disebut juga sebagai CBD atau Central Bussiness District. Baca juga: Ciri awan cirrus, stratus dan cumulus
2. Selaput Inti Kota Wilayah kota ini merupakan daerah yang berlokasi di luar inti kota dan terbentuk lantaran adanya pengembangan inti kota ke arah luar.
Pengembangan ini tergantung pada ruang yang tersedia, keperluan penduduk, teknologi, faktor geografi hingga kebijakan pemerintah. Perkembangan selaput inti kota dapat membentuk contoh-contoh unit aktivitas seperti:
1. Sentralisasi, adalah hadirnya gejala pengelompokkan aktifitas pada kawasan tertentu. Daerah ini pada umumnya ialah pusar hiruk pikuk sehingga mampu menjadi inti selaput kota. 2. Nukleasi, adalah sentra tempat aktivitas yang hampir sama dengan sentralisasi namun ukurannya lebih kecil. 3. Desentralisasi, ialah gejala pengelompokan yang menjauhi titik pusat sehingga akan menghasilkan inti gres. 4. Segregasi, merupakan kalangan pemukiman yang terpisah alasannya adalah perbedaan status sosial seperti pemukiman kumal , pemukiman kelas atas/cluster dan rusun.
3. Kota Satelit Merupakan tempat yang mempunyai sifat kekotaan balasan dari kemajuan inti kota. Hal ini disebabkan inti kota telah tidak mampu memberi daya dukung terhadap aktifitas kehidupan kota inti.
Kota Satelit sering menjadi sentra industri dan produksi yang nantinya akan diantarke CBD. Baca juga: Beda patahan dextral dan sinistral
4. Sub Urban Merupakan suatu kawasan yang lokasinya terletak di sekeliling sentra kota dan menjadi rumah para pekerja dan industri manufaktur.
Sub urban ialah batas kota dan desa dimana sifat penduduk desa masih dijumpai dan menjadi kawasan peralihan.
Gambar: disini