Blogger Jateng

Perbedaan Lesson Plan Indonesia dengan Luar Negeri

Lesson plan atau Rencana Pembelajaran ialah salah satu senjata penting seorang guru ketika akan mengajar di kelas. Tanpa lesson plan yang anggun maka guru tidak akan mengajar dengan baik di kelas. 

Namun apakah menciptakan lesson plan itu yaitu sesuatu yang mudah?. Bagi yang terbiasa menciptakan lesson plan pasti ini ialah pekerjaan yang gampang. 

Akan tetapi yang membuat aku tidak habis pikir yaitu mengapa format lesson plan di Indonesia begitu kaku dan sungguh banyak sehingga aku kini sangat menyibukkan guru. Saya akan membandingkan contoh lesson plan guru di mancanegara. 

Ketika aku pembinaan K 13 kemarin misalnya, pelatih kurikulum menawarkan teladan RPP yang jelimet. Masa materi pelajaran diisikan pula di RPP? kan telah ada di buku atau sumber lain?. Boros kertas donk?. 
Lesson plan mancanegara yang simple, satu lembar saja
Saya menyaksikan contoh pembuatan lesson plan yang dibuat pemerintah sungguh kaku dan memberatkan guru. Tapi aku tidak memahami apakah acuan RPP yang disampaikan instruktur itu memang baku dan harus begitu atau guru boleh buat sendiri dan tidak harus sama. Masa iya satu kompetensi dasar saja guru bisa menciptakan puluhan lembar RPP. 

Dalam satu tahun pelajaran, guru mampu ngeprint manajemen sampai satu rim kertas!. OMG
Saya sendiri cenderung menentukan kopas saja saat mengumpulkan manajemen mencar ilmu buat legalisasi karena pada umumnya sekolah mintanya satu format, gak boleh beda. 

Namun aku sering menciptakan lesson plan dengan format sendiri untuk pembelajaran di kelas, menggunakan teladan lesson plan dari mancanegara yang simple sangat. I like simplicity. 

Kaprikornus memang saya kira benar guru-guru kerepotan dalam menciptakan lesson plan karena formatnya memang begitu ribet dan kaku. Ini adalah salah satu evaluasi aku selaku guru kepada format lesson plan di Indonesia. 

Praktis-mudahan mekanisme manajemen pembelajaran di Indonesia lebih baik lagi, simple dan fleksibel.