Halo sahabat sekalian, gampang-mudahan sehat selalu dan tetap produktif. Kali ini saya akan menyampaikan sedikit perihal fenomena yang terkati geografi transportasi ialah fenomena kendaraan beroda empat murah yang semakin menginvasi Indonesia.
Mobil murah?, siapa yang tidak tergiur dengan slogan tadi. Pertumbuhan manusia yang cepat ditambah kondisi ekonomi yang membaik membuat masyarakatIndonesia telah banyak yang membutuhkan kendaraan dengan harga murah.
Beberapa dekade lalu mungkin kita hanya mengenal beberapa macam merek mobil saja, tetapi sekarang aneka macam dealer kendaraan beroda empat telah menjamur. Mobil murah menjadi senjata bisnis negara-negara maju di negara meningkat .
Jadi jangan heran kalau banyak macet disana-sini. Kalaupun jumlah ruas jalan itu ditambah maka kemacetan niscaya selalu ada, paling tidak cuma berkurang sedikit. Mengapa demikian?.
Karena kemajuan volumen kendaraan tidak sebanding dengan perkembangan ruas jalan. Jika misal satu hari ada 1.000 mobil keluar dealer di Jakarta maka perkembangan jalan paling hanya 10 meter per hari. 100 mobil kali panjang kendaraan beroda empat misal 2 m saja telah 200 m bukan. Gambar: disini
Makara ya, kita realistis saja bahwa mobil murah ini memang salah satu penyebab kemacetan lalu-lintas. Belum lagi adanya fenomena ojek berbasis daring dimana sekarang mobil pribadi berkeliaran tiap hari di jalanan mencari penumpang.
Apakah itu melanggar?. Tidak, itu fenomena masuk akal dan telah menjadi takdir di masa digital dikala ini.
Mobil murah ialah tanda bahwa penduduk Indonesia perekonomiannya kian meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi dengan fasilitas kredit kita membeli mobil yang cocok budget kita. Kaprikornus kemacetan di jalanan ialah variasi banyak sekali aspek guys, rumit.
Regulasi mobil murah+program kredit ringan+ojek daring+jalanan sempit+manajemen kemudian lintas+motor bertambah banyak dan yang lain. Saya yakin walaupun pajak mobil dinaikan atau harga kendaraan beroda empat dinaikan, tetap saja akan laku.
Lalu bagaimana dengan keadaan angkutanmassal di Indonesia. Memang pertumbuhannya semakin membaik tetapi tetap tidak mampu mengimbangi jumlah populasi di kota besar yang makin tidak terkendali.
Fenomena kendaraan beroda empat murah memang menjadi salah satu tanda bahwa perkembangan industri Indonesia makin meningkat tetapi pasti mesti diimbangi manajemen kemudian-lintas yang handal agar kemacetan mampu diminimalkan atau bahkan dihilangkan.
Mobil murah?, siapa yang tidak tergiur dengan slogan tadi. Pertumbuhan manusia yang cepat ditambah kondisi ekonomi yang membaik membuat masyarakatIndonesia telah banyak yang membutuhkan kendaraan dengan harga murah.
Beberapa dekade lalu mungkin kita hanya mengenal beberapa macam merek mobil saja, tetapi sekarang aneka macam dealer kendaraan beroda empat telah menjamur. Mobil murah menjadi senjata bisnis negara-negara maju di negara meningkat .
Jadi jangan heran kalau banyak macet disana-sini. Kalaupun jumlah ruas jalan itu ditambah maka kemacetan niscaya selalu ada, paling tidak cuma berkurang sedikit. Mengapa demikian?.
Karena kemajuan volumen kendaraan tidak sebanding dengan perkembangan ruas jalan. Jika misal satu hari ada 1.000 mobil keluar dealer di Jakarta maka perkembangan jalan paling hanya 10 meter per hari. 100 mobil kali panjang kendaraan beroda empat misal 2 m saja telah 200 m bukan. Gambar: disini
Makara ya, kita realistis saja bahwa mobil murah ini memang salah satu penyebab kemacetan lalu-lintas. Belum lagi adanya fenomena ojek berbasis daring dimana sekarang mobil pribadi berkeliaran tiap hari di jalanan mencari penumpang.
Apakah itu melanggar?. Tidak, itu fenomena masuk akal dan telah menjadi takdir di masa digital dikala ini.
Mobil murah ialah tanda bahwa penduduk Indonesia perekonomiannya kian meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi dengan fasilitas kredit kita membeli mobil yang cocok budget kita. Kaprikornus kemacetan di jalanan ialah variasi banyak sekali aspek guys, rumit.
Regulasi mobil murah+program kredit ringan+ojek daring+jalanan sempit+manajemen kemudian lintas+motor bertambah banyak dan yang lain. Saya yakin walaupun pajak mobil dinaikan atau harga kendaraan beroda empat dinaikan, tetap saja akan laku.
Lalu bagaimana dengan keadaan angkutanmassal di Indonesia. Memang pertumbuhannya semakin membaik tetapi tetap tidak mampu mengimbangi jumlah populasi di kota besar yang makin tidak terkendali.
Fenomena kendaraan beroda empat murah memang menjadi salah satu tanda bahwa perkembangan industri Indonesia makin meningkat tetapi pasti mesti diimbangi manajemen kemudian-lintas yang handal agar kemacetan mampu diminimalkan atau bahkan dihilangkan.