Blogger Jateng

Sudahkah Anda Membuat Lesson Plan Minggu Ini?

Rencana pembelajaran atau lesson plan merupakan sebuah instrumen terpenting yang harus guru buat saat akan masuk kelas. 

Tanpa lesson plan yang elok maka pembelajaran niscaya tidak akan berlangsung baik. Membuat lesson plan memang memerlukan waktu dan guru harus mampu menyediakannya. Baca juga: rumus penurunan suhu di troposfer
Saya sendiri mencar ilmu untuk menciptakan lesson plan semenjak mengikuti aneka macam pelatihan, pelatihan dan baca-baca literasi pendidikan di internet. Saya terus jelas sungguh risih sekali menyaksikan format lesson plan yang dibentuk pemerintah. 

Satu lesson plan mampu sampai lebih dari 1,2 atau puluhan halaman. Di Kurikulum 2013 pun lesson plan malah tambah banyak isinya sampai bahan pelajaran dimasukan segala (pengalaman pas bimtek kemarin ada yang formatnya begitu), kemudian fungsi buku untuk apa?.
Corat-coret Lesson plan saya ahad ini
Saya membandingkan lesson plan di luar negeri, formatnya lebih simple dan tidak boros kertas. Kok membanding-bandingkan dengan negara lain?. Ya tidak apa-apa dong, bila memang mereka lebih baik mengapa kita tidak tiru. 

Saya percaya guru-guru melakukan administrasi mencari jalan pintas adalah copas. Saya pun demikian, tetapi untuk lesson plan di kelas, saya buat sendiri dengan format sederhana.

Artinya saya buat beda untuk kebutuhan manajemen sekolah dan untuk di kelas. Pernah aku searching di internet, bahkan ada jasa pembelian administasi pembelajaran dari semua jenjang sekolah. 

Kalau begini, ya sama saja mempunyai arti lesson plan atau RPP hanya sebatas formalitas saja. 

Baca juga:
Teknik apersepsi fantastis di kelas, mau tau?
Liburan sehari semalam di Bali, mampu saja!

Kita selaku guru mesti betul-betul membuat lesson plan untuk acara belajar bukan hanya sebatas formalitas saja. 

Namun tampaknya guru di Indonesia memiliki waktu yang sedikit alasannya fokus mengelola manajemen sekolah, mengejar-ngejar jumlah jam pelajaran (bahkan ada yang satu guru mampu 40 jam lebih dalam sepekan), tentu saja sampai rumah akan kecapaian dan tidak ada waktu istirahat untuk membuat lesson plan. 

Kuantitas lebih diutamakan dibanding kualitas. Ini yakni pengalaman aku sendiri yang mulai menjadi guru sejak tahun 2010 dari honorer hingga menjadi guru non honorer.  

Baca juga: ini lho gas-gas yang bikin udara terkotori
Di sekolah aku ada guru kurikulum Cambridge dan mereka tidak dipusingkan dengan administrasi yang rumit, banyak dan menghabiskan waktu seperti guru di Indonesia. Mereka mendapatkan semua tools, dan tools ditawarkan oleh pemasokkurikulum.

Artinya guru cuma menerima dan melaksanakan apa yang telah disediakan dengan pengembangan oleh guru masing-masing. 

Guru tidak dipusingkan oleh tugas menciptakan admnistrasi yang jelimet karena telah ada yang melaksanakan. 

Guru cuma bertugas mengembangakan dan menyampaikan pembelajaran di kelas sebaik dan sebagus mungkin agar siswa bahagia dan bisa mengenali pelajaran. 

Sudahkah anda menciptakan lesson plan ahad ini?. Baca juga: aplikasi evaluasi soal PG di excel otomatis