Blogger Jateng

Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya

Masswasting ialah pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuruni lerengan dikarenakan imbas gravitasi. Masswasting bisa mengganti bentang alam jikalau terjadi dalam skala yang besar. 

Longsor merupakan salah satu jenis masswasting yang berbahaya alasannya mampu merusak pemukiman dalam waktu singkat. Longsor di Ponorogo baru-baru ini ialah salah satu masswasting paling besar yang melanda Indonesia. Puluhan jiwa terkubur longsor dan ratusan rumah hancur. Baca juga: Bedanya patahan dextral dan sinistral
Masswasting merupakan pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuru Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya
Masswasting berupa longsoran watu
Fenomena masswasting bisa terjadi simpulan kombinasi aneka macam faktor diantaranya: 1. Kemiringan lereng Kondisi lereng yang curam akan menambahterjadinya masswasting karena gaya gesek semakin rendah. Lereng yang miring seharusnya tidak ditinggali atau masuk zona merah sebab riskan longsor.
2. Gravitasi Semakin besar derajat kemiringan lereng maka semakin besar pula gravitasi yang melaksanakan pekerjaan sehingga material akan cenderung menuruni lereng.
3. Air Air berfungsi sebagai penambah besarnya gerakan juga penambah beban sehingga mampu memudahkan gerakan. Keberadaan air diantara butir-butir atuan atau tanah mampu mengurangi daya kohesi antara material sehingga mudah terurai. 
4. Gempa atau getaran Gempa bumi atau getaran akhir mesin bisa menciptakan retakan di bukit dan lereng sehingga akan gampang untuk bergerak menuruni lereng.
5. Curah hujan  Curah hujan yang tinggi akan menciptakan limpasan air di lereng makin besar dan akan menimbulkan erosi. 
6. Perubahan keadaan vegetasi Kondisi lereng yang botak akan lebih gampang untuk mengalami masswasting dibandingkan lereng yang ditumbuhi banyak vegetasi dengan akar yang berpengaruh.
Masswasting dapat diklasifikasikan dalam aneka macam tipe selaku berikut: 1. Rayapan tanah (soil creep) Rayapan tanah ialah proses gerakan tanah yang sungguh lambat. Rayapan tanah mampu dilihat dari adanya permukaan tanah bergelombang, tiang listrik miring, pagar miring dan dinding bangunan yang retak. Baca juga: Kondisi geografi Indonesia
2. Aliran tanah (earth flow) Aliran tanah umumnya terjadi pada daerah lembab dengan lereng curam. Fenomena ini terjadi dalam berjam-jam dan menghasilkan timbunan material berupa seperti undakan.
Masswasting merupakan pergerakan massa batuan hasil pelapukan atau sedimentasi yang menuru Masswasting: Penyebab, Jenis dan Upaya Pencegahannya
Rayapan tanah
3. Aliran lumpur (mud flow) Aliran lumpur mampu terjadi menuruni lereng di perbukitan dan pegunungan. Aliran lumpur dapat terjadi pada perbukitan di gurun pasir saat hujan deras.

Aliran lumpur bisa terjadi pada gunung api yang gres meletus. Hujan menjinjing bubuk vulkanik sisa letusan menuruni lereng hingga ke sungai membentuk banjir lahar.
4. Tanah longsor (landslide) Tanah longsor yakni massa batuan yang meluncur dengan secepatnya ke bawah lereng. Ada dua bentuk tanah longsor ayitu longsoran gres (rock slide) dan runtuhan tanah (slump). Longsoran gres berupa massa batuan induk yang meluncur turun pada bidang miring yang rata seperti patahan. 

Sementara runtuhan tanah ialah massa batuan yang meluncur turun pada bidang miring yang cekung. Baca juga: Bedanya awan cirrus, stratus dan cumulus
5. Guguran batau (rock fall) Masswasting paling cepat ialah guguran kerikil. Fenomena ini berupa massa batuan yang bergerak jatuh bebas dari tebing curam. Ukuran gres yang gugur mampu bermacam-macam mulai watu kecil hingga bongkahan sebesar rumah.
Masswasting bisa dicegah dengan melaksanakan hal berikut: - menamam pohon kayu berakar besar lengan berkuasa di lereng terjal. - tidak membuat sawah di atas lereng terjal. - tidak menciptakan getaran di atas lereng. - tidak membangun rumah di bukit yang miring. 
Gambar: www.ndsu.edu